SURYA.co.id | JOMBANG – Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Jombang mengeluarkan surat edaran (SE) tentang kewajiban bagi guru dan pelajar SD dan SMP untuk berdialog menggunakan bahasa Jawa, setiap Kamis.
Kewajiban itu akan mulai diberlakukan mulai semester II 2018-2019 mendatang.
Kebijakan ini guna mengingatkan siswa akan budaya dan bahasa Jawa sebagvai bahasa ibu, agar tidak kalah dengan bahasa lainnya.
Kepala Dindik Jombang Budi Nugroho mengatakan, SE tertanggal 29 Oktober 2018, itu ditujukan kepada kepala SD dan SMP, yang intinya mewajibkan guru dan siswa berdialog menggunakan bahasa daerah (Jawa) tiap hari Kamis.
“Tujuannya, bahasa Jawa ini supaya tidak hanya dipelajari saja, atau selesai di tingkat mata pelajaran saja, tetapi benar-benar menjadi bagian dari budaya kita,” kata Budi Nugroho, Minggu (4/11/2018).
Soal kebijakan mewajibkan guru dan siswa SD-SLP berbahasa Jawa itu, Budi Nugroho berargumen, bertolak dari keprihatinan atas terkikisnya kemampuan generasi muda dalam terhadap praktik bahasa Jawa sehari-hari.
Kebijakan ini, sambungnya, sekaligus juga untuk mengimplementasi Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah dan Madrasah.
Dari SE tersebut, terang Budi Nugroho, memang sengaja bukan hanya pelajar SD dan SMP saja yang berkewajiban menggunakan bahasa Jawa melainkan juga para guru. Ini juga agar para guru, selain sebagai pengelola sekolah, juga ikut membiasakan diri dalam Bahasa Jawa.
Terkait pelaksanaan kewajiban berbahasa Jawa itu, terang Budi, nantinya akan dilakukan pengawasan secara berjenjang. “Tidak kaku karena ini persoalan membiasakan kembali tatakrama dan berbahasa Jawa,” tutur Budi.
Article courtesy: Tribunnews.com
Photo courtesy: Tribunnews.com
Decent Work & Economic Growth
Oleh Lilis Widyaningsih
Berbicara mengenai kegiatan perekonomian negara, saat ini berbagai negara di belahan dunia termasuk Indonesia melaksanakan pembangunan dunia yang berkelanjutan atau yang lebih kita kenal dengan SDGs (Sustainable Development Goals) yang dilaksanakan mulai dari 21 Oktober 2015 hingga 2030. Indonesia merupakan negara yang berada tepat di garis khatulistiwa sehingga negara yang dilalui garis khatulistiwa memiliki iklim tropis. Negara yang memiliki iklim tropis cocok untuk kegiatan perekonomian seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan lain sebagainya yang dapat menambah jumlah pendapatan negara terutama dalam sektor pertanian. Hal ini yang membuat Indonesia mendapatkan julukan sebagai negara agraris.
Sektor pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDB (Produk Domestik Bruto) baik nasional maupun daerah termasuk Kabupaten Jombang. Secara topografi wilayah Kabupaten Jombang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi di wilayah selatan dan daerah aliran Sungai Brantas. Menurut data BAPPEDA 2009-2010, Kabupaten Jombang sendiri terdapat 4 sektor utama yang menyumbang PDRB tertinggi di Kabupaten Jombang. Empat sektor utama tersebut terdiri atas sektor pertanian, sektor industri pengolah, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor jasa-jasa. Akan tetapi sektor penyumbang yang terbesar adalah sektor pertanian. Adapun sektor pertanian yang menyumbang PDRB Kabupaten Jombang sektor pertanian bidang bahan makanan. Bahan makanan tersebut adalah antara lain padi, jagung, dan juga buah-buahan.
Pengolahan lahan pertanian dikelola oleh masyarakat sendiri dan juga sebagai mata pencaharian sebagian besar masyarakat Kabupaten Jombang yaitu sebagai petani maupun buruh tani. Jika dilihat dari penghasilan yang diperoleh oleh petani sangat berbeda dengan buruh tani. Hal ini dikarenakan petani yang mempunyai lahan dan memperoleh pendapatan dari hasil panen yang diperoleh. Sedangkan buruh tani memperoleh pendapatan dari hasil menanam, merawat maupun memanen dan hal tersebut bersifat musiman. Apabila tidak sedang musim tanam maupun panen maka masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani akan mencari mata pencaharian lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jika di musim hujan para petani di Kabupaten Jombang menanam padi maka pada saat musim kemarau seperti ini para petani menanam jagung atau buah-buahan seperti semangka, blewah, timun mas dan lain sebagainya. Proses menanam jagung atau buah-buahan tidak serumit menanam padi yang membutuhkan air yang banyak. Hal ini dikarenakan tanaman jagung dan buah-buahan tidak terlalu membutuhkan banyak air.
Di Kabupaten Jombang sendiri beberapa kecamatan merupakan penghasil buah-buahan seperti semangka, blewah, timun suri dan lain sebagainya yaitu Kecamatan Jombang, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Plandaan, Kecamatan Perak, Kecamatan Bandar Kedungmulyo dan sekitarnya. Adapun di beberapa daerah tersebut para petani biasanya setelah selesai masa tanam padi akan menanam buah-buahan yang nantinya akan dipanen ketika Bulan Ramadahan. Karena di Bulan Ramadhan buah blewah sangat dicari untuk bahan minuman maupun makanan.
