• info@njombangan.com

Daily ArchiveNovember 27, 2018

Tanggapan Sepi, Nasib Jaranan Dor Kesenian Asli Jombang Saat Ini

JOMBANG – Pertunjukan seni budaya di  Jombang makin tak terdengar. Salah satunya, kesenian jaranan atau yang paling sering dikenal kuda lumping dari Desa Kemambang, Kecamatan Diwek, semakin  sepi tanggapan.

Kesenian jaranan dengan label jaranan dor di Desa Kemambang, Kecamatan Diwek, Jombang telah ada sejak  1925.  Saat ini,  kesenian ini masih cukup terawat. Sang pemilik saat ini Musman, 56, merupakan generasi ke empat.

Menurut Musman, kesenian ini sempat  mati, kemudian oleh Musman, dicoba untuk dihidupkan lagi. ”Dulu sempat berhenti, kemudian saya mencoba untuk menghidupkan kembali, agar generasi penerus bisa mengetahui atau bahkan meneruskan jaranan ini nantinya,” ujarnya.

Musman berharap kepada pemerintah agar kesenian-kesenian asli Kabupaten Jombang seperti miliknya ini, lebih diperhatikan lagi ke depannnya. Sehingga, kesenian di Jombang tidak akan mati dan terus ada sampai nanti.

”Selama ini soal dana, dari dulu saya cari sendiri. Baru dua tahun ini diperhatikan, cuma ya itu, dana itu dibuat untuk acara 17-an. Terus yang kemarin itu, saya kan sudah nggak punya dana lagi, ada dana saya buat karnaval,” tutur Musman.

Menurutnya, ciri khas yang membedakan kesenian jaranan dor  dengan jaranan lainnya adalah, digunakannya alat musik tanjidor. Sehingga muncul kata ‘dor’ di belakang jaranan..

”Tradisionalnya itu, kembangannya itu tidak sama, dornya itu tidak sama,” kata Musman. Selain memiliki atraksi jaranan yang biasanya dibawakan oleh empat orang, kesenian jaranan dor ini juga menampilkan jaranan dengan model kesurupan atau  ndadi (Jawa) bersama celengan, atraksi ganongan, bantengan, dan atraksi naga.

Kesemuanya tampil secara berurutan, jika kesenian ini tampil full tim dengan 30 orang anggota. ”Kesenian ini asli Jombang, tahun 1925. Tapi kami adil (ketat, Red) mas, istilahnya kalau main itu cok bakal (sesaji, Red) nya kurang, saya tidak berani,” lanjutnya.

Ia juga berkeinginan untuk membesarkan jaranannya ke depan. “Untuk itu saya berharap pemerintah ke depan lebih peduli lagi dengan kesenian,” ujarnya lagi.(*)

(jo/yan/mar/JPR)

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com

520 Pelajar Berprestasi dan Kurang Mampu di Jombang Peroleh Beasiswa dari Perusahaan Ini

SURYA.co.id | JOMBANG – PT Cheil Jedang Indonesia (CJI) Jombang menyalurkan beasiswa kepada 520 orang pelajar di wilayah Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Selasa (27/11/2018).

Beasiswa diberikan sebagai bentuk komitmen dari perusahaan dengan fasilitas Penyertaan Modal Asing (PMA) asal Korea Selatan tersebut dalam mendukung pendidikan di Kabupaten Jombang.

Penyerahan beasiswa dilakukan langsung Bupati Jombang Mundjidah Wahab dan Eksekutif Vice President PT CJI Kim Hak Yun, di Aula PT CJI, Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.

Terdapat tiga kategori beasiswa dari perusahaan produsen penyedap rasa itu.

Yakni 3 siswa dengan kategori excellent. Ketiganya Salma Aulia Az-zahroh dari SDN Bawangan 2 Ploso, Eka Alicia dari SMPN 2 Ploso, dan Shirotul Nur Qoiroh dari SMAN Ploso.

Kemudian kategori kedua, siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, 201 pelajar.

Rinciannya 114 siswa SD, 47 siswa SMP, dan 40 siswa SMA/SMK/MA. Selebihnya, 316 siswa berprestasi, terdiri 219 siswa SD, 50 siswa SMP, dan 47 siswa SMA/SMK/MA.

Eksekutif Vice President PT CJI, Kim Hak Yun, mengatakan, pemberian beasiswa ini sebagai bentuk dan upaya PT CJI untuk meningkatkan pendidikan kepada anak-anak di Kecamatan Ploso.

Khususnya bagi anak-anak yang berprestasi. Diharapkan beasiswa ini mampu membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.

Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengapresiasi langkah yang dilakukan PT CJI. PT CJI dinilai Mundjidah terbukti begitu peduli kepada pendidikan anak, dan sudah bertahun-tahun dilakukan PT CJI.

“Terlebih lagi bagi anak-anak berprestasi, dari keluarga kurang mampu,” tandas Mundjidah Wahab. Ke depan, imbuh Mundjidah, Pemkab Jombang akan melakukan komunikasi dengan perusahaan-perusahaan lain agar melakukan kegiatan serupa.

“Akan kita kumpulkan perusahaan-perusahaan, untuk CSR (corporate social responsibility)nya agar ada koordinasi dengan Pemkab Jombang,” imbuhnya.

Mundjidah menuturkan, Pemkab Jombang konsisten dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Selama ini, Pemkab Jombang sangat serius menangani dan meningkatkan mutu pendidikan.

“Dana dari pusat, provinsi dan daerah kita sharing. Untuk seragam gratis sudah kita programkan dan sudah kita anggarkan kurang lebih Rp 30 miliar. Itu akan dilakukan tahun ajaran baru 2019,” pungkas Mundjidah.

General Manager PT CJI, Mulyono mengatakan, selain penyerahan beasiswa kepada pelajar berprestasi, PT CJI juga menyerahkan bantuan bagi sekolah peduli lingkungan.

 

Penghargaan tersebut diberikan ke SDN Rejoagung.

“Kenapa sekolah peduli lingkungan, karena kami ingin menanamkan budaya bersih dan peduli lingkungan sejak di bangku sekolah,” tutur Mulyono.

Dikisahkan, pada 20 tahun silam, ketika PT CJI berdiri di Kecamatan Ploso, kondisi lingkungan masih sangat bersih. Tidak ada sampah-sampah di sepanjang aliran sungai.

“Tetapi sekarang ini, sungai sudah menjadi tempat pembuangan sampah. Harapan kami, 10 tahun ke depan sudah tidak ada sampah di sungai,” harap Mulyono.

 

Article courtesy: Tribunnews.com

Photo courtesy: Tarakantimes.com