• info@njombangan.com

Daily ArchiveNovember 26, 2018

Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Wayang Topeng Jombang Kisahkan Cerita Panji

Tribunjatim.com, Jombang – Di Indonesia ada beragam jenis seni wayang.

Wayang hadir dalam berbagai bentuk dan medium ekspresi.

Ada Wayang Kulit, Wayang Orang, Wayang Golek, Wayang Klitik, Wayang Beber, dan ada juga ‘Wayang Topeng’.

Menonton ‘Wayang Topeng’ berarti menonton taeter pitutur khas Indonesia.

Berbeda dari seni wayang kebanyakan, yang sumber ceritanya dari kisah “Mahabharata” dan ”Ramayana” (India). Sebaliknya Wayang Topeng, menjadikan cerita “Panji” (khas Indonesia) sebagai sumber lakon.

Kisah-kisah klasik inilah yang ditampilkan oleh para penggiat seni dan budaya dari Kabupaten Jombang, dengan menyajikan kesenian ‘Wayang Topeng’ di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (25/11/2018).

Sajian Wayang Topeng Jati Duwur dengan lakon ‘Patah Kuda Narawangsa – Bumi Santri Nggayuh Wohing Pakarti Mring Lelaku Suci’_ ini, menjadi bagian dari perhelatan Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur, yang diselenggarakan Badan Penghubung Daerah Provinsi Jawa Timur.

Cerita Panji, adalah kumpulan cerita masa Jawa periode klasik. Isinya mengenai kepahlawanan dan cinta, terkait dengan tokoh utamanya, Raden Inu Kertapati (Panji Asmarabangun) dan Dewi Sekartaji (Galuh Candrakirana).

Beberapa cerita rakyat seperti ‘Keong Mas’, ‘Ande-ande Lumut, dan ‘Golek Kencana’ juga merupakan turunan dari cerita ini.

Banyak orang tidak tahu bahwa ‘Cerita Panji’, adalah karya sastra dan budaya Indonesia, yang pengaruhnya hingga ke luar negeri.
Dalam siaran pers yang diterima TribunJatim.com, Senin (26/11/2018), ‘Cerita Panji’ memiliki banyak versi, dan telah menyebar ke seluruh jazirah Nusantara; Jawa, Bali, Kalimantan, Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Filipina.

“Wayang Topeng sudah mendapat pengakuan dari Negara. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wayang Topeng ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018,” kata Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab, saat memberi sambutan pada acara Anugerah Duta Seni Jawa Timur tersebut.

Pengakuan tersebut, lanjut Mundjidah, mendorong masyarakat khususnya warga Jombang terus berupaya ikut melestarikan karya budaya ini.

“Wayang Topeng Jatiduwur merupakan salah satu dari kekayaan budaya yang dimiliki Jombang. Oleh karena itu, kita terus berupaya menampilkan seni pertunjukan ini pada masyarakat luas. Salah satunya tampil di Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah ini,” terangnya.

Selain Wayang Topeng, Duta Seni Kabupaten Jombang juga menampilkan kesenian lainnya, antara lain, musik ‘Qasidah Rebana’, tari ‘Kidung Abdi Praya’, nyanyian ‘Bumi Santri’ disertai peragaan busana komoditas batik khas Jombang, gending dolanan ‘Kelinci Ucul’ serta tari ’Kelono’ untuk mengawali sajian drama wayang topeng.

Jombang Bumi Santri Berkarakter

Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab, mengharapkan, Jombang tidak hanya dikenal sebagai bumi santri, melainkan juga sentra seni dan budaya yang berkarakter.

Kabupaten Jombang, kata Mundjidah, merupakan salah satu dari banyak wilayah di Jawa timur yang kaya akan budaya. Oleh karena itu, menurutnya, perlu wadah yang dapat menampung berbagai kegiatan seni dan budaya ‘Jombangan’.

“Kita akan bangun sebuah pusat edukasi dan rekreasi budaya yang representatif yang nantinya dapat difungsikan sebagai sarana edukasi, komunikasi, sekaligus rekreasi,” terangnya.

