SURYA.co.id | JOMBANG – Kepiawaian Mr Masudin sebagai terapis saraf telinga kian mendunia. Setelah menerima anugerah dari Centurion World Records, warga Dusun Ketanen, Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Jombang, ini mendapat undangan dari Kerajaan Serbia.
Tujuannnya, selain mendapat apresiasi secara khusus dari Kerajaan Serbia, Mr Masudin juga akan dimintai tolong menyembuhkan salah satu keluarga Kerajaan Serbia yang menyandang gangguan pendengaran sejak lahir.
Pihak Kerjaan Serbia sendiri mendengar kepiawaian Mr Masudin menyembuhkan gangguan pendengaran dari Carl E Bolch III, Managing Director Stern Resources yang juga salah satu miliarder asal Amerika Serikat.
Pendengaran Carl E Bolch III berangsur-angsur menuju normal setelah mulai diterapi pengobatan alternatif oleh Mr Masudin di kediaman Masudin pada Jumat 9 Maret lalu.
“Kebetulan ada keluarga kerajaan Serbia bersahabat baik dengan Carl E Bolch. Keduanya lantas berkomunikasi. Selanjutnya kerajaan Serbia berminat mengundang saya berkunjung ke sana,” jelas Mr Masudin, kepada Surya, Sabtu (24/3/2018).
Masudin sendiri setuju menghadiri undangan Kerajaan Serbia.
“Saat ini masih mengurus paspor salah satu rombongan yang akan ikut berangkat ke Serbia,” kata Mr Masudin.
Rencananya, Masudin akan membawa rombongan berjumlah 5 hingga 7 orang. Rombongan inilah yang biasa membantu Masudin menjalankan terapi saraf telinga di rumahnya, Dusun Ketanen, Banyuarang, Ngoro, Jombang.
“Begitu urusan paspor tuntas, kami segera berangkat (ke Serbia). Mungkin awal April kami segera bertolak ke serbia,” kata Mr Masudin.
Masudin mengaku, timnya tak hanya akan berkunjung ke Serbia saja, melainkan juga ke lain tempat.
“Agendanya kami juga akan New York (Amerika Serikat),” jelas Masudin.
Di New York ini, Masudin juga akan melakukan terapi saraf telinga untuk memulihkan atau membuat orang mendengar. Bagi Masudin sendiri bukan hal baru memberi terapi telinga untuk orang luar negeri.
“Tercatat sudah ada puluhan pasien dari beberapa negara yang datang ke sini. Dan alhamdulillah semuanya bisa mendengar setelah saya terapi,” jelas Masudin.
Mereka antara lain berasal dari Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, India, Tiongkok, dan terakhir miliarder Carl E Bolch III dari Amerika Serikat.
Kunjungan ke AS sekaligus menjajagi kemungkinan ‘ilmu’ terapi saraf telinganya mendapat hak paten. Sebab Masudin juga ditawari untuk diuruskan hak patennya di AS (Kalau di Indonesia semacam lembaga Hak Atas Kekayaan Intelektual/HAKI).
Masudin mengaku ditawari akan diuruskan untuk mendapatkan hak paten bagi terapi saraf telinga yang dikembangkannya.
“Sementara saya masih pertimbangkan. Saya juga pengen tahu lebih banyak soal ini ke yang bersangkutan,” tutur Masudin.
Mr Masudin memang memiliki metode khas dalam menyembuhkan gangguan pendengaran.
“Saya membuka saraf pendengaran yang tadinya tertutup dengan pijatan. Saraf pendengaran inilah kunci terapi saya,” imbuhnya.
Karena kepiawaian Masudin dalam terapi saraf telinga inilah, sejumlah penghargaan diperoleh. Misalnya pada 2013 Museum Republik Indonesia (Muri), menganugerahkan piagam sebagai penyembuh pasien tuna rungu tercepat, yakni dalam 31 detik.
Dan terakhir dari Centurion Wordl Records 9 Maret lalu, sekaligus menerima dua anugerah. Pertama, sebagai orang pertama yang mampu menyembuhkan pasien tuna rungu melalui pengobatan alternatif.
Dan kedua, mampu menyembuhkan pasien tuna rungu dengan metode alternatif tercepat. Yakni menyembuhkan 100 orang tuna rungu dalam waktu kurang dari 20 detik.
Atas anugerah-anugerah tersebut, Mr Masudin mengaku bangga. Namun baginya, yang paling membahagiakan dan membanggakan adalah bisa menyaksikan orang-orang yang dibantunya bisa mendengar secara normal.
Salah satu pasien asal AS, Carl E Bolch III, Managing Director Stern Resources yang datang ditemani CEO Stern Resources, Hartadinata Harianto menjelaskan Carl sudah berobat di klinik di AS tapi hasilnya kurang memuaskan.
“Partner saya sudah berobat di sejumlah klinik di Amerika, tapi pendengarannya masih nggak bener. Tapi di sini, baru di obati sebentar saja sudah lebih baik,” urai Hartadinata saat berkunjung ke rumah praktik Masudin beberapa waktu lalu.