• info@njombangan.com

Yearly Archive2018

Momentum Natal, Pernak Pernik Yesus dan Gantungan Salib Banyak Dipesan

JOMBANG – Momentum  natal membawa berkah tersendiri bagi perajin suvernir dan pernak pernik di Kabupaten Jombang. Seperti yag dirasakan Natalia, 35, perajin suvenir di Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang.

Sabtu (22/12) kemarin, di rumah Natalia belasan pekerja tampak sibuk mencetak berbagai macam pernak pernik. Namun, dari beberapa jenis yang ada ada dua yang paling banyak dbikin. Yakni pernak pernik Yesus dan Bunda Maria serta gantungan kunci berbentuk salib.

Jelang Natal ini permintaan pernik-pernik natal paling melonjak. ”Jadi permintaan khusus di momentum  natal ini meningkat hingga 30 persen,’’ ujar Natalia ditemui kemarin.

Dia mengaku, dari beberapa jenis suvenir buatannya, yang paling banyak diburu alias diminati pembeli adalah gantungan kuci dan ornamen berbentuk salib. ”Selain unik, karena pernik-pernik itu harganya yang paling ekonomis,’’ sambung nya.  

Dalam sehari, dia biasanya membuat 200 keping suvenir. Itu tegrantung dari permintaan juga. Jika permintaan banyak, maka dia bisa membuat lebih dari 200 keping . ”Tapi kalau jelang natal ini kami membuat dalam jumlah banyak, karena pesanan juga banyak,’’ papar dia.

Untuk satu suvernir, harga yang ditawarkan juga cukup ekonomis, mulai dari Rp 2.500 hingga Rp 4 ribu. Ada juga yang lebih mahal tergantung ukuran dan jenis kerumitan pembuatan. ”Harganya juga bervaritif sesuai desainnya,’’ bebernya.

Dalam membuat suvenir, Lia mengaku di bantu sekitar 15 – 20 orang pekerja. Masing masing pekerja memiliki tugas masing masing mulai dari mencetak, mewarnai hingga proses pengepakan. Sehingga dirinya tak terlalu kuwalahan meskipun banyak pesanan.

”Untuk suvenir kecil, satu orang per hari bisa menghasilkan 500 keping,’’ jelas dia. Suvenir hasil bikinannya, tidak hanya dikirim ke Jombang, melainkan ke sejumlah kota lain seperti Kediri, Mojokerto, Surabaya dan Sidoardjo.

”Tapi yang paling mendominasi adalah Jombang, karena yang pesen tidak hanya gereja-gereja namun juga sekolah,’’ tandasnya.

Dia mengaku, suvenir buatanya itu biasanya digunakan untuk kado. Kadang juga ada yang pesen dipakai untuk hiasan rumah. ”Yang paling banyak dipesen sekolah lalu dibagikan ke murid-murid mereka. Katanya untuk kado natal,’’ pungkasnya. (*)

(jo/ang/mar/JPR)

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Tol Trans Jawa Tersambung, Jokowi Ingin Dampaknya Dirasakan Masyarakat

JOMBANG – Presiden RI Joko Widodo kembali  meresmikan tujuh ruas jalan tol Trans Jawa di kilometer 671+500 tol Kertosono- Bandarkedungmulyo (Kabupaten Jombang) pada Kamis (20/12) siang. Dengan peresmian ini, kini seluruh jaringan tol Jakarta – Surabaya telah sepenuhnya terhubung.

Mengenakan jaket bomber dan celana berwarna hitam, Jokowi tiba di lokasi peresmian sekitar pukul 09.00. Menggunakan bus, Jokowi  terlihat  didampingi Ibu Negara, Iriana Joko Widodo. Ikut mendampingi Menteri BUMN Rini Sumarno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Selain itu Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Jombang mundjidah Wahab juga ikut mendampingi Presiden Jokowi.

Tepat di atas Jembatan Kali Konto ruas tol Kertosono-Bandarkedungmulyo, Presiden Jokowi meresmikan empat tol langsung di wilayah Jawa Timur. Yakni Wilangan-Kertosono sepanjang 38 kilometer,  Kertosono-Bandarkedungmulyo sepanjang 1 kilometer, relokasi Porong-Gempol sepanjang 6 kilometer dan tol Pasuruan – Grati sepanjang 14 kilometer. 

