Halo Rek! Momen Agustusan selalu dinanti oleh banyak orang karena di bulan ini, Indonesia merayakan kemerdekaannya. Perayaan ini adalah berupa rasa syukur dan juga pesta warga atas segala karunia Tuhan Yang Maha Esa dalam bentuk kebebadan juga kemerdekaan. Selain itu sebagai bentuk komitmen warga untuk terus mengisi dan berkontribusi kepada Indonesia dengan cara-cara dan kapasitas yang dimiliki masing-masing.
Nah, tiap daerah punya caranya masing-masing dalam merayakan kemerdekaan ini. Begitu juga di Desa Wisata Pasar Brantas, ada rangkaian acara yang menjadi cermin guyub rukun warganya. Yuk simak warna-warni perayaan kemerdekaan Indonesia di Desa Wisata Pasar Brantas, Desa Ngogri.
Lomba Voli Kades Ngogri Cup III
Lomba voli di selenggarakan oleh Pemerintah Desa Ngogri dan diikuti oleh puluhan tim yang terbagi jadi kategori putera dan kategori puteri. Lomba ini adalah se-kecamatan Megaluh dan diselenggarakan pada 3-10 Agustus 2024 di lokasi Pasar Brantas. Lomba yang diselenggarakan ba’da isya ini bisa mengundang animo masyarakat dan penonton terlihat memenuhi area sekitar pertandingan. Pasar Brantas juga buka di malam hari untuk menemani jalannya pertandingan. Masyarakat bisa membeli makanan dan minuman di Pasar Brantas. Pemenang mendapatkan hadiah berupa piala, piagam, dan uang tunai. Selamat untuk para pemenang. Terima kasih untuk seluruh peserta, suporter, penonton juga pastinya panitia dan relawan yang telah menyukseskan acara ini.
Lomba Gerak Jalan Kemerdekaan Kecamatan Megaluh
Tim Pasar Brantas ikut serta dalam lomba gerak jalan kemerdekaan yang diadakan oleh Pemerintah Kecamatan Megaluh pada 15 Agustus 2024. Lomba ini terbuka untuk umum dan start-nya di perempatan Desa Sumberagung dan finish di lapangan Megaluh. Tim Pasar Brantas ikut dengan menggunakan kaos panitia Pasar Brantas warna biru. Walau belum beruntung menjadi pemenang, tapi ini adalah pengalaman perdana yang diikuti dan tentunya senang bisa memeriahkan gerak jalan tersebut.
Tirakatan Kemerdekaan
Tirakatan bisa diartikan sebagai syukuran bersama berupa do’a dan makan bareng-bareng. Tirakatan ini diadakan pada malam hari tanggal 16 Agustus 2024. Dilakukan di tiap-tiap RT, warga bersama-sama membawa ambeng atau makanan, minuman, dan jajan sesuai kemampuan masing-masing. Do’a syukur dipanjatkan atas kemerdekaan Indonesia. Ada juga acara yang dikemas dengan menyanyikan lagu-lagu nasional dan ada pula yang memeriahkan dengan nyala kembang api.
Lomba-Lomba Agustusan
Tidak lengkap rasanya jika perayaan kemerdekaan tidak ada lomba-lomba yang rame, seru, dan berhadiah menarik. Pasar Brantas edisi 18 Agustus 2024 mengadakan aneka lomba seperti thuthuk kendil, balap bago, joget kursi, nangkap bebek, sunggi tempeh, lomba kuk geruk kok, bahkan bola voli sarung. Acara ini rame sekali dan terlihat warga sangat antusias. Pemenang mendapatkan hadiah berupa uang tunai. Selain itu juga ada lomba-lomba yang serupa yang diadakan di beberapa RT di Desa Ngogri. Kira-kira lomba apa yang pernah kamu ikuti dan kamu jadi pemenang?
Lomba Gerak Jalan Indah/ Unik Desa Ngogri
Pemerintah Desa Ngogri mengadakan lomba ini pada 31 Agustus 2024 dan terbuka untuk seluruh warga Desa Ngogri. Tim Pasar Brantas ikut turun dengan berbagai kostum warna-warni yang menarik. Gerak jalan rasa karnaval ini dimulai dari Dusun Beweh dan bergerak ke Dusun Pulodadi dan berakhir di Dusun Ngogri. Terlihat para peserta tampil all out dengan berbagai kostum dan hiasan yang meriah, ada juga banyak yang lucu. Beberapa dari mereka juga menari dan punya yel-yel yang menggelegar. Tim Pasar Brantas menjadi juara harapan 3 dan mendapatkan hadiah berupa piala juga uang tunai.
