• info@njombangan.com

Monthly ArchiveFebruary 2018

DLH Bersama Ratusan Pelajar Dan Warga, Lakukan Aksi Bersih Sungai di Wonosalam

Butuh tindakan nyata untuk mewujudkan Indonesia bebas sampah 2020, oleh sebab itu memanfaatkan moment Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2018, pada Minggu (25/2/2018), Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang kembali mengadakan Aksi dan kampanye Peduli Sampah.

Masih dengan tema “Sayangi Bumi, Bersihkan dari Sampah” dan Tagline #BersihBisaKok, aksi ini diikuti ratusan pelajar dari 4 sekolah di Wonosalam yakni SMPN 1 Wonosalam, MA Faser, MTSN Wonosalam dan SMKN Wonosalam.

Tak hanya itu komunitas dan masyarakat Wonosalam juga ikut dalam Aksi Bersih Sungai Gogor, Ds. Wonosalam Kec. Wonosalam sepanjang radius 500 meter jalur sungai.

Dari aksi ini para relawan ini berhasil mengangkat sampah dari sungai sebanyak 1.425 kg dan 70%. Sampah sampah itu terdiri atas sampah anorganik seperti plastik, kertas, popok bayi dan lain-lain.

 

Dalam pernyataannya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ir. Yudhi Adriyanto, MSi menyampaikan kegiatan hari sampah diharapkan bukan cuma kegiatan seremonial, tetapi sebagai bentuk menumbuhkan partisipasi dan kepedulian bersama antara pemerintah, masyarakat, kelompok pendidikan dan swasta.

“Semua harus berperan aktif dan bertanggungjawab mengelola sampah dengan upaya 3R (Reduce, Reuse dan Recycle),” Tandasnya.

Pada kegiatan tersebut, Kepala Desa Wonosalam juga melakukan pemasangan papan himbauan larangan buang sampah di sungai sebagaimana Perda Kab. Jombang No 6 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. [Admin]

 

Penulis: Humas 2018
Article courtesy: jombangkab.go.id
Photo courtesy: jombangkab.go.id

Puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2018 di Kabupaten Jombang

Puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2018 di Kabupaten Jombang dipusatkan di RTH Taman Kebonrojo, Jumat (23/2/18). Acara tersebut dihadiri PJS Bupati Jombang Setiajit, Kapolres Jombang AKBP Agung Marlianto, Dandim Letkol Arm Beni Sutrisno.

Para Pejabat Pemkab Jombang, Camat, tak ketinggalan para pegiat lingkungan dari berbagai komunitas serta para pelajar juga hadir.

Tema HPSN kali ini adalah “Sayangi bumi bersihkan dari sampah”. Begitu tiba di lokasi, Setiajit langsung meninjau stand pameran lingkungan yang yang ditampilkan para pegiat lingkungan. Mulai dari stand cara membuat kompos, hasil daur ulang sampah, eco brick, pengolahan air hujan hingga stand Bank Sampah.

Nah, saat sampai pada stand eco brick, Setiajit bersama Kapores dan Dandim  tak canggung untuk mencoba membuat ecobrick, yakni bata ramah lingkungan yang terbuat dari bekas botol air mineral kemasan yang diisi dengan plastik.

Tak hanya itu, ketiga pucuk pimpinan ini juga menabung sampah, sekaligus mendaftarkan diri sebagai nasabah di Bank sampah pusat yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup yang berada di lokasi. Hal ini dilakukan untuk memberi contoh masyarakat agar dapat memanfaatkan sampah dari segi ekonomis.

“Ini sebagai bentuk nyata kepedulian kita terhadap penyelamatan lingkungan. Sebab, kita tahu jika Indonesia punya problem serius terkait tata kelola sampah,”Ujar Setiajit.

Sampah, kata Setiajit bisa menjadi keuntungan dan bencana. Apabila dikelola dengan baik semisal didaur ulang, maka sampah akan bermanfaat secara ekonomis.

“Namun sebaliknya sampah justru akan membawa bencana apabila tidak dikelola dengan baik. Akan menjadi sarang nyamuk, tikus bahkan akan menyebabkan banjir apabila sampah sampah dibuang disungai,”ungkapnya.

Oleh sebab itu, Setiajit menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat, komunitas, para pegiat peduli lingkungan termasuk swasta yang selama ini terlibat aktif dalam gerakan peduli lingkungan disekitarnya.

“Atas nama pemerintah daerah kami sampaikan terima kasih. Hari ini kita peduli sampah, besok kita peduli sampah, selamanya kita harus peduli sampah,”ucapnya.

Yudi Adrianto, kepala Dinas LH dalam sambutannya mengatakan, peringatan HPSN ini adalah bentuk partisipasi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan ini, lanjutnya adalah bagian dari agenda kegiatan tiga bulan bersih sampah yang dilaksanakan mulai tanggal 21 Januari sampai 21 April 2018.

Sedangkan agenda tiga bulan bersih sampah tersebut meliputi sosialisai operasional Bank Sampah untuk SKPD terkait, aksi bersih sungai “sungaiku bebas sampah”, pendampingan Bank Sampah, pelatihan pembuatan permainan edukatif dari sampah daur ulang, pameran ecobrick, car free day bebas sampah, aksi jemput sampah, gerakan pungut sampah, gerakan jumat bersih.

