JOMBANG – Bagi penikmat kopi, tak ada salahnya mencicipi kopi khas Wonosalam yang dijual di sejumlah warung kopi sepanjang kawasan wisata di Kecamatan Wonosalam.
Seperti warkop di daerah Desa Panglungan, pembeli dapat menikmati kopi asli Wonosalam yang diolah petani secara tradisional.
Di warkop ini, tersedia kopi arabika (asisa), robusta (bestak), hingga kopi legendaris liberika yang kini jarang ditemukan. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam, untuk dapat menikmati secangkir kopi, cukup mengeluarkan Rp 5 hingga Rp 10 ribu.
”Kalau yang paling sering dinimati kalangan wisatawan adalah arabica,’’ ujar Diana pemilik warkop. Dia mengaku, kopi tersebut didapat dari petani lokal. Setiap seminggu sekali, mereka datang untuk menjual kopi hasil panen. ”Semuanya kopi ini dari petani asli,’’ pungkas dia. (ang)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Jombang – Jelang perayaan Natal, pengrajin suvenir berbahan fiber glass di Jombang merasakan kenaikan omzet yang berarti. Tak tanggung-tanggung, kenaikan omzetnya mencapai 30 persen seiring melonjaknya pesanan untuk suvenir Natal.
Inilah yang dirasakan Nathalia Apriyanto (38), pengrajin suvenir berbahan fiber glass asal Desa Banjardowo, Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Nathalia mengatakan, menjelang perayaan Natal tahun ini jumlah pesanan yang diterimanya naik tajam. Replika salib disebut Nathalia merupakan pesanan terbanyak yang masuk ke rumah produksinya.
Pemesannya tak lain gereja-gereja di wilayah Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Ponorogo dan Kediri.
Omzetnya pun turut melonjak hingga 30 persen. Jika bulan-bulan sebelumnya rata-rata Rp 75 juta, kini omzet penjualan suvenir Natal berbahan fiber glass itu mencapai Rp 100 juta dalam sebulan.
“Ada juga pesanan gantungan kunci untuk suvenir acara Natal di sekolah-sekolah. Harganya Rp 2.500-4.000. Memang cocok untuk kalangan sekolah karena murah,” kata ibu tiga anak ini kepada detikcom, Kamis (20/12/2018).
Selain gantungan kunci dan replika salib, Nathalia mengaku sedang mengerjakan pesanan pernak-pernik Natal dalam bentuk lain seperti pigura bernuansa Natal, patung kelahiran Yesus dan patung Perjamuan Kudus.
Banyaknya pesanan membuat Nathalia harus mengerahkan setidaknya 25 pekerja untuk menuntaskan pesanan para pelanggannya. Ada yang membuat suvenir dengan cetakan yang sudah disiapkan, ada yang mengecat, ada pula yang mengemasnya sebelum dilempar ke pasar.
Namun mereka juga berpacu dengan waktu. Rata-rata setiap pekerja mampu menyelesaikan 100-200 suvenir berukuran kecil. Sedangkan untuk suvenir berbentuk patung Perjamuan Kudus, setiap pekerjanya hanya mampu membuat 5-6 buah dalam sehari.
“Pesanan satu gereja ada yang 500, 600 suvenir, ada juga yang 200 suvenir buat hadiah Natal,” terang pemilik industri rumahan Java Fiber ini.
Harga suvenir Natal berbahan fiber glass ini juga bervariasi. Paling murah adalah gantungan kunci Rp 2.500 per biji, sedangkan patung Perjamuan Kudus atau Kelahiran Yesus sebesar 40×20 cm setinggi 20 cm dibanderol seharga Rp 125 ribu.
“Harga tergantung ukuran dan tingkat kerumitan membuatnya,” tutupnya.
Article courtesy: Detik.com
Photo courtesy: Detik.com
JOMBANG – Selain diharapkan mampu untuk mendorong perkembangan ekonomi di kawasan sekitar tol, pembangunan jalur tol ini diharapkan Presiden Joko Widodo juga bisa membantu sejumlah pengusaha kecil menengah. Tak saja masalah suplai bahan yang lebih cepat, namun juga tersedianya tempat berjualan di sejumlah rest area tol.
Ini dikatakan Presiden Jokowi saat wawancara dengan sejumlah awak media. Jokowi menyebut, pembangunan tol sejak awal sudah didesain pula untuk menampung sejumlah UMKM di sekitar tol.
