• info@njombangan.com

Monthly ArchiveMarch 2018

Akhirnya, Tiga Tokoh asal Jombang Jadi Pahlawan Nasional

Jombang (beritajatim.com) – Pendiri jami’yah NU (Nahdlatul Ulama) KH Wahab Chasbullah, dianugerahi gelar pahlawan nasional tahun ini seiring dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November. Dengan begitu, sudah ada tiga orang tokoh NU asal Kota Santri yang menyandang gelar tersebut. Dua lainnya masing-masing Hadratus Syaikh Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim.

“Kami sebagai warga nahdliyin cukup bangga karena sudah ada tiga tokoh NU yang menyandang gelar pahlawan nasional. Setelah Kiai Hasyim Asyari dan KH Wahid Hasyim, kini bertambah lagi KH Wahab Chasbullah. Beliau-beliu itu memang cukup layak menyandang predikat tersebut,” ujar Ketua PSNU (Pencak Silat Nahdlatul Ulama) Pagar Nusa Peguron Sapujagad, Dimas Cokro Pamungkas alias Gus Dimas, Jumat (7/11/2014).

Gus Dimas mengatakan, anugerah gelar pahlawan untuk Kiai Wahab adalah hal yang sangat tepat, meski terlambat puluhan tahun. Kiai asal PPBU (Pondok Pesantren Bahrul Ulum) Tambakberas Jombang merupakan salah seorang yang mempunyai andil besar dalam meletakkan dasar- dasar organisasi NU. Selain itu, Kiai Wahab juga berjuang aktif untuk bangsa dan negara ini.

“Sebenarnya masih banyak tokoh nasional dari lingkungan NU yang

juga layak mendapatkan penghargaan serupa. Semisal, KH Bisri Syansuri Denanyar, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Semoga pejuang dari tokoh-tokoh NU yang lain juga mendapatkan apresiasi selayaknya dari pemerintah. Ini awal yang bagus dari Pak Presiden Jokowi untuk kaum Nahdliyin,” tambah warga Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, ini.

Hal senada juga dilontarkan Ketua GP Ansor Jombang, H Zulfikar Dawam Ikhwanto. Pihaknya, memberikan aprsiasi positif atas diberikannya gelar pahlawan nasional untuk KH Wahab Chasbullah. Menurutnya, pemberian gelar itu sangat tepat dan tidak salah alamat. Pasalnya, almarhum merupakan tokoh sentral dalam mendirikan jamiyah NU (Nahdlatul Ulama). Bahkan, lanjut Zulfikar, Kiai Wahab merupakan inspirator berdirinya GP Ansor.

Dia mengungkapkan, keberadaan GP Ansor tidak lepas dari peran Kiai Wahab. Kelahiran organisasi pemuda NU ini berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang ada di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan di bidang pendidikan, pembinaan mubaligh. Kiai Wahab mewakili tokoh tradisional dan Kiai Mas Mansyur dari kalangan modernis. Nah, dua tahun setelah perpecahan itu atau tahun 1924, pemuda yang mendukung Kiai Wahab membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (pemuda cinta tanah air).

“Syubbanul Wathan inilah yang menjadi embrio berdirinya GP Ansor. Sebelum menjadi GP Ansor memang mengalami perubahan beberapa nama, semisal PPNU (Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama), Pemuda NU (PNU), dan Ansor Nadlatul Ulama (ANO). Penggunaan nama Ansor merupakan saran dari Kiai Wahab,” kata Zulfikar menerangkan.

Oleh karena itu, Zulfikar kembali menegaskan bahwa anugerah gelar pahlawan nasional tersebut sangat tepat bagi Kiai Wahab. Karena masih banyak kiprah kiai asal PPBU tersebut dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Termasuk peran Kiai Wahid dalam menelurkan resolusi jihad hingga pecahnya perang 10 November 1945 yang hingga saat ini diperingati sebagai Hari Pahlawan. “Saat pendudukan Jepang, Kiai Wahab juga menempuh jalan diplomasi untuk membebaskan para kiai di Jawa yang dipenjara tentara Nipon,” tambahnya.

