Jombang – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyalurkan bantuan 5 ton ikan tuna untuk santri di Jombang.
Bantuan 5 ton ikan tuna itu diserahkan secara simbolis oleh Menteri Susi di Pondok Pesantren (PP) Tebuireng, Jombang. Tak hanya untuk santri di Tebuireng, ikan tersebut juga disalurkan ke sejumlah pesantren dan panti asuhan di sekitarnya.
Selain itu, Menteri Susi juga meresmikan Sentra Kuliner Ikan Jombang di area pesantren Tebuireng. Sentra kuliner ini menjual aneka olahan berbahan ikan seperti otak-otak dan bandeng presto, peyek dan bakso ikan.
Menteri Susi meresmikan sentra kuliner pengolahan ikan yang dikelola para santri PP Tebuireng. (Foto: Enggran Eko Budianto)
|
“Sentra kuliner juga kami bantu supaya jualan makanan produk-produk perikanannya,” kata Susi kepada wartawan di lokasi, Senin (30/7/2018).
Pengasuh PP Tebuireng KH Salahuddin Wahid menyambut baik bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut. Menurutnya, sentra kuliner ikan ini bakal menjadi pilihan warga Jombang untuk mendapatkan makanan olahan ikan.
“Ini dikelola Tebuireng untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan tempat makan yang baik, melayani pesanan katering,” tandasnya.
(lll/lll)
SURYA.co.id | JOMBANG – Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti meresmikan Sentra Kuliner Ikan Jombang, di kawasan Ponpes Tebuireng, Jombang, Senin (30/7/2018).
Sebelum meresmikan sentra kuliner ikan tersebut, Susi menggelar pertemuan tertutup dengan Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Salahudin Wahid (Gus Sholah) di dalem pondok.
Menteri Susi juga sempat berziarah di pusara mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), areal makam Ponpes Tebuireng.
Menteri Susi tiba di Ponpes Tebuireng sekitar pukul 10.00 WIB, setelah sebelumnya dengan pesawat helikopter mendarat di lapangan PG Tjoekir, Diwek, yang berjarak sekitar satu kilometer dari Ponpes Tebuireng.
Setelah bersilaturahmi, rombongan menteri Susi bergerak ke area pujasera di depan kompleks makam Gus Dur untuk selanjutnya meresmikan Sentra Kuliner Ikan Tebuireng Jombang.
Peresmian ditandai pengguntingan rangkaian melati oleh Susi Pudjiastuti, didampingi Plt Bupati Jombang Mundjidah Wahab. Usai peresmian, Susi menyempatkan diri berkeliling ke warung-warung yang mengisi sentra kuliner ikan.
Bahkan Susi sempat mencicipi aneka masakan dari berbagai jenis ikan. Misalnya otak-otak bandeng tanpa pengawet, bakso ikan dan sebagainya.
Menurut Susi, mengkonsumsi makanan dari bahan ikan itu sangat baik bagi kesehatan tubuh. Melalui usaha kreatif masyarakat, diharapkan dapat mendongkrak ekonomi masyarakat setempat.
“Semoga dengan peresmian ini, bisa memicu usaha kreatif masyarakat sekitar dan terutama untuk kemajuan Tebuireng. Kalau usaha kreatif jalan, ekonomi masyarakat juga terdongkrak,” terang Susi Pudjiastuti.
Menteri Susi sendiri tiba bersama rombongan dengan membawa ratusan kuintal ikan tuna yang diangkut dengan menggunakan mobil truk boks pendingin ikan. Ikan-ikan tersebut disumbang ke sejumlah pondok di Jombang.
Jombang – Kedapatan melanggar sambungan listrik, takmir Masjid Baiturrahmat harus membayar denda ke PLN. Namun pelunasan denda dilakukan dengan cara tak biasa. Takmir membayar dengan uang logam seberat 90 kg.