“Saya sudah sampaikan ke bu Menteri BUMN juga ke Pak Menteri PU, ini pembangunan tol nanti untuk rest area memang harus digunakan untuk usaha-usaha kecil mikro dan menengah,” terangnya.
Dengan itu, dirinya berharap sejumlah UMKM dapat terserap di berbagai titik rest area yang kini dibangun di sepanjang jalur tol. Terlebih, untuk UMKM unggulan daerah. ’’Ya memang harusnya diisi pedagang UMKM. Terlebih untuk yang UMKM jadi unggulan masing-masing daerah dan kabupaten,” sambungnya.
Bahkan, Presiden Jokowi mengatakan, dalam pemilihan UMKM yang nantinya mengisi lapak-lapak di rest area di dalam tol, harus dipastikan semua terisi dengan UMKM yang benar-benar bermerk lokal dan dimiliki masyarakat lokal.
’’Jadi rest area harus menggunakan brand lokal, brand lokal sudah saya sampaikan brand lokal. Kalau brand lokal ada dan bagus kenapa harus pakai brand luar. Ini kan juga membantu perekonomian masyarakat juga nantinya,” pungkasnya. (*)
(jo/riz/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com
JOMBANG – Memasuki musim liburan madrasah, santri yang mondok di Jombang mulai pulang kampung. Namun ada yang menarik dengan santri di Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU), kemarin (17/12).
Mereka beramai-ramai sowan dan pamitan terlebih dahulu ke pengasuh pondok. Diantar orang tua, mereka satu per satu minta izin untuk pulang kampung.
Bahkan mereka rela antre hingga duduk-duduk di halaman rumah pengasuh demi mendapatkan izin. Seperti terpantau di kediaman KH Zaimuddin Wijaya As’ad (Gus Zuem), satu per satu santri sowan ke Gus Zuem dan Hj Hasunah. (*)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com
JOMBANG – Perhatikan hiasan kaligrafi di rumah anda. Bisa saja kaligrafi tersebut karya Khoirul Anam, GTT (Guru Tidak Tetap) atau honorer Pendidikan Agama Islam di SDN Begasurkedaleman, Kecamatan Gudo. Ia cukup produktif menghasilkan hiasan kaligrafi. Tak hanya di Jombang, karyanya ini juga banyak dipesan konsumen dari berbagai daerah di Indonesia.
Kesejahteraan GTT yang rendah bukan jadi hambatan bagi Khoirul Anam, untuk terus mengabdi dan mengamalkan ilmu. Tak hanya pandai mendidik siswa, Khoirul Anam juga pandai melukis kaligrafi. Dari hobinya ini ia bisa memperoleh penghasilan lumayan yang bisa menunjang kesejahteraannya.
”Sejak sekolah dulu memang suka melukis kaligafi. Utama itu mengajar, sampingannya membuat kaligrafi,” jelasnya beberapa waktu kemarin. Penghasilan dari kerjaan sampingan membuat kaligrafi jauh lebih besar dari honornya mengajar. Tak hanya di Jombang, kaligrafi buatannya banyak diminati konsumen luar daerah mulai Nganjuk, Mojokerto, Surabaya hingga berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan dan Sulawesi.
Kaligrafi ini dilukisnya di atas kain menggunakan lem lilin. Bentuknya memang unik. Ia mampu membuat berbagai bentuk kaligrafi mulai dari masjid, perahu, wayang dan sebagainya. ”Sesuai keinginan pemesan bisa. Biasanya yang paling banyak dan umum dipesan itu kaligrafi ayat kursi,” lanjutnya.
Selama ini ia hanya memasarkan kaligrafi buatannya secara online melalui akun facebook saja. Namun pemesan cukup banyak dan menjangkau dari berbagai daerah. ”Kalau pas libur bisa bikin banyak, tapi saya kan juga mengajar di sekolah. Jadi satu hari itu bikin satu kaligrafi, itu pun saya kerjakan malam hari. Kalau liburan seperti sekarang bisa maksimal buat lebih banyak,” jelasnya.
Dia mengaku sudah suka menggambar sejak kecil. Ia pun pernah sekolah kaligrafi namun tidak sampai lulus. Namun ia bersyukur hobinya melukis kaligrafi dapat menunjang perekonomiannya sekarang. ”Paling ramai itu jelang lebaran atau musim pernikahan. Yang pesan itu perajin pigora, untuk dijual lagi,” bebernya.