’’Dengan ini, artinya Jakarta-Surabaya sudah tersambung dan bisa dilalui setelah hari ini. Keseluruhan tol panjangnya 741 kilometer dan akan kita coba langsung dengan bus nanti sepanjang 431 kilometer dari Surabaya menuju Jembatan Kalikuto di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah,” ujar Jokowi saat memberi sambutan.

Dengan jaringan tol Trans Jawa yang telah terhubung ini, presiden menyebut akan mempermudah masyarakat  memiliki pilihan dan alternatif jalan. Selain itu, Jokowi juga berharap dengan tol yang telah terintegrasi ini, perjalanan akan menjadi lebih mudah, murah dan cepat.

’’Kita ingin infrastrukur ini memberikan manfaat, lebih memudahkan, lebih murah, lebih cepat dan masyarakat memiliki alternatif. Misalnya saja Surabaya-Ngawi sekarang bisa ditempuh hanya dua jam kalau lewat tol. Silahkan kalau memakai jalan tol atau memakai jalan lama atau provinsi. Saya kira pilihan- pilihan ini harus diberikan kepada masyarakat,” lanjutnya.

Selain itu, Presiden juga menyebut jaringan tol ini akan terintegrasi dengan sejumlah kawasan industri, kawasan ekonomi khusus hingga kawasan wisata. Selain itu, dengan tersambungnya jaringan tol ini, berbagai kemudahan juga akan hadir serta menarik minat investor untuk berinvestasi. 

“Laporan yang saya terima, di Ngawi sudah banyak investor yang menawarkan diri untuk masuk. Kita mendapat permintaan 200 hektare lahan, belum yang di Nganjuk, Madiun dan lainnya. Dengan banyaknya investasi yang masuk, lapangan pekerjaan juga pasti akan terbuka lebar. Selain itu, dari usaha kecil dan menengah, jalan tol juga akan mempercepat suplai sehingga produksi akan jadi lebih baik,” pungkasnya.

Usai meninjau lokasi proyek tol, presiden dan rombongan  beranjak dari lokasi peresmian pukul 10.30. Presiden kembali menggunakan bus, menuju Semarang, Jawa Tengah untuk kembali melakukan peresmian tiga ruas tol di Jawa Tengah. (*)

(jo/riz/mar/JPR)

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Lebih Murah, Kopi Wonosalam Buatan Warkop Jadi Pilihan Wisatawan

JOMBANG – Bagi penikmat kopi, tak ada salahnya mencicipi kopi khas Wonosalam yang dijual di sejumlah warung kopi sepanjang kawasan wisata di Kecamatan Wonosalam.

Seperti warkop di daerah Desa Panglungan,  pembeli dapat menikmati kopi asli Wonosalam yang diolah petani secara tradisional.

Di warkop ini, tersedia kopi arabika (asisa), robusta (bestak), hingga kopi legendaris liberika yang kini jarang ditemukan. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam, untuk dapat menikmati secangkir kopi, cukup mengeluarkan Rp 5 hingga Rp 10 ribu.

”Kalau yang paling sering dinimati kalangan wisatawan adalah arabica,’’ ujar Diana pemilik warkop. Dia mengaku, kopi  tersebut didapat dari petani lokal. Setiap seminggu sekali, mereka datang untuk menjual kopi hasil panen. ”Semuanya kopi ini dari petani asli,’’ pungkas dia. (ang)

(jo/ang/mar/JPR)

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Omzet Bisnis Suvenir Fiber Glass di Jombang Rp 100 Juta Jelang Natal

Jombang – Jelang perayaan Natal, pengrajin suvenir berbahan fiber glass di Jombang merasakan kenaikan omzet yang berarti. Tak tanggung-tanggung, kenaikan omzetnya mencapai 30 persen seiring melonjaknya pesanan untuk suvenir Natal.

Inilah yang dirasakan Nathalia Apriyanto (38), pengrajin suvenir berbahan fiber glass asal Desa Banjardowo, Kecamatan/Kabupaten Jombang.

Nathalia mengatakan, menjelang perayaan Natal tahun ini jumlah pesanan yang diterimanya naik tajam. Replika salib disebut Nathalia merupakan pesanan terbanyak yang masuk ke rumah produksinya.