Rame banget kan Rek perayaan kemerdekaan di Indonesia. Semoga bisa menumbuhkan kecintaan juga nasionalisme bagi semua warga atas Indonesia. Ayo kita berdoa agar negara ini selalu dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa dan diberkahi sepanjang masa. Dirgahayu Republik Indonesia ke-79. Merdekaaaa!
Pementasan Perempuan Brantas Menembus Batas yang melibatkan total 65 orang perempuan sebagai penampil dan panitia sukses di selenggarkaan di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang pada sabtu malam minggu, 20 Juli 2024. Nama Perempuan Brantas Menembus Batas sendiri mengandung arti bahwa para perempuan yang tinggal di pedesaan tepian Sungai Brantas ternyata mampu menjadi subyek pegiat pelestari seni dan budaya. Bahwa hal ini menembus batas-batas anggapan atau asumsi selama ini yang menyebutkan bahwa seni budaya adalah domain atau monopoli kaum pria semata. 65 perempuan ini bisa membuktikan bahwa mereka merupakan motor pendorong kontribusi baik dalam masyarakat.
Pementasan berlangsung selama sekitar 3 jam dan dibuka dengan penampilan Wayang Brantas, Grup Dhagelan Kembang Anggrek (Kempal Bareng, Ayo Ngguyu Rek!), dan tari remo yang dibawakan oleh Ilmiatus Sa’diah, siswi SDN Ngogri 1. Pementasan inti bercerita tentang dinamika kehidupan masyarakat pedesaan di tepian Sungai Brantas dari pagi hari sampai tengah malam. Kehidupan pedesaan yang masih erat rasa kekeluargaan dan kebersamaan satu sama lain. Dibawakan secara apik oleh lima grup seni budaya yang tergabung yakni grup gejok lesung Guyub Rukun, grup opyak Adem Ayem, grup hadroh dan samroh Rahmatan Lil Alamin, grup karawitan Purnama Laras, dan grup teater SDN Ngogri 1, pementasan ini memukau para penonton dan tercatat sebagai pementasan pertama yang melibatkan perempuan dalam jumlah terbanyak.
Terselenggara karena dukungan dan pendanaan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, dalam sambutannya Bapak Anton yang merupakan perwakilan dari BPK Wilayah XI Jawa Timur mengungkapkan penghargaannya bagi semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini. Selain itu, diharapkan juga setelah acara akan ada tindak lanjut aktivasi pelestarian seni budaya khususnya di Desa Ngogri.
Ririn Agustinah selaku ketua panitia menyampaikan dalam sambutannya, apresiasi yang besar atas bantuan yang diberikan oleh BPK Wilayah XI Jawa Timur. Selain itu, diharapkan ada masukan yang membangun untuk kegiatan serupa di masa depan agar lebih baik lagi.
Pementasan ini berhasil memberikan manfaat berupa penguatan kapasitas perempuan dalam pelestarian dan promosi seni budaya, pemberdayaan ekonomi warga, serta memberikan hiburan tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat sekitar. Acara berlangsung semakin meriah karena banyaknya doorprize atau hadiah yang diberikan kepada penonton.
Kegiatan Perempuan Brantas Menembus Batas adalah bagian dari ekosistem kreatif Pasar Brantas. Pada bulan Agustus 2024 ini, Pasar Brantas akan buka di malam hari mulai 3 Agustus 2024 sampai akhir bulan dalam menyemarakkan lomba voli tingkat kecamatan yang diadakan oleh Pemerintah Desa Ngogri yang berlangsung di area Pasar Brantas. Selain itu, pada penyelenggaraan Pasar Brantas reguler bulanan yakni di hari Minggu, 18 Agustus 2024, akan ada perayaan kemerdekaan Republik Indonesia dan aneka lomba Agustusan. Kami tunggu kedatangan arek-arek dan dulur semuanya di Pasar Brantas, Desa Ngogri, Megaluh!