Sekretaris Takmir Masjid Baiturrahmat Pairin (55) mengatakan, denda tersebut dijatuhkan PLN lantaran terjadi pelanggaran sambungan. Saat mengecek instalasi listrik di masjid yang terletak di Desa Sukosari, Kasembon, Malang, petugas PLN menemukan 7 titik bekas pemakaian listrik yang diambil dari atas meter KWh.
PLN pun menjatuhkan denda sebesar Rp 19.395.909 kepada pihak masjid. Meski aliran listrik ke masjid tak sampai diputus, takmir pun tetap berusaha melunasi denda tersebut.
“Awalnya kami bayar Rp 5 juta, sisanya kami angsur 3 kali,” kata Pairin kepada wartawan di kantor PLN Rayon Ngoro, Jombang, Senin (23/7/2018).
Pembayaran kali ini adalah yang terakhir. Namun menariknya, pelunasan denda tersebut dilakukan dengan cara tak biasa. Rombongan takmir masjid Baiturrahmat membawa karung dan kotak amal yang berisi ribuan uang logam.
Karung dan kotak amal itu pun diangkut menggunakan mobil pikap. Setibanya di kantor PLN Rayon Ngoro, mereka baru melakukan penghitungan. Uang-uang yang diambil dari kotak amal tersebut terdiri atas pecahan Rp 100, Rp 200, Rp 500, hingga Rp 1.000. Bila ditimbang, berat uang logam yang dibayarkan kepada PLN mencapai 90 kg.
“Uang ini kami kumpulkan dari kotak amal. Jumlahnya sekitar Rp 10 juta sekian. Insya Allah hari ini bisa lunas,” terangnya.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Teknik PLN Rayon Ngoro Joko menampik jika yang dibayarkan takmir Masjid Baiturrahmat adalah denda.
“Bukan denda, tapi tagihan susulan. Itu berdasarkan tarif dan dayanya. Kebetulan di masjid ini tarifnya S2, dayanya 3.500,” jelasnya.
Joko menambahkan, pihaknya sebenarnya tak menerima pembayaran secara tunai. Kendati begitu, sejumlah petugas PLN membantu takmir masjid untuk menghitung uang mereka.
“Kami terima dan kami beri nomor register. Untuk pembayaran bisa di loket-loket yang sudah tersedia, seperti kantor pos,” tandasnya.
Jombang – Setelah 14 tahun menabung, pasutri penjual es tebu di Jombang akhirnya mampu berangkat ke tanah suci untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Inilah yang terjadi pada Abdul Chamid (59) dan Muchlisah (51), warga Dusun Kembeng, Desa Kepuhkembeng, Peterongan, Jombang. Rajin menabung dan kemauan keras untuk menunaikan rukun Islam kelima membuat pasutri tersebut bisa naik haji tahun ini.
“Saya menabung sudah 14 tahun untuk berangkat haji tahun ini. Karena itu yang saya cita-citakan dari dulu,” kata Muchlisah kepada wartawan di rumahnya, Selasa (10/7/2018).
Sehari-hari Muchlisah dan suaminya berjualan es tebu di Taman Keplaksari, Peterongan. Penghasilan ibu tiga anak ini tak menentu.
Namun jika dirata-rata dalam sehari ia hanya meraup penghasilan bersih sebesar Rp 60 ribu. Sementara di hari libur, keuntungan yang didapatkannya bisa mencapai Rp 100-125 ribu.
Di sela-sela itu, Muchlisah mulai menyisihkan uang untuk ditabung sebagai dana haji. Nilainya tak besar, hanya berkisar Rp 500, Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu.
“Awalnya saya menabung di celengan dari bambu. Karena uangnya banyak yang jamuran, saya pindah ke celengan plastik,” ujarnya.
Hingga akhirnya di tahun 2010 silam, Muchlisah dan suaminya mampu membayar biaya pendaftaran haji dari uang tabungan tersebut. Namun kegigihannya menabung tak berhenti sampai di situ.
Muchlisah harus terus menabung untuk melunasi ongkos naik haji yang mencapai Rp 25 juta per orang. Setelah 8 tahun berlalu, kerja kerasnya itu kini berbuah manis.