Hasil kreasinya pun ditunjukkan proses pembuatannya kepada Jawa Pos Radar Jombang. Pertama, ia menyiapkan alas berupa triplek dan kain untuk dilukis kaligrafi. Selanjutnya, ia membuat pola sesuai keinginan pemesan. Setelah itu, enggunakan lem tembak untuk melukis kaligrafi langsung di atas alas.
”Tidak boleh ada kesalahan harus fokus, ada satu yang salah lukis kalografinya tidak bisa dijual dan langsung dibuang. Pas awal belajar dulu, salah terus sampai buang puluhan kain. Alhamdulillah sekarang sudah bisa dan terbiasa,” ungkapnya. Setelah dilukis, lem langsung kering sehingga bisa diwarna. Ia biasanya menggunakan cat mobil untuk mewarna kaligrafi.
Untuk membuat pola dan warna yang menarik, ia juga menggunakan kompressor. ”Kalau kain bludru itu hanya satu warna, tapi kalau pakai alas kain furing bisa lebih dari satu warna. Warna yang paling banyak dipesan itu merah dan hitam,” tandasnya. Untuk satu kaligrafi harganya sangat terjangkau mulai ratusan hingga jutaan rupiah. Harga ini bergantung ukuran dan kerumitan kaligrafi yang dipesan.
Sehingga harga kaligrafi buatannya bergantung pemesan masing-masing. Ia biasanya membuat kaligrafi dengan ukuran bervariasi mulai 20×20 centimeter persegi, 60×80 centimeter persegi hingga 120×160 centimeter persegi. ”Kendalanya itu bahan, saya beli di Jawa Tengah. Sebab di Jawa Timur tidak ada yang jual,” pungkas Khoirul Anam. (*)
(jo/ric/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com
OMBANG – Presiden Joko Widodo juga mengunjungi Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. Menghadiri silaturahmi dengan alumni PPBU Jokowi menyampaikan perkembangan RUU Pondok Pesantren yang kini digodok pemerintah.
Sebelumnya Presiden Jokowi juga menghadiri pertemuan di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar. Didampingi sejumlah menteri dan Gubernur Jatim Soekarwo, kedatangan Jokowi disambut ribuan hadirin yang telah menunggunya.
Dalam sambutannya, selain mengutarakan program Bank Wakaf Mikro yang disebutnya terobosan untuk kalangan pesantren. Jokowi juga berharap bank ini mampu menjadi solusi bagi kalangan pedagang kecil yang selama ini kesulitan mengakses perbankan konvensional.
Jokowi, juga menyampaikan perkembangan penggodokan RUU Pesantren yang masih berproses. Dengan UU ini, Presiden menyebut kesetaraan pendidikan untuk beberapa unit pesantren. Selain itu, UU ini nantinya kejelasan hukuk di tiap pesantren juga bakal lebih terang.
’’Nantinya dengan kejelasan status hukum, untuk bantuan keuangan dari APBN juga akan lebih mudah mengakses pesantren,’’ tandasnya. Seperti kunjungannya di beberapa tempat lain, ia juga kembali menepis beberapa isu yang menerpanya terkait PKI hingga antek asing. Ia juga berharap masyarakat tak mudah termakan isu yang belum jelas kebenarannya.
Jokowi, juga kembali berharap masyarakat tetap mampy menjaga kerukunan dalam keberagaman masyarakat. “Negara kita punya ribuan suku dan budaya berbeda, kita semua harus tetap bisa merawatnya dwngan baik dan tetao damai,” imbuhnya.
Di akhir kunjungannya ini, ia juga kembali mengadakan kuis kecil untuk hadirin yang mau ditanyainya. Dua peserta mahasiswa berhasil menjawab pertanyaan yang dilontarkannya terkait suku dan pulau di Indonesia. Jokowi akhirnya meninggalkan Tambakberas sekitar pukul 20.30 untuk kembali ke Bandara Juanda. (*)
(jo/riz/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com
JOMBANG – Presiden Joko Widodo juga mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Jombang dalam seharian kemarin (18/12). Di Pesantren Tebuireng, Jokowi meresmikan pembangunan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari.