Dalam mendorong kemajuan daerah pedesaan, memang diperlukan adanya inovasi atau terobosan ide-ide pembangunan yang digali dari potensi dan kearifan lokal masing-masing daerah. Ide ini kemudian perlu diwujudkan menjadi kenyataan dengan didukung oleh sumber daya manusia yakni warga setempat, berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Pasar Brantas adalah salah satu terobosan yang dilakukan oleh warga tepatnya warga Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Pasar Brantas pertama kali diselenggarakan pada September 2023 dan menjadi pasar warga tematik yang diadakan sebulan sekali. Pasar ini merupakan bentuk inspirasi dari keberadaan Kali Brantas yang melewati Desa Ngogri sekaligus sebagai bentuk nyata upaya melaksanakan pembangunan berkelanjutan wilayah pedesaan. Sebagai pasar pada umumnya, ada pemberdayaan ekonomi warga, ada interaksi antar warga, dan ada upaya untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya keberadaan lingkungan khususnya daerah aliran sungai Kali Brantas serta mendorong warga melakukan aksi nyata dalam konservasi lingkungan tersebut.
Belum setahun sejak “lahir”, Pasar Brantas telah meraih berbagai prestasi yang membanggakan. Tahun ini, Pasar Brantas meraih 300 besar dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024 yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Capaian ini tentu membanggakan mengingat jumlah pendaftar ada lebih dari 6.000 desa wisata dari seluruh Indonesia. Pasar Brantas juga mendapatkan juara 2 dalam Lomba Kreasi dan Inovasi (Krenova) 2024 yang diselenggarakan oleh Bappeda Kabupaten Jombang. Yang paling anyar adalah mendapat juara 2 dalam Pameran Produk Ramah Lingkungan dalam ajang Jombang Eco Creative 2024 yang diselenggarakan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang.
“Kurang dari setahun ini, Pasar Brantas berproses dan mengalami dinamika yang sangat cepat. Mengaktualisasikan ide menjadi kenyataan adalah sebuah tantangan. Sedang membuatnya terus konsisten adalah tantangan yang lebib berat. Pasar Brantas ada dan menjadi nyata karena kerja keras dan komitmen dari teman-teman warga Desa Ngogri. Berbagai prestasi yang kami raih tentu didedikasikan untuk mereka semua.” ujar Muchdlir Zauhariy, atau akrab disapa Johar, yang merupakan inisiator Pasar Brantas.
Pasar Brantas ke depannya tidak hanya menjadi pasar warga semata, namun akan didorong untuk menjadi ekosistem kreatif warga. Di Desa Ngogri sendiri ada banyak grup seni budaya dan lintas ketertarikan (interest).Beberapa di antaranya adalah grup hadroh dan samroh Rahmatan Lil Alamin, grup jaranan New Kuda Purnama, grup gejok lesung Guyub Rukun, grup opyak Adem Ayem, grup Wayang Brantas, grup karawitan perempuan Purnama Laras, dan grup campursari Purnama Wijaya.
“Kami senang sekali karena keberadaan Pasar Brantas membawa banyak manfaat buat warga termasuk saya. Kami terdorong untuk menjadi kreatif, mengenali potensi desa kami, dan bersama-sama menciptakan suatu karya yang membanggakan dan berkesan.” ujar Leni Puji Purwati, warga dan juga anggota grup opyak Adem Ayem.
Dalam perencanaannya, ada beberapa hal dan terobosan lainnya yang akan dilakukan oleh Pasar Brantas. Semoga bisa menjadi kenyataan dan seluruh warga semakin kompak.
Perempuan Brantas adalah inisiatif gabungan perempuan-perempuan dari Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh dengan latar belakang yang beragam. Ketertarikan dan komitmen mereka dalam mempromosikan dan melestarikan seni budaya menjadi benang merah yang menyatukan mereka dalam inisiatif Perempuan Brantas tersebut. Perempuan Brantas terdiri dari beberapa grup seni budaya yakni karawitan, gejok lesung, hadroh dan samroh, opyak serta teater. Perempuan Brantas merupakan bagian dari ekosistem Pasar Brantas.
Beberapa waktu lalu, Perempuan Brantas ditetapkan sebagai penerima Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur. Adapun bantuan ini akan digunakan untuk penyelenggaraan pementasan seni budaya bertajuk “Perempuan Brantas Menembus Batas”. Yang unik adalah penyaji dan panitia pementasan ini semuanya perempuan. Tema “menembus batas” diambil karena adanya semangat bahwa perempuan bisa juga menjadi garda terdepan pelestarian seni budaya.
