JOMBANG – Selain berziarah, pengunjung juga dapat berbelanja di seputar kawasan sentra oleh-oleh yang terdapat di luar komplek makam. Di sana pedagang menjual berbagai macam merchandise khas Gus Dur. Mulai dari tasbih, sarung, kopyah hingga gantungan kunci model Gus Dur.
Di destinasi wisata religi makam Gus Dur, terbagi menjadi beberapa blok. Pertama, kawasan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari dan Monumen Asmaul Husna, kedua kawasan sentra PKL dan oleh-oleh dan ketiga makam gus Dur sendiri. ”Benar, jadi dari awal pintu masuk peziarah akan disambut beberapa spot selfi di kawasan makam parkir Gus Dur,’’ ujar Iskandar, kepala Pondok Pesantren Tebuireng.
Di sana peziarah dapat berswafoto dan mengabadikan momen di berbagai spot yang disediakan. Bahkan peziarah tak perlu khawatir jika tak sempat foto-foto. Sebab, ada komunitas fotografer kawasan makam Gus Dur yang sudah membidik saat peziarah saat melintas di kawasan parkiran. Biaya per foto dibandrol Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu.
Rute selanjutnya, pengunjung berjalan sekitar 500 meter untuk sampai ke makam Gus Dur. Di makam Gus Dur peziarah akan disambut aula yang untuk ngaji dan berdoa didepan makam Gus Dur dan KH Hasyim Asy’ari (pendiri NU). ”Di sana kami juga menyediakan tempat istirahat bagi peziarah yang kelalahan,’’ papar dia.
Usai melakukan ziarah, pengunjung dapat berbelanja membawa oleh-oleh khas Gus Dur. Karena di sepanjang sentra oleh-oleh itu, pedagang menjual berbagai macam kebutuhan peziarah. Mulai dari kuliner, suvenir hingga buku dan kitab Alquran. ”Semuanya ada di sana, mulai dari tasbih, hingga kaos bergambar Gus Dur atau pahlawan nasional KH Hasyim Asy’ari,’’ pungkasnya. (*)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com
JOMBANG – Kejuaraan Tenis Meja Spido Cup 2018 se-Kabupaten Jombang berlangsung semarak dan sukses, Sabtu – Minggu (22-23/12). Sejumlah klub yang ada di Jombang pun sangat antusias mengikuti kejuaraan ini.
Sebanyak 109 peserta terdiri dari 89 peserta tunggal dan 20 peserta ganda yang berpartisipasi pada lomba tenis meja dalam rangka HUT Partai Hanura ke-12 ini yang dihelat di Desa Sambongdukuh, Kecamatan Jombang.
”Alhamdulillah pelaksanaan lomba tenis meja ini berjalan sukses dan lancar,” ujar penyelenggara acara Pulung Legowo dan Aminudin dan Ketua Panitia Spido Cup 2018.
Pada nomor tunggal putra juara pertama diraih oleh Alfian yang berhasil mengalahkan Andi Widarto pada babak puncak. Andi Widarto pun menjadi juara kedua, sedangkan juara ketiga diraih Budi Suwarsono.
Sedangkan pada nomor ganda putra, juara pertama diraih Alfian dan Andi yang sukses menundukkan Sutrisno dan Wahyu yang menjadi juara kedua. Juara ketiga ganda putra pun diraih Ahmada dan Yusuf.
”Ke depanya kegiatan lomba tenis meja ini akan semakin sering dilaksanakan pada tempat berbeda,” jelas Pulung Legowo, penyelenggara acara. Harapannya, event ini menjadi motivasi anak-anak, remaja hingga orang tua di Kabupaten Jombang untuk semakin mencinta tenis meja.
Tenis meja sendiri olahraga yang murah dan mudah serta tidak membutuhkan tempat yang luas. Melalui kejuaraan ini diharapkan tenis meja semakin merakyat, sehingga dapat turut mengembangkan bakat dan mencetak generasi atlet tenis meja yang berprestasi.