Pemesannya tak lain gereja-gereja di wilayah Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Ponorogo dan Kediri.
Omzetnya pun turut melonjak hingga 30 persen. Jika bulan-bulan sebelumnya rata-rata Rp 75 juta, kini omzet penjualan suvenir Natal berbahan fiber glass itu mencapai Rp 100 juta dalam sebulan.

“Ada juga pesanan gantungan kunci untuk suvenir acara Natal di sekolah-sekolah. Harganya Rp 2.500-4.000. Memang cocok untuk kalangan sekolah karena murah,” kata ibu tiga anak ini kepada detikcom, Kamis (20/12/2018).

Selain gantungan kunci dan replika salib, Nathalia mengaku sedang mengerjakan pesanan pernak-pernik Natal dalam bentuk lain seperti pigura bernuansa Natal, patung kelahiran Yesus dan patung Perjamuan Kudus.

Banyaknya pesanan membuat Nathalia harus mengerahkan setidaknya 25 pekerja untuk menuntaskan pesanan para pelanggannya. Ada yang membuat suvenir dengan cetakan yang sudah disiapkan, ada yang mengecat, ada pula yang mengemasnya sebelum dilempar ke pasar.
Namun mereka juga berpacu dengan waktu. Rata-rata setiap pekerja mampu menyelesaikan 100-200 suvenir berukuran kecil. Sedangkan untuk suvenir berbentuk patung Perjamuan Kudus, setiap pekerjanya hanya mampu membuat 5-6 buah dalam sehari.

“Pesanan satu gereja ada yang 500, 600 suvenir, ada juga yang 200 suvenir buat hadiah Natal,” terang pemilik industri rumahan Java Fiber ini.

Harga suvenir Natal berbahan fiber glass ini juga bervariasi. Paling murah adalah gantungan kunci Rp 2.500 per biji, sedangkan patung Perjamuan Kudus atau Kelahiran Yesus sebesar 40×20 cm setinggi 20 cm dibanderol seharga Rp 125 ribu.

“Harga tergantung ukuran dan tingkat kerumitan membuatnya,” tutupnya.

 

 

Article courtesy: Detik.com

Photo courtesy: Detik.com

Rest Area di Tol Trans Jawa Bakal Disediakan untuk Brand Lokal

JOMBANG – Selain diharapkan mampu untuk mendorong perkembangan ekonomi di kawasan sekitar tol, pembangunan jalur tol ini diharapkan Presiden Joko Widodo juga bisa membantu sejumlah pengusaha kecil menengah. Tak saja masalah suplai bahan yang lebih cepat, namun juga tersedianya tempat berjualan di sejumlah rest area tol.

Ini dikatakan Presiden Jokowi saat wawancara dengan sejumlah awak media. Jokowi menyebut, pembangunan tol sejak awal sudah didesain pula untuk menampung sejumlah UMKM di sekitar tol.

“Saya sudah sampaikan ke bu Menteri BUMN juga ke Pak Menteri PU, ini pembangunan tol nanti untuk rest area memang harus digunakan untuk usaha-usaha kecil mikro dan menengah,” terangnya.

Dengan itu, dirinya berharap sejumlah UMKM dapat terserap di berbagai titik rest area yang kini dibangun di sepanjang jalur tol. Terlebih, untuk UMKM unggulan daerah. ’’Ya memang harusnya diisi pedagang UMKM. Terlebih untuk yang UMKM jadi unggulan masing-masing daerah dan kabupaten,” sambungnya.

Bahkan, Presiden Jokowi mengatakan, dalam pemilihan UMKM yang nantinya mengisi lapak-lapak di  rest area di dalam tol, harus dipastikan semua terisi dengan UMKM yang benar-benar bermerk lokal dan dimiliki masyarakat lokal.

’’Jadi rest area harus menggunakan brand lokal, brand lokal sudah saya sampaikan brand lokal. Kalau brand lokal ada dan bagus kenapa harus pakai brand luar. Ini kan juga membantu perekonomian masyarakat juga nantinya,” pungkasnya. (*)

(jo/riz/mar/JPR)

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Tradisi Liburan, Santri di Jombang Sowan Kiai Sebelum Pulang Kampung

JOMBANG – Memasuki musim liburan madrasah, santri yang mondok di Jombang mulai pulang kampung. Namun ada yang menarik dengan santri di Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU), kemarin (17/12).