“Selama ini mungkin banyak orang mengira bahwa promosi dan pelestarian seni budaya dimonopoli laki-laki. Nyatanya tidak demikian, kami para perempuan juga punya daya dan peran di dalamnya.” Tegas Ririn Agustinah, salah satu penggerak Perempuan Brantas yang juga koordinator grup gejok lesung Guyub Rukun.
Pementasan akan melibatkan sekitar 65 perempuan dan menyajikan tema cerita kehidupan masyarakat pedesaan dengan lakon cerita kegiatan warga desa dari pagi sampai tengah malam. Pementasan ini akan penuh dengan pitutur atau pesan kebaikan seperti semangat gotong royong, kebersamaan, toleransi, penghormatan akan lingkungan, dan saling menghargai.
“Kehidupan di pedesaan penuh dengan nilai-nilai kebaikan yang perlu terus digaungkan dan dilestarikan. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan pemerintah melalui BPK Wilayah XI” ujar Tutuk Yulistariningtyas yang merupakan koordinator grup hadroh dan samroh Rahmatan Lil Alamin.
Dengan dukungan ini, maka akan memberikan banyak dampak baik misalnya meningkatkan semangat, raca percaya diri, serta kebanggaan bagi para Perempuan Brantas. Selain itu tentunya juga bisa meningkatkan kapasitas mereka dalam pengelolaan pementasan seni budaya yang berkualitas. Pementasan ini tentu diharapkan menjadi sarana tontonan dan tuntunan bagi masyarakat desa yang menyaksikannya dan menginspirasi para penonton untuk terus ikut dalam pelestarian seni dan budaya setempat.
Wayang adalah salah satu seni budaya luhur yang jika ditarik sejarah konon bermula dari tradisi wayang beber zaman Kerajaan Majapahit. Wayang kemudian berkembang ke berbagai daerah lain dengan penggunaan media yang makin beragam baik itu kulit, kayu, atau lainnya. Wayang selama ini menjadi tontonan sekaligus tuntunan karena di tiap pementasannya selalu membawa cerita dengan nilai-nilai nasehat atau pitutur.
Adalah di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Jombang yang baru-baru ini mengembangkan kreasi wayang baru yang disebut Wayang Brantas. Wayang Brantas adalah wayang klithik atau terbuat dari kayu dan kharakter atau tokoh-tokohnya adalah warga pedesaan seperti petani, guru, ustadz, ibu rumah tangga. Tidak hanya manusia, kharakter dalam Wayang Brantas juga berupa tumbuh-tumbuhan atau flora, hewan atau fauna bahkan bangsa makhluk halus seperti pocong dan wewe gombel. Nama Brantas sendiri diambil karena Desa Ngogri merupakan desa di tepian Sungai Brantas dimana sungai ini memegang peran penting bagi kehidupan di desa tersebut.
“Wayang Brantas ini memang dibuat untuk bisa mencerminkan kehidupan masyarakat desa. Begitupun cerita yang diangkat, adalah cerita kehidupan sehari-hari di pedesaan.” jelas Mas Lahir Jaka, koordinator Wayang Brantas.
Dipilihnya wayang klithik dan juga tema pedesaan ini agar lebih menarik bagi warga desa dan diharapkan meningkatkan antusiasme mereka untuk melihat wayang ini. Sejatinya pertunjukan wayang di Desa Ngogri telah lama mati suri. Terakhir bisa dibilang ada di tahun 1990-an dimana pertunjukan wayang kulit diselenggarkaan untuk tujuan ruwatan. Setelah itu, tidak ada pertunjukan wayang sama sekali. Sama halnya dengan pertunjukan wayang pada umumnya, Wayang Brantas juga terdiri dari tim seperti dalang, niyaga atau penabuh gamelan, serta sinden.
Wayang Brantas ini diharapkan juga meningkatkan kreativitas warga yang bergabung di dalamnya untuk terus menggali cerita-cerita unik khas pedesaan dengan kearifan lokalnya.
“Saat ini sudah ada sekitar lebih dari 20 cerita Wayang Brantas yang kami kembangkan. Pastinya akan terus bertambah ke depannya.” tutur Cak Toso, salah satu anggota tim Wayang Brantas.
Dalam usianya yang relatif muda, Wayang Brantas telah berkesempatan tampil di Pasar Brantas tepatnya saat kunjungan penjurian Lomba Kreasi dan Inovasi (Krenova) Bappeda Kabupaten Jombang. Dalam ajang ini, Pasar Brantas berhasil menjadi juara 2 kategori umum/ UMKM/ wiraswasta. Wayang Brantas sendiri merupakan bagian dari ekosistem Pasar Brantas.