Dalam sambutannya, Jokowi mengaku kagum dengan sosok Hadratussyekh KH Hasyim Asyari dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. ”Saya membayangkan apa yang dipikirkan KH Hasyim Asy’ari di tahun 1945, saya membayangkan begitu besarnya semangat dan perjuangan beliau,’’ ujar Jokowi kemarin.
Kecintaan KH Hasyim Asy’ari kepada tanah air hingga berani mendeklarasikan perang jihad fi sabilillah di jalan Allah SWT merupakan suatu bentuk pengorbanan yang luar biasa kepada Bangsa Indonesia. Jokowi juga memuji Gus Sholah sebagai cucu KH Hasyim Asyari hingga kini tetap intens menyuarakan nilai nilai ke-Islaman kepada seluruh umat.
”KH Hasyim Asy’ari mengajarkan kepada kita, harus mencintai Indonesia, termasuk melalui Museum Islam Indonesia ini,’’ tambahnya. Jokowi mengatakan, dalam Museum Islam Indonesia di Tebuireng Jombang, akan diceritakan bagaimana Islam masuk ke Indonesia.
”Seperti yang disampaikan Gus Sholah, Islam masuk ke Indonesia dengan proses yang panjang, berkembang di Indonesia dengan dialog, media kebudayaan lokal seperti syair, wayang, gurindam,’’ jelas dia.
Dijelaskan pula, sejatinya NKRI dibentuk berlandasarkan ideolegi Pancasila yang dicetuskan para ulama, santri dan seluruh elemen bangsa Indonesia lainnya. ”Sehingga kita harus menjaga dengan perilaku ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah,’’ papar dia.
Di akhir sambutannya, Jokowi mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Gus Sholah yang sudah memberikan kontribusi besar kepada umat Islam. Salah satunya diwujudkan dengan pembangunan Museum Islam Indonesia.
Sementara itu, Gus Sholah menyampaikan Islam masuk ke Indonesia tanpa kekuatan militer, politik maupun uang. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh tokoh penyebar Islam dengan cara berdialog memadukan kearifan lokal masyarakat sekitar. ”Termasuk menggunakan medium budaya setempat,’’ tambah nya.
Dalam museum tersebut, juga bakal ditampilkan bagaimana peran pesantren menjadi lembaga pendidikan tua yang hampir seribu tahun mencerdaskan Bangsa Indonesia. ”Nanti cerita tersebut akan ditampilkan dalam bentuk panel-panel gambar yang terpasang di dalam museum dan juga beberapa tulisan,’’ pungkasnya
Usai acara peresmian, Presiden Jokowi meninjau interior museum. Jokowi mendapat penjelasan bagaimana proses Islam masuk ke Indonesia yang diproyeksikan dalam tulisan tulisan dan gambar yang menarik.
Rombongan Jokowi tiba di Ponpes Tebuireng pukul 14.00, Jokowi disambut Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid, Nyai Hj Farida dan Yenny Wahid. Hadir dalam rombongan Jokowi, Kapolri Tito Karnavian, Mendikbud Muhadjir Efendy, Menteri Agama Lukman Hakim, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan sejumlah menteri.
Jokowi dan Gus Sholah sebelumnya juga melakukan ziarah ke makam Presiden ke-4 KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), KH Hasyim As’yari (pendiri NU) di kompleks Tebuireng. (*)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Tribunenws.com
JOMBANG – Warga Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang memiliki cara tersendiri untuk mengais rupiah. Seperti dilakukan Yajid, 48, yang sudah berpuluh puluh tahun mengolah limbah kulit singkong untuk pakan ternak.
Setiap hari, setidaknya dia menghasilkan 20 kilogram kulit singkong. Kulit itu adalah limbah dari sisa singkong untuk pembuatan tape. ”Ini saya manfaatkan untuk pakan ternak. Kadang-kadang juga ada yang membeli,’’ ujar dia.
Untuk menghilangkan kandungan racun yang ada di kulit singkong, harus dibersihkan dengan air. Lalu, dijemur hingga setengah kering. Jika cuaca terik kulit tersebut akan mengering dalam waktu tiga hari. Namun jika mendung bisa seminggu.
”Umumnya orang orang tidak berani menggunakan kulit singkong sebagai pakan ternak karena mengandung sianida. Namun kalau diolah dengan benar, kandungan racunnya akan hilang,’’ beber dia.