Mereka beramai-ramai sowan dan pamitan terlebih dahulu ke  pengasuh pondok. Diantar orang tua, mereka satu per satu minta izin untuk pulang kampung.

Bahkan mereka rela antre hingga duduk-duduk di halaman rumah pengasuh demi mendapatkan izin. Seperti terpantau di kediaman KH Zaimuddin Wijaya As’ad (Gus Zuem), satu per satu santri sowan ke Gus Zuem dan Hj Hasunah. (*)

(jo/ang/mar/JPR)

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Khoirul Anam, Guru Honorer SD di Gudo yang Nyambi Produksi Kaligrafi

JOMBANG – Perhatikan hiasan kaligrafi di rumah anda. Bisa saja kaligrafi tersebut karya Khoirul Anam, GTT (Guru Tidak Tetap) atau honorer Pendidikan Agama Islam di SDN Begasurkedaleman, Kecamatan Gudo. Ia cukup produktif menghasilkan hiasan kaligrafi. Tak hanya di Jombang, karyanya ini juga banyak dipesan konsumen dari berbagai daerah di Indonesia.

Kesejahteraan GTT yang rendah bukan jadi hambatan bagi Khoirul Anam, untuk terus mengabdi dan mengamalkan ilmu. Tak hanya pandai mendidik siswa, Khoirul Anam juga pandai melukis kaligrafi. Dari hobinya ini ia bisa memperoleh penghasilan lumayan yang bisa menunjang kesejahteraannya.

”Sejak sekolah dulu memang suka melukis kaligafi. Utama itu mengajar, sampingannya membuat kaligrafi,” jelasnya beberapa waktu kemarin. Penghasilan dari kerjaan sampingan membuat kaligrafi jauh lebih besar dari honornya mengajar. Tak hanya di Jombang, kaligrafi buatannya banyak diminati konsumen luar daerah mulai Nganjuk, Mojokerto, Surabaya hingga berbagai daerah di Indonesia, seperti Kalimantan dan Sulawesi.

Kaligrafi ini dilukisnya di atas kain menggunakan lem lilin. Bentuknya memang unik. Ia mampu membuat berbagai bentuk kaligrafi mulai dari masjid, perahu, wayang dan sebagainya. ”Sesuai keinginan pemesan bisa. Biasanya yang paling banyak dan umum dipesan itu kaligrafi ayat kursi,” lanjutnya. 

Selama ini ia hanya memasarkan kaligrafi buatannya secara online melalui akun facebook saja. Namun pemesan cukup banyak dan menjangkau dari berbagai daerah. ”Kalau pas libur bisa bikin banyak, tapi saya kan juga mengajar di sekolah. Jadi satu hari itu bikin satu kaligrafi, itu pun saya kerjakan malam hari. Kalau liburan seperti sekarang bisa maksimal buat lebih banyak,” jelasnya. 

Dia mengaku sudah suka menggambar sejak kecil. Ia pun pernah sekolah kaligrafi namun tidak sampai lulus. Namun ia bersyukur hobinya melukis kaligrafi dapat menunjang perekonomiannya sekarang. ”Paling ramai itu jelang lebaran atau musim pernikahan. Yang pesan itu perajin pigora, untuk dijual lagi,” bebernya. 

Hasil kreasinya pun ditunjukkan proses pembuatannya kepada Jawa Pos Radar Jombang. Pertama, ia menyiapkan alas berupa triplek dan kain untuk dilukis kaligrafi. Selanjutnya, ia membuat pola sesuai keinginan pemesan. Setelah itu, enggunakan lem tembak untuk melukis kaligrafi langsung di atas alas.

”Tidak boleh ada kesalahan harus fokus, ada satu yang salah lukis kalografinya tidak bisa dijual dan langsung dibuang. Pas awal belajar dulu, salah terus sampai buang puluhan kain. Alhamdulillah sekarang sudah bisa dan terbiasa,” ungkapnya. Setelah dilukis, lem langsung kering sehingga bisa diwarna. Ia biasanya menggunakan cat mobil untuk mewarna kaligrafi. 