“Kami juga akan tampil pada acara sedekah desa Ngogri hari Minggu, 23 Juni mendatang. Selain itu, tentu kami siap jika diundang ke berbagai acara di daerah lain di luar desa kami.” kata Cak Muhcklisin, anggota tim Wayang Brantas.
Adanya Wayang Brantas ini diharapkan makin memperkaya khasanah seni dan budaya khususnya di pedesaan tepian Sungai Brantas. Serta tentunya membawa kemanfaatan bagi masyarakat di sekitarnya.
Halo Rek! Memasuki bulan Ramadhan 1445 H. Pasar Brantas diselenggarakan dengan cara yang berbeda. Pertama, acara ini diadakan 2 kali yakni hari Minggu, 24 Maret 2024 dan Minggu, 31 Maret 2024. Waktu pelaksanaan juga digeser dari awalnya pagi ke siang menjadi siang ke sore. Nah ada beberapa event menarik yang diadakan di gelaran ini salah satunya adalah pelaksanaan lomba-lomba Islami.
Lomba Tartil
Lomba ini diadakan pada Minggu, 24 Maret 2024. Terbuka untuk umum dan gratis, lomba ini bertujuan untuk mendorong rasa cinta masyarakat kepada Al Qur’an, mendorong giat baca Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari beserta pelaksanaan ajaran di dalamnya, dan juga meningkatkan daya saing anak-anak lewat lomba ini. Peserta adalah anak-anak usia SD/ MI baik laki-laki atau perempuan, dan terbuka baik mereka yang berasal dari Desa Ngogri maupun luar desa. Peserta boleh memilih beberapa surat pendek untuk dibaca saat lomba. Surat pendek itu adalah Adh Dhuha, Al Humazah, Al Kafirun, Al Qoriah, dan Al Zalzalah. Adapun peserta akan dinilai dari beberapa kriteria seperti kejelasan dan kemerduan suara (30%), ketepatan tajwid (40%), sikap dan penjiwaan (15%), serta kerapihan busana (15%). Lomba berlangsung dengan penuh antusias dan akhirnya dipilih 3 orang juara yang mendapatkan berbagai hadiah seperti piala, piagam, merchandise, uang tunai, dan keping Pasar Brantas.
Lomba Pujian
Lomba ini diadakan pada Minggu, 31 Maret 2024 dan bertujuan untuk membuka pengetahuan dan pemahaman akan aneka ragam atau jenis pujian yang ada khususnya di Ngogri dan umumnya di Jombang, mendorong adanya pembelajaran akan aneka ragam atau jenis pujian yang ada khususnya di Ngogri dan umumnya di Jombang, melestarikan aneka ragam atau jenis pujian yang ada khususnya di Ngogri dan umumnya di Jombang, mendorong dibunyikannya aneka ragam atau jenis pujian khususnya yang tradisional di masjid dan musholla di Ngogri, dan meningkatkan daya saing anak-anak lewat lomba ini. Lomba ini terbuka untuk anak-anak laki-laki usia SD/ MI, baik yang berasal dari Ngogri maupun luar negeri. Peserta bebas memilih 2 pujian yang akan dilantunkan atau dibunyikan dari beberapa pujian berikut Do’a untuk Orang Tua (Allahumaghfirli dzunubi), Eman Temen Wong Kang, Iyun-Iyun, Ojo Enak-Enak Turu Ning Kasur, dan Tombo Ati. Ragam pujian dan contoh rekaman video/ suara pujian yang bisa diakses di sini: https://s.id/lombapujianpasarbrantas.
Peserta dinilai berdasarkan beberapa kriteria seperti kejelasan suara (30%), kemerduan suara (30%), sikap dan penjiwaan (25%), dam kerapihan busana (15%). Lomba ini juga berlangsung dengan penuh antusias dan akhirnya dipilih 3 orang juara yang mendapatkan berbagai hadiah seperti piala, piagam, merchandise, uang tunai, dan keping Pasar Brantas.
Selain itu, ada juga penampilan dari ibu-ibu dan mbak-mbak yang jadi anggota grup hadroh Rahmatan Lil Alamin. Ini adalah pertama kali grup ini tampil di depan umum setelah giat berlatih sejak awal tahun 2024 dimana grup ini dibentuk. Salut untuk ibu-ibu yang tampil dengan percaya diri juga kompak menghibur semua orang yang ada di Pasar Brantas.