“Harapan saya ingin menambah ibadah, jadi haji yang mabrur. Mudah-mudahan anak-anak dan cucu saya dipanggil Allah SWT ke Makkah dan Madinah,” harap nenek dua cucu ini.
Clean Water & Sanitation
Oleh Ahmad Wildan Pratama
Akhir-akhir ini laporan mengenai kasus krisis air bersih semakin besar jumlahnya. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah desa yang mengalami krisis air bersih pun semakin bertambah. Menurut data di tahun 2017 musim kemarau mengakibatkan 7 desa di Kabupaten Jombang kekeringan. Sedikitnya 4.162 jiwa di desa-desa tersebut saat ini mengalami kesulitan air bersih. PDAM sebagai salah satu penggerak dan penyuplai air bersih ke masyarakat juga kesulitan dan terus mencari cara guna memenuhi kebutuhan air bersih di setiap wilayah Jombang. Hal itu dikarenakan banyaknya sumber produksi air bersih seperti sungai dan waduk di Jombang sudah tercemar dan terkontaminasi oleh air limbah buangan hasil industri. Sehingga air dari waduk menjadi tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat. Melihat kondisi tersebut, masyarakat terpaksa bekerja keras guna memperoleh air bersih. Mereka harus menempuh hingga puluhan kilometer untuk sampai ke sumber mata air yang berada di tengah hutan dengan berbekal galon dan bak yang cukup besar.
Menurut pendapat Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang, Gunadi menjelaskan musim kemarau tahun 2016, krisis air bersih melanda 7 desa di 5 kecamatan. Meliputi Desa Kromong Kecamatan Ngusikan, Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam, Desa Ngrimbi, Pakel, Karang Wetan Kecamatan Bareng, Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh, serta Desa Karang Dagangan Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Krisis air bersih ini mendera 42 KK di Desa Ngrimbi, sebanyak 250 KK dengan 1.072 warga di Desa Pakel. Melihat kondisi tersebut memberikan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan masyarakat. Perubahan iklim mengakibatkan banyak masyarakat yang kekurangan air bersih terserang berbagai penyakit berbahaya yang berakibat pada kematian. Selain itu, masyarakat juga terbebani dengan harga air bersih yang sangat mahal yang menyebabkan kesenjangan masyarakat karena air bersih tersebut dikelola dan diperjualbelikan oleh pihak swasta. Di sisi lain, pihak swasta melihat banyak keuntungan yang bisa diambil dari kondisi tersebut. Tahun 2017, krisis air bersih melanda sejumlah dusun di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Berdasarkan data sementara, terdapat 976 Kepala Keluarga (KK) terdampak kekeringan. Apabila kondisi ini terus berlanjut dan tidak adanya penanganan yang tepat guna penyelesaiannya maka akan sangat berbahaya bagi kehidupan rakyat Jombang.
Melihat kondisi di atas, penulis berusaha menawarkan konsep drinkwater yang bertujuan membantu masyarakat memperoleh suplai air bersih yang memadai dan dapat berlaku secara permanen jika dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah dan badan usaha milik daerah. Konsep ini juga membantu sumber air seperti waduk dan sungai di Jombang yang telah tercemari dapat dimanfaatkan kembali guna menciptakan kesejahteraan rakyat. Diharapkan dengan adanya konsep ini masyarakat semakin mengerti mengenai peran vital air dalam kehidupan dan penggunaan air secara bijak dan efisien.
Konsep DW (drinkwater) adalah salah satu konsep yang dapat dikembangkan dengan cara memanfaatkan/daur ulang air kotor (air limbah industri, rumah tangga, dan air tanah/resapan) menjadi air bersih yang layak konsumsi masyarakat. Konsep ini digunakan karena pemerintah belum melakukan penerapan kebijakan mengenai pemisahan antara air limbah dan air sungai dan masih banyak industri yang melanggar peraturan daerah dengan membuang cairan limbah sembarangan dan tanpa melalui tahap lanjutan penjernihan air. Konsep ini memiliki banyak keunggulan diantaranya pengolahan air limbah tidak memerlukan banyak biaya, penggunaan sedikit bahan kimia pada saat penjernihan membuat air layak minum, melalui beberapa tahap filtrasi yang membuat kontaminasi bakteri dapat diminimalisasikan, produksi drinkwater diprediksikan dan menghasilkan 40% suplai air bersih ke masyarakat, mengurangi impor air dari luar dan masyarakat bisa memperoleh air bersih dengan harga terjangkau.