Seperti diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan memberikan anugerah pahlawan nasional kepada KH Wahab Chasbullah. Penyerahan itu dilakukan di istana negara seiring peringatan Hari Pahlawan 10 November. Saat ini putra-putri almarhum sudah berada di Jakarta sebagai perwakilan dari keluarga. Mereka adalah Hj Mundjidah Wahab, Hj Hizbiyah Rochim, Hj Mahfudloh Ali Ubaid, serta KH Hasib Wahab. [suf/kun]

 

Penulis: Yusuf Wibisono
Article courtesy: Beritajatim.com
Photo courtesy: Bangjonesia

Karakter Unik Orang Jombang yang Bikin Mereka Punya Banyak Sahabat di Perantauan

Kamu pernah punya sahabat orang Jombang? Mereka pasti punya karakter yang sangat unik dan berbeda dengan yang lain. Apalagi kalau mereka sudah merantau.

Sifat aslinya yang lugu dan polos serta baik hati membuatnya dicintai banyak orang. Hal itu membikin para pendatang dari Jombang dicintai teman-temannya. Apa saja yang membikin mereka kerap dinobatkan sebagai sahabat karib?

  1. Orang Jombang ini terbiasa dengan perbedaan karena tinggal di daerah mukltikultur.

Jombang terkenal dengan kota santri. Namun bukan berarti tak ada umat beragama lain selain Islam yang bermukim di sana. Dekat dengan Pondok Pesantren Tebu Ireng, berdiri Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno, gereja tertua di Jawa Timur. Meski berdekatan dan hidup dalam perbedaan, tak pernah ada konflik yang memecah-belah umat beragama di daerah itu. Justru kotanya aman tenteram.

  1. Jombang punya tokoh unggulan, Gusdur, yang terkenal dengan pemikirannya yang terbuka dan penuh kedamaian. Orang Jombang biasanya mengidolakan Gusdur. Hal itu membuat mereka otomatis sepemikiran dengan tokoh idolanya.

Siapa yang tak kenal Gusdur. Mantan Presiden RI itu punya pemikiran yang amat terbuka dan mengajarkan semua orang untuk bersahabat satu sama lain. Ia juga tak gemar melihat orang berseteru karena perbedaan prinsipil. Gambaran tokoh ini lantas memberikan pemahaman kepada para pengikutnya di Jombang. Mereka menjadi orang yang terbuka dan mau bersahabat dengan siapa pun.

  1. Orang Jombang imannya yang kuat, sesuai dengan tagline kotanya: Jombang Kota Beriman, membuat dia jadi orang jujur.

Orang Jombang ini terkenal dengan kejujurannya. Karakter itu terbentuk lantaran ia memiliki iman yang kuat. Orang yang betul-betul beriman umumnya punya pribadi yang baik, juga jujur.

  1. Orang Jombang itu polos dan cablak Jawa Timur, lucu-lucu ngangenin.

Orang Jombang biasanya punya logat medok Jawa Timur yang melekat. Tak heran kalau tuturan sehari-harinya menggunakan bahasa Jawa Timuran yang lucu. Pun, mereka tak gemar basa-basi. Jadi, bayangkan, bila berbicara, mereka akan cablak dengan logat Jawa Timurnya.

  1. Orang Jombang tak aneh-aneh karena terbiasa hidup di kota kecil. Jadi dia pasti jadi teman yang membawamu ke jalan yang lebih baik.

Jangankan terlibat pergaulan bebas, untuk dugem saja orang Jombang ini mikir-mikir, loh. Pasalnya, mereka tidak biasa dengan dunia yang glamor. Mereka biasa hidup di kota kecil dan tidak aneh-aneh.

  1. Orang Jombang biasanya punya karakter gak enakan. Kalau dimintai tolong iya-iya aja. Makanya di perantauan ia terkenal dengan orang yang doyan menolong.