Terima kasih juga untuk seluruh peserta lomba dan orang tua yang mendampingi. Serta tentunya untuk seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Pasar Brantas dan pengunjung semua. Sampai jumpa di Pasar Brantas Minggu Kliwon, 28 April 2024 edisi spesial peringatan Hari Kartini sekaligus Hari Bumi. Akan ada lomba baca puisi Hari Kartini untuk ibu-ibu atau mbak-mbak usia non sekolah. Serta sharing tentang pengelolaan sampah berbasis rumah tangga yang akan menghadirkan pembicara dari Sanggar Hijau Indonesia. Monggo datang dan ramaikan!
Halo Rek! Semoga kalian semua selalu dalam keadaan baik, sehat, dan bahagia. Senang sekali akhirnya Njombangan bisa melaksanakan inisiatif untuk mendokumentasikan ragam pujian terutama yang ada di Dusun Ngogri, Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Pujian adalah lantunan kalimat dalam Bahasa Arab, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia atau campuran dari bahasa tersebut yang dilakukan setelah adzan dan sebelum iqomat. Pujian ini menjadi salah satu bentuk budaya/kebiasaan dan kearifan lokal dari banyak masyarakat seperti masyarakat Dusun Ngogri. Tidak hanya di sini, pujian juga umum ditemukan di daerah pedesaan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sekitarnya. Namun mungkin ada beberapa persamaan dan ada perbedaan antara daerah satu dengan lainnya.
Melestasikan pujian ini sangat penting karena pujian mengandung banyak nasehat atau pengingat atau pitutur yang syarat akan nilai-nilai kebaikan. Pujian pun ada aneka rupa dan ragam baik yang pujian lama maupun pujian baru. Pelestarian budaya atau kebiasaan bertutur di banyak daerah menghadapi kendala yang serupa atau serupa tapi tak sama, sebagai berikut:
Begitu juga dengan pujian di Dusun Ngogri, maka penting untuk melakukan pendokumentasian sehingga pujian ini bisa terus “hidup” serta bisa dipelajari secara lestari antara generasi satu ke generasi berikutnya. Kegiatan Dokumentasi Ragam Pujian ini adalah inisiatif sudah terbersit sejak lama.
Syukurnya di akhir 2023, akhirnya ide ini bisa terwujud. Kegiatan ini akhirnya menghasilkan Hasil Dokumentasi Ragam Pujian di Masjid & Musholla di Dusun Ngogri, yang bisa menjadi acuan semua orang. Kegiatan ini melibatkan belasan orang kontributor dan relawan yang mewakili 3 musholla dan masjid di Dusun Ngogri yakni Musholla Nurul Jannah, Musholla Al Ikhlas, Musholla Al Amir, dan Masjid Besar Nuruddin. Kegiatannya sendiri dilakukan di Masjid Besar Nuruddin.
Salah satu temuan menarik adalah ada beberapa pujian yang memiliki lebih dari 1 versi. Akhirnya terdata ada lebih dari 30 pujian dengan pitutur yang sangat menarik dan arti yang mendalam. Beberapa mungkin belum ada judul pujian secara resmi sehingga kami inisiatif untuk memberikan judul sendiri. Lebih penting lagi, semoga ke depannya ada kemauan dan pembelajaran pujian, terutama pujian versi lama, bagi generasi pemuda dan remaja. Pembelajaran yang bisa dimulai dari skala ruma h, sekolah, atau taman pendidikan agama/ Al Qur’an.
Njombangan mengucapkan terima kasih kepada Bapak-Bapak, Mas-Mas, dan Adek-Adek yang terlibat dalam kegiatan ini. Sebaik ingatan saya, bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang pertama kali dilakukan di Dusun Ngogri. Kami melihat antusiasme sekaligus rasa grogri dari pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Wajar sekali untuk hal dan pengalaman pertama. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada tim panitia yang telah membantu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut kegiatan ini.
Sungguh apreasiasi karena teman-teman mau dan mampu menindaklanjuti ide yang awalnya sangat abstrak ini. Dokumentasi serupa perlu dilakukan di lain waktu dengan tujuan untuk bisa menjaring makin banyak pendataan ragam pujian. Serta tentunya adalah untuk menguatkan rasa memiliki atas tradisi pujian yang tidak ternilai harganya ini. Silahkan kontak kami apabila ada masukan dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga kegiatan ini bisa bermanfaat dan menjadi berkah bagi banyak orang.