“kita berharap peringatan HPSN ini dapat menjadi momentum untuk membangun kesadaran kolektif pemerintah daerah bersama masyarakat tentang pentingnya prinsip 3R yakni Reduce, Reuse, Ricycle dalam pengolahan sampah,”tandasnya.

Diacara yang dihadiri sejumlah relawan lingkungan dan sekolah adiwiyata di Jombang ini juga ditandai dengan deklarasi Jombang bebas sampah 2020 sebagai upaya menjaga lingkungan oleh perwakilan dari sekolah.

Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama pemerintah daerah dan masyarakat Jombang untuk melakukan reduksi atau pengurangan sampah dari sumber. [Admin]

 

Penulis: Humas 2018
Article courtesy: jombangkab.go.id
Photo courtesy: jombangkab.go.id

Empat Penggagas Kenduren Wonosalam Dapat Penghargaan Dari Pemkab Jombang

Agenda Kenduri Durian (kenduren) Wonosalam tahun 2018 yang digelar, Minggu (11/2) juga memberikan penghargaan kepada empat orang penggagas event yang kini menjadi ikon pariwisata Jombang tersebut.

Mereka diantaranya Camat Senen, beliau adalah Camat Wonosalam saat pertama event ini digelar tahun 2012, Wartomo Kepala Desa Galengdowo selaku panitia acara, Drs.Zainal Arifin Tokoh Masyarakat dan Mahfudz PPL Wonosalam.

Penghargaan diserahkan Hj.Mundjidah Wahab, Wakil Bupati Jombang sesaat sebelum pesta durian dimulai. Tak sendiri Hj.Mundjidah Wahab didampingi jajaran Frokopimda yang juga hadir menyaksikan event tahunan ini.

“Beliau semua adalah penggagas kegiatan promosi pariwisata kenduri durian di Wonosalam, oleh sebab itu Pemerintah Deerah menyampaikan Apresiasi dan penghargaan,”Ucap Hj.Mundjidah Wahab Wakil Bupati usai menyerahkan penghargaan bagi keempatnya.

Kenduri durian atau yang lebih dikenal dengan Kenduren Wonosalam sendiri kembali digelar setelah sempat ditiadakan di tahun 2017. Tahun ini acara yang telah menjadi ikon wisata Kabupaten Jombang ini memasuki tahun yang ke 6.

Sejak pagi ribuan warga sudah berdatangan menuju lokasi, bahkan banyak juga yang malamnya menginap dirumah warga setempat. Mereka tak hanya datang dari Jombang namun banyak juga dari luar Jombang, semisal dari Mojokerto, Kediri, Surabaya bahkan dari Jakarta.

Seperti tahun tahun sebelumnya, selain adanya tumpeng durian raksasa setinggi hampir 12 Meter, ada sembilan tumpeng kecil yang dibuat oleh sembilan desa se Kecamatan Wonosalam untuk meramaikan acara ini. Sembilan tumpeng tersebut diarak mulai depan kantor kecamatan hingga Lapangan Kecamatan yang menjadi pusat kegiatan.

Tak hanya durian, tumpeng ini berisi hasil bumi lain seperti sayur dan buahan buahan yang pada akhirnya dibagi dan menjadi rebutan masyarakat yang hadir memenuhi lapangan.

WE.Tjitrawatie, Plt.Kepala Dinas Budaya Dan Periwisata Jombang mengatakan sejumlah acara digelar sebelum puncak acara kenduren. Semisal Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk bersama Ki Dalang Dwijo Kangko , ludruk bersama kartolo, jalan sehat, kontes ternak, gowes durian dll.

“Kenduren wonosalam telah menjadi daya tarik wisata di Jombang sehingga Pemkab Jombang terus berupaya untuk mengembangkan,” ungkapnya.

Sementara, Hj.Mundjidah Wahab Wakil Bupati Jombang saat membuka event ini mangaku bangga karena tahun ini pesta durian kembali bisa digelar. “Ini adalah bentuk sodhaqoh warga Wonosalam, semoga dengan kegiatan ini warga Wonosalam semakin makmur, dijauhkan dari bencana dan musibah,” ujar Hj.Mundjidah Wahab.

Setiap tahun, lanjut Hj.Mundjidah Wahab Pemkab Jombang akan terus mengevaluasi kegiatan ini. “Ini agar masyarakat semakin menikmati kegiatan ini,”tandasnya.

Berdasarkan pantauan dilapangan, durian dan hasil bumi yang berada di gunungan besar ludes dalam tempo tak kurang dari 30 menit. Tahun ini panitia menyediakan sebanyak 2018 durian pada tumpeng raksasa. Untuk menghindari warga terluka akibat tajamnya duri pada kulit durian, khusus untuk durian panitia membaginya satu persatu. Sedangkan buah yang lainnya dilemparkan ke berbagai penjuru.

Pada saat bersamaan suara panitia terdengar terus menerus melalui pengeras suara untuk memberikan himbauan kepada warga agar tak terlibat saling dorong saat berebut durian. [Kominfo/Hms]

 

Penulis: Humas 2018
Article courtesy: jombangkab.go.id
Photo courtesy: jombangkab.go.id