Bukannya suka dimanfaatkan, tapi orang Jombang ini memang lekat dengan karakter yang ingin semuanya berjalan baik, damai, tanpa kerusuhan. Kalau ada yang minta tolong sesuatu, ia bakal menolong, asal itu sesuai dengan kapasitasnya.

  1. Sudah terbiasa merantau sejak sekolah, orang Jombang jadi tahu bagaimana cara menghadapi orang dari berbagai daerah.

Orang Jombang ini terbiasa dengan dunia merantau. Sejak SMA, bahkan, orang Jombang sudah terbiasa merantau untuk bersekolah di luar kota, seperti di Madiun atau Surabaya. Di sana mereka bertemu dengan banyak teman dengan latar berbeda-beda. Hal ini membuat mereka terbiasa menghadapi orang dari berbagai daerah.

Apakah kamu punya sahabat dari Jombang? Seperti itukah mereka?

 

Penulis: Hanum Putri Anjani
Article courtesy: Life.idntimes.com
Photo courtesy: Jombangcityguide.blogspot.com

Usai Terima Anugerah Dunia, Masudin Diundang ke Serbia untuk Sembuhkan Keluarga Kerajaan Serbia

SURYA.co.id | JOMBANG – Kepiawaian Mr Masudin sebagai terapis saraf telinga kian mendunia. Setelah menerima anugerah dari Centurion World Records, warga Dusun Ketanen, Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Jombang, ini mendapat undangan dari Kerajaan Serbia.

Tujuannnya, selain mendapat apresiasi secara khusus dari Kerajaan Serbia, Mr Masudin juga akan dimintai tolong menyembuhkan salah satu keluarga Kerajaan Serbia yang menyandang gangguan pendengaran sejak lahir.

Pihak Kerjaan Serbia sendiri mendengar kepiawaian Mr Masudin menyembuhkan gangguan pendengaran dari Carl E Bolch III, Managing Director Stern Resources yang juga salah satu miliarder asal Amerika Serikat.
Pendengaran Carl E Bolch III berangsur-angsur menuju normal setelah mulai diterapi pengobatan alternatif oleh Mr Masudin di kediaman Masudin pada Jumat 9 Maret lalu.

“Kebetulan ada keluarga kerajaan Serbia bersahabat baik dengan Carl E Bolch. Keduanya lantas berkomunikasi. Selanjutnya kerajaan Serbia berminat mengundang saya berkunjung ke sana,” jelas Mr Masudin, kepada Surya, Sabtu (24/3/2018).

Masudin sendiri setuju menghadiri undangan Kerajaan Serbia.

“Saat ini masih mengurus paspor salah satu rombongan yang akan ikut berangkat ke Serbia,” kata Mr Masudin.

Rencananya, Masudin akan membawa rombongan berjumlah 5 hingga 7 orang. Rombongan inilah yang biasa membantu Masudin menjalankan terapi saraf telinga di rumahnya, Dusun Ketanen, Banyuarang, Ngoro, Jombang.

“Begitu urusan paspor tuntas, kami segera berangkat (ke Serbia). Mungkin awal April kami segera bertolak ke serbia,” kata Mr Masudin.

Masudin mengaku, timnya tak hanya akan berkunjung ke Serbia saja, melainkan juga ke lain tempat.

“Agendanya kami juga akan New York (Amerika Serikat),” jelas Masudin.

Di New York ini, Masudin juga akan melakukan terapi saraf telinga untuk memulihkan atau membuat orang mendengar. Bagi Masudin sendiri bukan hal baru memberi terapi telinga untuk orang luar negeri.

“Tercatat sudah ada puluhan pasien dari beberapa negara yang datang ke sini. Dan alhamdulillah semuanya bisa mendengar setelah saya terapi,” jelas Masudin.

Mereka antara lain berasal dari Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, India, Tiongkok, dan terakhir miliarder Carl E Bolch III dari Amerika Serikat.

Kunjungan ke AS sekaligus menjajagi kemungkinan ‘ilmu’ terapi saraf telinganya mendapat hak paten. Sebab Masudin juga ditawari untuk diuruskan hak patennya di AS (Kalau di Indonesia semacam lembaga Hak Atas Kekayaan Intelektual/HAKI).