Hasil Dokumentasi Ragam Pujian bisa diakses di sini.
Terima kasih.
Njombangan kembali menelurkan grup seni baru yakni karawitan perempuan yakni bernama Purnama Laras. Grup ini beranggotakan perempuan lintas usia di Desa Ngogri Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. Grup ini juga bagian dari New Kuda Purnama, grup karawitan yang juga dibuat oleh Njombangan.
Purnama Laras ini menjadi klangenan atau kangen-kangenan bagi generasi tua yang dulu pernah atau sering mendengar suara gamelan atau bahkan memainkannya namun karena sudah lama sekali puluhan tahun tidak ada set gamelan di daerah mereka, sehingga mereka seperti terputus dari gamelan sepanjang waktu itu. Bagi generasi yang lebih muda, maka Purnama Laras ini menjadi tempat belajar akan seni musik adi luhur peninggalan leluhur.
Purnama Laras terbuka untuk umum dan gratis. Latihan dilakukan seminggu sekali biasanya di Sabtu malam minggu. Latihan dipandu langsung oleh dua orang instruktur atau pengajar yang sabar mengajarkan lagu dan nada.
“Senang sekali bisa bergabung dengan Purnama Laras. Akhirnya bisa bernostalgia dengan bermain langsung gamelan.” kata Mujiati.
Purnama Laras ditargetkan bisa memainkan beberapa lagu mulai dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Selain itu juga ada anggota yang diperankan sebagai sinden. Nantinya, grup ini diharapkan bisa tampil di event-event desa atau event yang lebih besar.
“Mengajar gamelan itu harus sabar. Tiap orang punya kecepatan belajar yang berbeda-beda, sehingga cocok-cocokan. Artinya orang tertentu cocoknya memegang atau memainkan alat gamelan jenis tertentu.” ujar Bu Dar, salah satu instruktur.
Njombangan mengucapkan terima kasih dan penghargaan untuk semua yang telah mendukung terwujudnya Purnama Laras mulai dari ibu-ibu dan mbak-mbak anggota, instruktur, dan juga teman-teman dari New Kuda Purnama. Semoga grup ini bisa konsisten latihan dan bisa meningkatkan performanya sehingga nanti bisa menjadi grup kebanggaan desa atau bahkan Jombang.
Pasar Brantas pada Minggu, 10 Desember 2023 lalu terlihat berbeda dengan adanya banyak anak-anak usia TK/ RA dan ke bawah yang ikut serta dalam Lomba Mewarnai Pasar Brantas bertema Pemandangan Desa. Lomba ini bisa diikuti oleh siapa saja yang usia TK/ RA atau ke bawah secara gratis baik yang berasal dari Desa Ngogri maupun di luar Desa Ngogri.
Lomba ini bertujuan antara lain:
Panitia menyediakan kertas mewarnai namun peserta perlu membawa pensil warna/ spidol/ crayon juga meja lipat sendiri. Dengan waktu sekitar 90 menit, peserta bebas berekspresi dan menuangkan kreativitasnya dalam bentuk warna-warni di kertas mewarnai yang disediakan. Peserta terlihat antusias mengikuti acara tersebut.
Karya peserta dinilai dari beberapa aspek yakni kerapihan yang berbobot 30%, kombinasi warna yang berbobot 30%, dan keindahan & kreativitas yang berbobot 40%.
“Saya senang sekali bisa terlibat dalam lomba ini. Lomba ini adalah lomba pertama yang diadakan Pasar Brantas dan saya harap bisa memberikan manfaat terutama untuk menyalurkan bakat anak-anak yang jadi peserta.” kata Faizatul Rohma, narahubung Lomba Mewarnai Pasar Brantas.
Para pemenang mendapatkan hadiah berupa piala, uang tunai, uang keping Brantas, piagam penghargaan, serta merchandise. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu pelaksanaan lomba ini. Terima kasih untuk seluruh peserta termasuk orang tua yang mendampingi mereka. Juga tentunya selamat untuk seluruh pemenang.
Seluruh karya pemenang akan disimpan oleh Panitia Pasar Brantas dan Njombangan untuk tujuan dokumentasi serta publikasi di kemudian hari. Kami berencana untuk memamerkan karya ini jika ada kesempatan yang memungkinkan.