Untuk membuat pola dan warna yang menarik, ia juga menggunakan kompressor. ”Kalau kain bludru itu hanya satu warna, tapi kalau pakai alas kain furing bisa lebih dari satu warna. Warna yang paling banyak dipesan itu merah dan hitam,” tandasnya. Untuk satu kaligrafi harganya sangat terjangkau mulai ratusan hingga jutaan rupiah. Harga ini bergantung ukuran dan kerumitan kaligrafi yang dipesan. 

Sehingga harga kaligrafi buatannya bergantung pemesan masing-masing. Ia biasanya membuat kaligrafi dengan ukuran bervariasi mulai 20×20 centimeter persegi, 60×80 centimeter persegi hingga 120×160 centimeter persegi. ”Kendalanya itu bahan, saya beli di Jawa Tengah. Sebab di Jawa Timur tidak ada yang jual,” pungkas Khoirul Anam. (*)

(jo/ric/mar/JPR)

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Di PP Tambakberas, Jokowi Sampaikan Perkembangan RUU Pesantren

OMBANG – Presiden Joko Widodo juga mengunjungi Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. Menghadiri silaturahmi dengan alumni PPBU Jokowi menyampaikan perkembangan RUU Pondok Pesantren yang kini digodok pemerintah. 

Sebelumnya Presiden Jokowi juga menghadiri pertemuan di Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar. Didampingi sejumlah menteri  dan  Gubernur Jatim Soekarwo, kedatangan Jokowi disambut ribuan hadirin yang telah menunggunya.

Dalam sambutannya, selain mengutarakan program Bank Wakaf Mikro yang disebutnya terobosan untuk kalangan pesantren. Jokowi  juga berharap bank ini mampu menjadi solusi bagi kalangan pedagang kecil yang selama ini kesulitan mengakses perbankan konvensional.

Jokowi, juga menyampaikan perkembangan penggodokan RUU Pesantren yang masih berproses. Dengan UU ini, Presiden menyebut kesetaraan pendidikan untuk beberapa unit pesantren. Selain itu, UU ini nantinya kejelasan hukuk di tiap pesantren juga bakal lebih terang.

’’Nantinya dengan kejelasan status hukum, untuk bantuan keuangan dari APBN juga akan lebih mudah mengakses pesantren,’’ tandasnya. Seperti kunjungannya di beberapa tempat lain, ia juga kembali menepis beberapa isu yang menerpanya terkait PKI hingga antek asing. Ia juga berharap masyarakat tak mudah termakan isu yang belum jelas kebenarannya.

Jokowi, juga kembali berharap masyarakat tetap mampy menjaga kerukunan dalam keberagaman masyarakat. “Negara kita punya ribuan suku dan budaya berbeda, kita semua harus tetap bisa merawatnya dwngan baik dan tetao damai,” imbuhnya.

Di akhir kunjungannya ini, ia juga kembali mengadakan kuis kecil untuk hadirin yang mau ditanyainya. Dua peserta mahasiswa  berhasil menjawab pertanyaan yang dilontarkannya terkait suku dan pulau di Indonesia. Jokowi akhirnya meninggalkan Tambakberas sekitar pukul 20.30 untuk kembali ke Bandara Juanda. (*)

(jo/riz/mar/JPR)

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Resmikan Museum, Jokowi Ajak Masyarakat Teladani KH Hasyim Asy’ari

JOMBANG – Presiden Joko Widodo juga mengunjungi sejumlah pondok pesantren di Jombang dalam seharian kemarin (18/12). Di  Pesantren Tebuireng, Jokowi meresmikan pembangunan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari.

Dalam sambutannya, Jokowi mengaku kagum dengan sosok Hadratussyekh KH Hasyim Asyari dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan  Indonesia. ”Saya membayangkan apa yang dipikirkan KH Hasyim Asy’ari di tahun 1945, saya membayangkan begitu besarnya semangat dan perjuangan beliau,’’ ujar Jokowi kemarin.

Kecintaan KH Hasyim Asy’ari kepada tanah air hingga berani mendeklarasikan perang jihad fi sabilillah di jalan Allah SWT merupakan suatu bentuk pengorbanan yang luar biasa kepada Bangsa Indonesia. Jokowi juga memuji Gus Sholah sebagai cucu KH Hasyim Asyari hingga kini tetap intens menyuarakan nilai nilai ke-Islaman kepada seluruh umat.