”Jombang sudah memiliki atlet tenis meja berprestasi sampai peringkat 16 Asia Tenggara, harapan ke depan bisa sampai peringkat 3 Asia Tenggara,” tandasnya.
Ditambahkan, kalau event-event kejuaraan tenis meja sering digelar, maka bisa menjaring bibit-bibit muda berbakat. Apalagi di Jombang telah memiliki klub tenis meja yang sangat aktif.
’’Kejuaraan tenis meja sudah rutin digelar, tetapi kalau ditambah lagi maka hasilnya akan lebih bagus. Misalnya event untuk hari-hari besar. Tentu ini juga butuh dukungan dari Pemkab Jombang juga,’’ tambah Pulung Legowo. (*)
(jo/ric/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com
JOMBANG – Wisata religi makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terletak di kompleks Pesantren Tebuireng seolah menjadi medan magnet bagi peziarah. Pasalnya, makam ini tak pernah sepi peziarah dari berbagai penjuru Indonesia.
Makam Gus Dur sejak 31 Desember 2009, terus dikunjungi ribuan peziarah setiap harinya. Sebelum Gus Dur meninggal, sudah ada makam dua pahlawan nasional di komplek makam tersebut, yakni KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahid Hasyim. Dahulu, jumlah peziarah memang sudah banyak, namun tak sebanyak sekarang ketika ada makam Gus Dur.
Ketika masuk di area makam Gus Dur, peziarah bakal disambut lorong panjang yang disamping kanan-kirinya ada puluhan pedagang oleh-oleh. Dahulu, lorong itu merupakan kamar-kamar para santri namun kini berubah menjadi lorong yang dilewati peziarah untuk menuju makam Gus Dur.
Di kompleks makam Gus Dur, ada sekitar 45 orang yang dimakamkan. Mulai dari pendiri Pesantren Tebuireng, pengasuh pondok, keluarga hingga dzuriah. Makam Gus Dur sendiri terletak di sebelah pojok utara. Terdapat tanda batu maesan unik bertuliskan: di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan’’ dalam empat bahasa. Yakni bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan China.
Kawasan makam Gus Dur dibuka dalam dua sesi. Pertama mulai pukul 07.00 hingga 16.00 dan sesi kedua mulai pukul 20.00 hingga 03.00. Jumlah pengunjung makam Gus Dur seolah tak bisa dihitung dengan mata. Saking banyaknya, peziarah berjubel hingga lesehan di beberapa sudut makam. ”Kalau hari-hari biasa mulai Senin – Kamis itu jumlah pengunjung 2- 3 ribu per hari. Namun kalau sudah masuk Jumat, Sabtu dan Minggu itu bisa masuk sampai 10 ribu peziarah per hari,’’ ujar Iskandar, Kepala Pesantren Tebuireng kemarin (23/12).
Bahkan momentum, haul Gus Dur yang ke-9 ini, jumlah pengunjung makin bertambah. Apalagi, minggu-minggu ini sudah memasuki liburan sekolah. ”Jadi karena bertepatan dengan musim libur panjang, jumlah pengunjung bisa 15 – 20 ribu,’’ sambungnya.
Makam Gus Dur dikelola oleh Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT). Hasil dari infaq peziarah, dikelola dan disalurkan untuk masyarakat. ”Ada beberapa program yang dikelola LSPT mulai dari pendidikan maupun sosial. Biasanya, kami sering melakukan kegiatan sosial kemanusiaan saat ada bencana,’’ papar dia.
Kawasan makam Gus Dur mulai dipersolek pemerintah dua tahun sejak Gus Dur wafat. Pada 2011 Kemendikbud RI dan Pemkab Jombang mulai membangun Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asyari dan kawasan parkir di makam Gus Dur. ”Itu dibangun mulai 2011. Sekarang pemerintah juga mulai membangun sentra PKL di sebelah barat,’’ pungkasnya. (*)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com