Drinkwater terdiri atas empat tahapan atau proses guna mengubah air kotor menjadi air bersih diantaranya :
Setelah melalui beberapa tahapan tersebut, air dapat disuplai ke masyarakat yang dapat didistribusikan dengan truk tangki dengan volume 10.000 liter/truk ke setiap desa yang mengalami kekeringan atau krisis air bersih. Selain itu suplai air juga dapat dilakukan oleh badan usaha milik daerah melalui kemasan galon, botol, ataupun gelas agar lebih efisien dan ekonomis. Apabila konsep ini berkembang secara luas maka akan banyak masyarakat yang tertarik untuk terjun dalam pengelolaan air bersih dengan menjadikannya peluang usaha dan menarik banyak tenaga kerja dalam pengoperasian industri tersebut. Sehingga kasus pengangguran di Jombang dapat diminimalisasi.
Konsep drinkwater dinilai tepat dalam menangani masalah kekeringan di Jombang karena dengan adanya konsep ini tidak ada lagi kesulitan dan kejenjangan yang dialami pemerintah dan masyarakat. Melalui konsep ini juga memberikan pelajaran kepada masyarakat mengenai pentingnya air dalam kehidupan dan pemanfaatan air secara bijak dan efisien. Untuk mewujudkannya konsep ini diperlukan keterbukaan pemerintah dalam menerima konsep ini dan diperlukannya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah yang berwenang dalam pengelolaan sistem mata air di Jombang.
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG – Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Mohammad Mahfud MD berkunjung ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Selain bersilaturahmi ke kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah), Mahfud juga menyempatkan ziarah ke makam Presiden keempat Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Masuk ke area pemakaman, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini disambut ratusan peziarah yang kebenyakan ibu-ibu. Mereka berebut bersalaman. Mahfud pun tak segan menyambut salam mereka.
Mantan menteri pertahanan era Presiden Gus Dur ini nampak khusyuk berdoa di depan makam cucu pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), Hadratusyaikh KH Hasyim Asy’ari bersama Gus Sholah dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin.
Setelah selesai tahlilan dan berdoa, Mahfud diajak foto bareng peziarah. Pria kelahiran Sampang ini pun dengan ramah meladeni ajakan selfie peziarah.
Mahfud menyatakan, Indonesia sedang menghadapi tahun politik. Biasanya kalau politik bergolak, sering terjadi benturan ego antar kelompok.
“Semuanya masuk perseneleng empat, keras dan cepat serta panas. Kalau sudah begini ingat Gus Dur. Prinsip kebersatuan dalam perbedaan selalu diutamakan oleh beliau,” kata Mahfud di komplek pemakaman Gus Dur, Tebuireng, Minggu (01/07/2018).
Karenanya, Mahfud berharap, muncul Gus Dur-Gus Dur lainnya yang mendinginkan dan selalu mencari jalan tengah dalam setiap konflik yang terjadi.
“Saya mendoakan beliau tadi. Beliau kerap ambil jalan tengah untuk menghentikan benturan politik. Tentu juga mendoakan Indonesia supaya damai menghadapi tahun politik,” ujarnya.
Mahfud hadir di Jombang dalam rangka memenuhi undangan menjadi pembicara pada seminar halaqoh Nasional Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3I) tentang Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi Umat di Pondok Pesantren Tebuireng, Cukir, Jombang, Jawa Timur.
Selain Ketua Majelis Pembina MP3I yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Shalahudin Wahid (Gus Sholah) dan Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin hadir pula Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis dan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Masdar Hilmi. Hadir juga ratusan pengasuh pondok pesantren se-Jawa Timur.*