”KH Hasyim Asy’ari mengajarkan kepada  kita, harus mencintai Indonesia, termasuk melalui Museum Islam Indonesia ini,’’ tambahnya. Jokowi mengatakan, dalam Museum Islam Indonesia di Tebuireng Jombang, akan diceritakan bagaimana Islam masuk ke Indonesia.

”Seperti yang disampaikan Gus Sholah, Islam masuk ke Indonesia dengan proses yang panjang, berkembang di Indonesia dengan dialog, media kebudayaan lokal seperti syair, wayang, gurindam,’’ jelas dia.

Dijelaskan pula, sejatinya NKRI dibentuk berlandasarkan  ideolegi Pancasila yang dicetuskan para ulama, santri dan seluruh elemen bangsa Indonesia lainnya. ”Sehingga kita harus menjaga dengan perilaku ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah,’’ papar dia. 

Di akhir sambutannya, Jokowi mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada Gus Sholah yang sudah memberikan kontribusi besar kepada umat Islam. Salah satunya diwujudkan dengan pembangunan Museum Islam Indonesia. 

Sementara itu, Gus Sholah menyampaikan Islam masuk ke Indonesia tanpa kekuatan militer, politik maupun uang. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh tokoh penyebar Islam dengan cara berdialog memadukan kearifan lokal masyarakat sekitar. ”Termasuk menggunakan medium  budaya setempat,’’ tambah nya.

Dalam museum tersebut, juga bakal ditampilkan bagaimana peran pesantren menjadi lembaga pendidikan tua yang hampir seribu tahun mencerdaskan Bangsa Indonesia. ”Nanti cerita tersebut akan ditampilkan dalam bentuk panel-panel gambar yang terpasang di dalam museum dan juga beberapa tulisan,’’ pungkasnya

Usai acara peresmian, Presiden Jokowi  meninjau interior museum.  Jokowi mendapat penjelasan bagaimana proses Islam masuk ke Indonesia yang diproyeksikan dalam tulisan tulisan dan gambar yang menarik. 

Rombongan Jokowi tiba di Ponpes Tebuireng pukul 14.00, Jokowi disambut Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Salahuddin Wahid, Nyai Hj Farida dan Yenny Wahid. Hadir dalam rombongan Jokowi, Kapolri Tito Karnavian, Mendikbud Muhadjir Efendy, Menteri Agama Lukman Hakim, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan sejumlah menteri. 

Jokowi dan Gus Sholah sebelumnya juga melakukan ziarah ke makam Presiden ke-4 KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), KH Hasyim As’yari (pendiri NU) di kompleks Tebuireng. (*)

(jo/ang/mar/JPR)

 

 

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Tribunenws.com

Warga Mojowarno Olah Limbah Kulit Singkong Jadi Pakan Ternak

JOMBANG – Warga Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang memiliki cara tersendiri untuk mengais  rupiah. Seperti dilakukan Yajid, 48, yang sudah berpuluh puluh tahun mengolah limbah kulit singkong untuk pakan ternak. 

Setiap hari, setidaknya dia menghasilkan 20 kilogram kulit singkong. Kulit itu adalah limbah dari sisa singkong untuk pembuatan tape. ”Ini saya manfaatkan untuk pakan ternak. Kadang-kadang juga ada yang membeli,’’ ujar dia. 

Untuk menghilangkan kandungan racun yang ada di kulit singkong,  harus dibersihkan dengan air. Lalu, dijemur hingga setengah kering. Jika cuaca terik kulit tersebut akan mengering dalam waktu tiga hari. Namun jika mendung bisa seminggu.

”Umumnya orang orang tidak berani menggunakan kulit singkong sebagai pakan ternak karena mengandung sianida. Namun kalau diolah dengan benar, kandungan racunnya akan hilang,’’ beber dia. 

Terbuki, hingga kini olahan pakan ternaknya itu diminati. Kepada pembeli, dia menjual pakan ternak tersebut dengan harga Rp 1.500 per kilogram. ”Hanya Rp 1.500 per kilogram. Mereka biasanya sebagai bahan campuran,’’ pungkasnya. (*)

(jo/ang/mar/JPR)

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com