Salam Pasar Brantas #BanggaCintaiPeduliKaliBrantas
Njombangan bersama dengan Pemerintah Desa Ngogri sukses mengadakan Lomba Opyak Njombangan pada Sabtu, 18 November 2023 di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh. Opyak adalah tradisi masyarakat desa berupa aktivitas ronda malam dengan tujuan menjaga keamanan. Opyak atau di daerah lain dikenal dengan sebutan patrol, dilakukan dengan membunyikan alat seperti kentongan, instrumen gamelan, alat masak, botol atau alat sederhana lainnya.
Masyarakat desa biasanya mengadakan opyak setiap hari pada dini hari dengan berkeliling desa. Mereka membuat jadwal pembagian berdasarkan urutan RT atau pertimbangan lain. Opyak keliling wilayah desa ini selain dengan membunyikan berbagai peralatan itu juga disertai dengan lagu yang dinyanyikan oleh orang-orang yang melakukan opyak ini.
.“Opyak merupakan tradisi masyarakat desa sebagai bentuk nyata gotong royong dan kebersamaan dalam mewujudkan kondisi bersama yang lebih aman, adem ayem, dan rukun. Lomba yang kami adakan bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas warga dan melestarikan opyak.” Ujar Muchdlir Johar Zauhariy, pendiri Njombangan.
Acara dibuka dengan berbagai sambutan mulai dari Ketua Panitia (Mas Johan), Kepala Desa Ngogri, dan perwakilan Kecamatan Megaluh. Dilanjutkan dengan pemukulan gong oleh Kepala Desa Ngogri diikuti dengan pemukulan kenthongan oleh para dewan juri. Selain itu ada juga penampilan tari remo oleh mas Geta yang merupakan pemuda Ngogri serta penampilan grup gejok lesung Guyub Rukun yang menyanyikan empat lagu yakni Tombo Ati, Taman Jurug, Caping Gunung, dan Lali Janjine.
Peserta dinilai dari empat kriteria yakni keserasian gerakan, kostum kreatif, kualitas suara, dan ekspresi & semangat. Dewan juri terdiri Mas Johar Zauhariy selaku pendiri dan inisiator Njombangan, Guk Rezha dan Yuk Marchella selaku Duta Wisata Jombang, dan Mas Syechjord selaku pendiri Mojoagung Gamelan Heritage. Penilaian dilakukan berdasarkan empat kriteria yakni kreativitas kostum, semangat dan ekspresi, kekompakan gerakan, dan kualitas suara. Tiap kriteria memiliki pembototan masing-masing. Penilaian dilakukan dengan obyektif dan bebas dari adanya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Total ada 14 peserta yang terdaftar namun 3 tim akhirnya mengundurkan diri. 11 tim yang ikut serta adalah Barokah, Subur Makmur, Arjuno, Kejora, Mawar Merah, Besut, Purnama, Dewi Bulan, Panca Maheswari, Salasika, Gerabah. Setelah dilakukannya rangkaian penilaian akhirnya yang menjadi juara 1, 2, 3, dan favorit berturut-turut adalah grup Gerabah, Salasika, Panca Maheswari, dan Dewi Bulan.
“Pemerintah Desa Ngogri mengapresiasi diadakannya lomba opyak ini. Warga terlihat sangat semangat dan antusias mengikuti lomba ini. Semoga bisa menjadi event rutin tahunan.” Kata Agus Lishartitik, Kepala Desa Ngogri.
Penyelenggaraan lomba ini terbukti mendapat antusiasme yang luar biasa dari penduduk desa. Ratusan orang menonton ajang ini dari awal sampai akhir. Diharapkan ajang ini bisa menjadi flagship event tahunan Njombangan dan diselenggarakan lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang.
“Senang sekali menjadi juara 3 di lomba ini. Kami berusaha tampil maksimal dan membuat kostum yang menarik.” Kata Reni perwakilan grup Panca Maheswari. Mereka menggunakan kostum seragam dengan atasan warna hijau, bawahan warna kuning dan merah, serta topi dari daun mangga.
Selain itu ada juga undian doorprize untuk peserta yang ikut lomba. Ada 10 hadiah berupa produk UMKM khas Jombang.
Njombangan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini seperti panitia (Mas Johan, Mas Deni, Mbak Naning, Mbak Ayla, Cak So, dan lainnya), Pemerintah Desa Ngogri, seluruh warga desa baik peserta maupun penonton, serta seluruh pihak yang mendukung kelancaran acara ini, matur suwun.
Sampai jumpa di ajang Lomba Opyak Njombangan tahun depan!