Turut menyaksikan acara ini Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, Samad Widodo, SS, MM Hadir juga Ketua DPRD Kabupaten Jombang, Drs H Joko Triono, Kapolres Jombang, AKBP Fadli Wiydanto, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Jombang, serta warga dan pengurus Pawarta (Paguyuban Warga Jakarta) asal Jawa Timur.

Para seniman yang terlibat di pergelaran ini, Fandi Ahmad, SPd (Penulis Cerita dan Sutradara), M. Habibudin (Penata Artistik dan Panggung), Ayu Titis Rukmana Sari, M.Sn, (Penata Tari), Wahyudi M. Sn, (Penata Musik), serta puluhan pengrawit, aktor, aktris panggung, penyanyi dan penari.

Duta Seni Kabupaten Jombang ini langsung di bawah pembinaan Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab, selaku Pelindung.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jombang, Drs. Bambang Nurwijanto M. Si, sebagai Penasehat, Kepala Bidang Kebudayaan, Suparno, SH, sebagai Penanggung Jawab.

Bertindak sebagai Juri Pengamat adalah, Suryandoro, S.Sn (Praktisi dan Pengamat Seni Tradisi), Eddie Karsito (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), Dra Nursilah, M Si (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan Catur Yudianto (Kepala Bagian Pelestarian dan Pengembangan Bidang Budaya TMII).

Pergelaran selanjutnya, Anjungan Jawa Timur TMII akan menampilkan duta seni dari Kabupaten Malang (2 Desember 2018), dan Kabupaten Jember (9 Desember 2018) mendatang.

 

Article courtesy: Tribunnews.com

Photo courtesy: Tribunnews.com

Kampoeng Djawi Wonosalam; Lestarikan Arsitektur dan Budaya Jawa Timur

JOMBANG – Kampoeng Djawi salah satu destinasi wisata yang unik dengan suasana  khas pedesaan asri dan sejuk di Kabupaten Jombang. Seperti namanya, Kampoeng Djawi yang terletak di Dusun Gondang, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, mengusung tradisional Jawa dalam setiap detailnya.

Mulai dari pintu masuk hingga berbagai tempat dan fasilitas penginapan khas Jawa membawa pengunjung pada era tempo dulu.

Apalagi didukung udara sejuk Wonosalam membuat pengunjung betah berlama-lama. Kampoeng Djawi  berada di ketinggian 750 di atas permukaan laut dengan udara yang cukup segar dikelilingi pegunungan dan hamparan sawah, memperkuat suasana desa yang menyatu dengan  alam.

Penginapan di Kampoeng Djawi berbentuk rumah joglo Jawa Timur  sangat nyaman untuk pengunjung.

Memasuki Kampoeng Djawi,  disambut gapura candi lengkap dengan hiasan janur yang memiliki nilai Jawa yang kuat. Lobby Kampoeng Djawi berbentuk pendopo begitu unik dengan ukiran, kursi, meja dan interior dari kayu jati memperkuat suasana Jawa.

Selanjutnya, pengunjung semakin hanyut dalam suasana tradisional Jawa Timur.  Meski demikian, pengunjung tidak perlu khawatir sebab rumah joglo ini sudah dimodifikasi, sehingga terasa nyaman. Fasilitas kamar tidur, kamar mandi dan lainnya, tetap dengan sentuhan zaman dulu.

Kolam renang dengan air yang begitu jernih dan segar, dengan latar belakang pemandangan sawah dan hutan begitu indah. Pengunjung selalu mengabadikan momen liburan mereka berenang di Kampoeng Djawi ini.

Selain itu, kuliner di Kampoeng Djawi juga begitu memanjakan lidah pengunjung. Kampoeng Djawi memiliki fasilitas pawon alias dapur sebagai tempat memasak dan sekaligus tempat makan ala zaman dulu. Berbagai menu makanan  Jawa Timuran bisa dipesan. Dapur ini juga dilengkapi dengan area makan outdoor yang cantik dihiasi dengan deretan meja dan bangku berbahan kayu. (*)

(jo/ric/mar/JPR)

 

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Website Kampoeng Djawi