Pada saat Bulan Ramadhan seperti ini buah blewah melimpah dan harga yang ditawarkan saat awal panen memang tergolong cukup mahal dan ketika petani panen serentak maka harga blewah akan turun. Jika harga blewah turun maka akan berdampak pada pendapatan petani maupun buruh tani. Terlebih lagi buah blewah hanya bisa dikonsumsi pada saat musim kemarau terutama pada Bulan Ramadhan seperti ini. Dan pengolahan buah blewah sendiri hanya sebatas untuk campuran minuman saja. Hal itu yang membuat masyarakat terkadang bosan dengan pengolahan buah blewah yang seperti itu saja.
Sebenarnya buah blewah dapat diolah menjadi bahan tambahan makanan dan minuman yang dimana masyarakat dapat mengkonsumsi buah blewah walaupun jika tidak sedang musimnya. Adapun buah blewah dapat diolah menjadi sirup dan selai yang mana selain ada inovasi baru dalam pengolahan buah blewah tetapi juga bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga. Proses pembuatan sirup dan selai blewah tergolong mudah dan sederhana namun memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Terlebih lagi beberapa minggu lagi umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Biasanya pada hari raya permintaan masyarakat akan sirup dan kue kering akan meningkat.
Hal tersebut menjadi peluang yang cukup menjanjikan karena buah blewah yang dapat diolah menjadi sirup dan selai serta selai buah blewah dapat menjadi bahan tambahan untuk pembuatan kue kering, misalkan kue nastar. Kedua hasil olahan blewah tersebut dapat menjadi makanan dan minuman serta produk unggulan khas Kabupaten Jombang apabila dari proses penanaman, pengolahan, hingga pemasaran produk dibantu dan dibina oleh lembaga terkait. Misalkan dalam hal bibit blewah, Dinas Pertanian terkait melakukan pengadaan bibit unggul buah blewah dan melakukan sosialisasi tentang penggunaan bibit unggul agar buah yang dihasilkan berkualitas dan juga untuk proses pengolahan buah blewah yang baik. Dalam pengolahan buah blewah dapat dilakukan dengan pemberdayaan dan pelatihan ibu-ibu PKK di setiap kelurahan maupun desa. Dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan ibu-ibu PKK maupun ibu rumah tangga dapat memproduksi olahan buah blewah yang mungkin bisa dijadikan UMKM.
Sehingga dengan pengoptimalan pengolahan hasil pertanian lokal perlu untuk dilakukan, selain buah blewah dapat menjadi sektor basis Kabupaten Jombang juga hasil olahan buah blewah bisa menjadi produk unggulan Kabupaten Jombang. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kerjasama dinas-dinas terkait, lembaga masyarakat, petani, ibu-ibu PKK dan masyarakat luas. Produk yang dihasilkan juga harus dipasarkan dan dapat menjangkau pasar yang luas, tidak hanya di Jombang namun bisa sampai ke mancanegara. Dengan demikian, adanya alur supply dari produsen yang notabene warga dapat diserap oleh permintaan di pasar dan hal ini akan berlangsung secara berkelanjutan. Jika ini terjadi, lapangan usaha akan terbuka dan warga akan mendapatkan tambahan pendapatan alternatif yang bisa meningkatkan daya beli dan taraf hidup mereka.
Berikut ini adalah data dan dokumentasi pendukung esai saya.
Kebetulan saat ini saya mahasiswa Universitas Negeri Malang yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata Pulang Kampung. Dimana seluruh mahasiswa UM yang berasal dari Jombang mengikuti program KKN Pulang Kampung ini untuk mengabdi dan mengamalkan ilmu kami di daerah asal kami khususnya di Desa Tondowulan Kecamatan Plandaan. Dan pengolahan hasil pertanian ini merupakan salah satu program kerja kami untuk memberdayakan hasil pertanian desa agar memiliki memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Jika dilihat dari diagram di atas warna diagaram yang dominan adalah warna hijau tua yang menandakan bahwa sektor penyumbang terbesar PDRB adalah sektor pertanian. Adapun sektor pertanian Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut
Berdasarkan diagram sektor pertanian diatas yang dominan adalah presentasi bahan baku makanan. Dan saat ini bahan makanan yang cukup melimpah di Kabupaten Jombang adalah buah blewah. Sehingga apabila buah blewah diolah dengan cara yang berbeda akan menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dan memiliki nilai jual.
Potret sebagian lahan pertanian di Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sebagian wilayah Kabupaten Jombang ketika musim kemarau petani menanam buah-buahan seperti blewah. Biasanya buah blewah ditanam setelah masa tanam padi dan buah blewah dipanen ketika Bulan Ramadhan. Karena pada saat bulan Ramadhan permintaan buah blewah meningkat.
Proses panen buah blewah
Masa tanam blewah berkisar antara 3-4 bulan tergantung oleh cuaca dan perawatan tanaman. Apabila cuaca sedang bagus dan perawatan yang dilakukan baik maka buah blewah yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan. Buah blewah yang matang bisa dilihat dari warna kulit yang sudah mulai menguning dan mengeluarkan harum khas buah blewah. Buah blewah bisa diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman seperti selai dan sirup.