Terbuki, hingga kini olahan pakan ternaknya itu diminati. Kepada pembeli, dia menjual pakan ternak tersebut dengan harga Rp 1.500 per kilogram. ”Hanya Rp 1.500 per kilogram. Mereka biasanya sebagai bahan campuran,’’ pungkasnya. (*)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Jombang – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam kunjungan kerjanya. Jokowi juga berziarah ke makam presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Ziarah dilakukan Jokowi setelah menggelar pertemuan dengan Gus Sholah di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Selasa (18/12/2018). Jokowi bersama rombongan mendoakan arwah Gus Dur dan nama-nama lain yang dimakamkan di lokasi.
Jokowi juga menabur bunga ke makam Gus Dur. Di lokasi itu, juga dimakamkan dua pahlawan nasional, yakni KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim.
Jokowi langsung bertolak menuju lokasi peresmian Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari. Lokasinya berjarak sekitar 10 menit berjalan kaki dari Ponpes Tebuireng.
Jokowi mengingatkan perjuangan para ulama dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI. Mereka disebut telah berjihad di jalan Allah.
“Saat membayangkan besarnya perjuangan beliau, besarnya rasa cinta beliau beserta ulama kepada Tanah Air kita, Indonesia, sehingga KH Hasyim Asy’ari dengan keteguhan hati mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan RI sebagai jihad fisabilillah,” kata Jokowi.
|
Agenda kerja Jokowi akan dilanjutkan dengan mengunjungi Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Kabupaten Jombang. Di tempat ini, rencananya Jokowi akan meluncurkan program Bank Wakaf Mikro.
Pada petangnya, Jokowi akan menuju Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, untuk bersilaturahmi dengan para santri.
Article courtesy: Detik.com
Photo courtesy: Detik.com
JOMBANG – Haul almarhum Presiden RI ke-4 KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang ke-9 digelar Minggu (16/12) malam. Meski dihelat secara sederhana di samping makam Gus Dur komplek Pesantren Tebuireng, namun terasa begitu istimewa.
Pasalnya, haul tidak hanya dihadiri para dzuriah, namun sejumlah tokoh penting era Gus Dur juga ikut datang. Haul dimulai tepat pukul 20.00. Di bangku paling ujung, tampak Yenny Wahid anak kedua Gus Dur.
Diikuti Lily Chodidjah Wahid (adik Gus Dur), Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Bondan Gunawan (Mensegneg Era Gus Dur), Wahyu Muryadi (kepala Protokol Istana era Gus Dur) dan Kwik Kian Gie (Menko Perekonomian era gus Dur).
Dalam sambutannya, Yenny menyampaikan jika dirinya rindu dengan nasihat sang ayah Gus Dur. Khususnya saat memasuki tahun politik seperti ini, yang paling sering terjadi adalah maido alias saling menghujat satu sama lain.
Gus Dur pada waktu itu sering mengingatkan, pentingnya toleransi dan saling menghormati untuk menjaga kondusifitas tahun politik. ”Yang paling sering terdengar dalam tahun politik adalah maido,’’ ujar Yenny disambut geliat tawa.
Untuk menjaga suhu tahun politik tetap kondusif, kata Yenny menceritakan nasihat Gus Dur, kuncinya saling menghormati pendapat satu sama lain. Saling toleransi terhadap orang yang berbeda agama dan tidak saling menjelek-jelekan satu sama lain.
”Seperti bu Khofifah ini kan sering dijelek-jelekan, tapi beliau Alhamdulilah bisa mengontrol sehingga suasana tetap kondusif,’’ tandasnya. Hal senada juga disampaikan, Bondan Gunawan Mensegneg era Gus Dur. Dia menceritakan, Gus Dur adalah sosok gus yang berbeda dengan gus gus lain.
”Kalau gus-gus lain itu keluar pondok sebentar saja sudah merasa seperti ulama, tapi Gus Dur ini berbeda, dia tetap rendah hati dan kerjaannya menyapa masyarakat bawah,’’ ujar dia.
Haul ke-9 Gus Dur berakhir sekitar pukul 23.30 WIB. Terlalu ramainya, jamaah sampai tumplek-blek memadati jalan provinsi di depan Pesantren Tebuireng. Mereka rela duduk duduk di jalan sambil mendengarkan sambutan undangan melalui pengeras suara. (*)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com