Masudin mengaku ditawari akan diuruskan untuk mendapatkan hak paten bagi terapi saraf telinga yang dikembangkannya.

“Sementara saya masih pertimbangkan. Saya juga pengen tahu lebih banyak soal ini ke yang bersangkutan,” tutur Masudin.

Mr Masudin memang memiliki metode khas dalam menyembuhkan gangguan pendengaran.

“Saya membuka saraf pendengaran yang tadinya tertutup dengan pijatan. Saraf pendengaran inilah kunci terapi saya,” imbuhnya.

Karena kepiawaian Masudin dalam terapi saraf telinga inilah, sejumlah penghargaan diperoleh. Misalnya pada 2013 Museum Republik Indonesia (Muri), menganugerahkan piagam sebagai penyembuh pasien tuna rungu tercepat, yakni dalam 31 detik.

Dan terakhir dari Centurion Wordl Records 9 Maret lalu, sekaligus menerima dua anugerah. Pertama, sebagai orang pertama yang mampu menyembuhkan pasien tuna rungu melalui pengobatan alternatif.

Dan kedua, mampu menyembuhkan pasien tuna rungu dengan metode alternatif tercepat. Yakni menyembuhkan 100 orang tuna rungu dalam waktu kurang dari 20 detik.

Atas anugerah-anugerah tersebut, Mr Masudin mengaku bangga. Namun baginya, yang paling membahagiakan dan membanggakan adalah bisa menyaksikan orang-orang yang dibantunya bisa mendengar secara normal.

Salah satu pasien asal AS, Carl E Bolch III, Managing Director Stern Resources yang datang ditemani CEO Stern Resources, Hartadinata Harianto menjelaskan Carl sudah berobat di klinik di AS tapi hasilnya kurang memuaskan.

“Partner saya sudah berobat di sejumlah klinik di Amerika, tapi pendengarannya masih nggak bener. Tapi di sini, baru di obati sebentar saja sudah lebih baik,” urai Hartadinata saat berkunjung ke rumah praktik Masudin beberapa waktu lalu.

Penulis: Sutono
Article courtesy: tribunnews.com
Photo courtesy: surya.co.id

38 Tahun Dekranasda, Kabupaten Jombang Turut Ambil Bagian

Jawa Timur memiliki berbagai kerajinan yang unik dan punya potensi untuk dikembangkan ke internasional. Hal inilah yang membuat Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim menggelar pameran yang mengenalkan produk kerajinan  unggulan khas Jatim, di Grand City Mall, Jalan Walikota Mustajab, Kamis (15/3/2018).

Pameran yang digelar guna memperingati HUT ke 38 Dekranasda ini dibuka oleh  Gubernur Jatim, Soekarwo ditandai dengan pemukulan gong. Pakde Karwo pun menyempatkan diri berkeliling melihat kerajinan khas Jatim, ditemani Ketua Dekranasda Jatim Nina Soekarwo usai membuka secara resmi kegiatan tersebut.

Salah satu stand yang dikunjungi Gubernur Jawa Timur siang itu adalah stand dekranasda Kabupaten Jombang. Plt. Ketua TP PKK Kabupaten Jombang, Hj. Suparti Setiajit turut mendampingi orang nomor satu di Jatim tersebut saat melihat kerajinan batik khas Jombang yang dipamerkan.

“Semua orang yang punya uang, pasti suka dan mencari produk-produk kerajinan unggulan khas yang unik. Nah, di Jawa Timur ini ada banyak produk unik,” kata Gubernur Jatim, Pak De Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim Soekarwo saat membuka pameran Batik di Grand City Mall, Jalan Walikota Mustajab, Kamis (15/3/2018) siang.

Saat keliling, setiap stand Pakde Karwo selalu mendoakan produk unggulan khas tiap Kabupaten/Kota di Jatim laris dan disukai konsumen. “Semoga  semuanya laris manis usahanya,” kata pakde.

Produk kerajinan unggulan yang dipamerkan sangat beragam. Mulai dari kain batik khas tiap daerah, perhiasan etnik, tas, dompet, hingga sepatu dan lain-lain.

Pameran yang diikuti 38 kota dan kabupaten se-Jawa Timur ini dibuka mulai 15-18 Maret 2018. Selain ada beberapa produk unggulan tiap daerah, ada pula beberapa perlombaan seperti lomba fashion show. Termasuk para perajin batik Kabupaten Jombang, meski bukan model namun mereka penuh percaya diri turut berpartisipasi. Para perajin batik seperti pak Tris, pak Amin turut  berlenggak lenggok bak peragawan peragawati diatas catwalk mengenakan karya batik ciptaannya.

Pakde Karwo juga berpesan  jika ingin produknya bisa diminati. Penjual harus meningkatkan kualitas dan estetika kemasan. “Biasanya kalau kemasannya unik-unik, orang pasti suka,” ujarnya.

Pakde Karwo pun berharap, pameran ini bisa memperkenalkan potensi kerajinan tiap daerah. Tak hanya itu, dia memiliki target jika penjualan di pameran ini harus naik dari tahun-tahun sebelumnya.

“Nanti kalau target penjualan naik, penjual akan sejahtera. Itu pasti terlihat dari gaya hidupnya yang pakai baju biasa, bajunya jadi lebih bagus-bagus,” imbuh gubernur yang hampir satu dasawarsa mengurusi perajin Jatim ini.(Admin)

 

Penulis: Humas 2018
Article courtesy: jombangkab.go.id
Photo courtesy: jombangkab.go.id

Peringatan Women’s Day di Kabupaten Jombang

Dari peringatan  Hari Perempuan Internasional di Kabupaten Jombang,pada (10/3/2018) pagi sejumlah perempuan dari berbagai unsur mulai dari PKK, Ormas Perempuan, Organisasi Wanita, juga LSM turun kejalan. Mereka berjalan menyusuri ruas jalan protokol, sambil meneriakkan yel yel dan kampanye Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan  Anak hingga kampanye anti narkoba.

Pemberangkatan jalan sehat dalam rangka Hari Perempuan Internasional di kabupaten Jombang tersebut oleh  Plt. Ketua TP PKK Kabupaten Jombang, Hj.Suparti Setiajit. Tampak hadir juga Asisten, Kepala OPD terkait, perwakilan dari Forkopimda, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Jombang.

Kegiatan ini adalah kegiatan TP PKK Kabupaten Jombang sinergi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang. dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional atau Women’s Day yang jatuh setiap 8 Maret.

Jalan Sehat dan lomba yel yel digelar dengan tema Berlian atau Bersama Lindungi Perempuan dan Anak
Sebelum berangkat para peserta meneriakkan yel yel, slogan kampanyenya  dengan tema Stop Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Setelah melakukan yel yel selama 2-3 menit, para peserta ini lantas jalan melalui rute yang telah ditentukan  panitia.

Sholahudin, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak kabupaten Jombang mengatakan bahwa maksud digelarnya peringatan hari Perempuan Internasional ini adalah untuk menandai pencapaian dan prestasi perempuan dalam mewujudkan kesetaraan gender dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan budaya.

“Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam pembangunan dalam rangka mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera. Serta untuk menghapuskan segala tindak kekerasan dan keadilan gender bagi perempuan,”ungkapnya.

Dari 300 orang yang terdiri dari unsur kader organisasi perempuan dan PKK se Kabupaten Jombang tersebut dinilai oleh Dewan Juri didalam semangat dan kekompakannya menyuarakan program dan yel yel sesuai tema . Dari sejumlah peserta yang berpartisipasi, berikut adalah para pemenangnya :

Juara  :

  1. Kecamatan Sumobito
  2. Bhayangkari
  3. Aisyiah

Juara harapan:

  1. Perwosi
  2. Persit Kartika Chandrakirana
  3. Kecamatan Bareng
  4. .
Penulis: Humas 2018
Article courtesy: jombangkab.go.id
Photo courtesy: jombangkab.go.id