TRIBUNSTYLE.COM – Sebuah foto yang merekam tiga orang gadis saling berpelukan beredar luas di media sosial. Foto itu viral di media sosial setelah diunggah ulang oleh komika, Ernest Prakasa. Ernest mengunggah sebuah foto yang mencuri perhatiannya dari sebuah berita online lokal.
Foto itu memperlihatkan tiga orang gadis berasal dari dua sekolah berbeda. Ada dua siswi dari sekolah madrasah. Sedangkan di antaranya ada seorang siswa dari sekolah agama Kristen. Dalam foto itu keduanya terlihat sangat akrab merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Jombang, Jawa Timur.
Sebanyak 30 siswa dari SD Kristen Petra Jombang berkunjung ke Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyah pada Rabu (2/5/2018). SD Kristen Petra Jombang yang kebanyakan berasal dari etnis Tionghoa diterima dengan hangat oleh 70 siswa MI tersebut. Kepala Sekolah SD Kristen Petra Jombang pun senang dan terharu dengan sambutan tersebut.
Rupanya kabar itu menarik perhatian Ernest Prakasa. Ernest bahkan mengunggah foto itu ulang dan menyisipkan pesan tuk pengikutnya di media sosial. Ernest mengaku terkesima melihat foto dan mendengar kabar tersebut.
“Inilah Nusantara.”
“Yang selama ini ada, dan harus kita jaga agar tetap sama.”
“Karna meski beda iman & warna, kita Indonesia! (emoji love)” terang Ernest.
Sejak diunggah postingan itu banyak menarik simpati netizen. Kegiatan dalam foto itu banyak dipuji netizen di media sosial. Netizen berharap agar rasa persatuan tetap terjaga di kalangan pelajar. Rasa persatuan di kalangan anak-anak diharapkan tak terdistorsi oleh oknum tak bertangtangungjawab.
@ryolxdm: “Biasanya masih kecil gini emng masi bisa bersatu masih ga tau arti rasis, tar uda menjelang dewasa kena distorsi dr keluarga, lingkungan, pergaulan. rusak lagi… tu pengaruh terbesar tu. semoga bisa awet nih system kyk gini nih”
@isteribaik: “Di daerah hal ini lumrah kok, di Jakarta aj jd masalah Krn politik sihh ya”
@mystyle_amour: “Jombang mah emang top deh soal toleran”
Satu lagi ikon pariwisata di Kabupaten Jombang kembali muncul. Setelah sebelumnya sukses menggelar “Kenduren” atau Kenduri Durian, di Wonosalam kini muncul Bancakan Salak.
Ya, Bancakan salak yang digelar di Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam kini bisa disebut salah satu ikon wisata di Jombang. “ini adalah event yang ketiga kalinya sejak tahun 2016,”ungkap Wartomo Kepala Desa Galengdowo, Minggu (6/5/18).
Acara yang dipusatkan di Lapangan Bumi Perkemahan Pengajaran Desa Galengdowo, ini banjiri ribuan warga. Tak hanya warga setempat, namun juga warga dari luar kota. Pjs Bupati Jombang, Kadis Pertanian, Plt Kadibudpar dan jajarannya, Forpimcam, Kepala Desa se Kecamatan Wonosalam, Perangkat Desa Galengdowo
Acara diawali dengan pawai hasil kreatifitas hasil bumi dari lima dusun yang ada di Desa Galengdowo menuju pusat digelarnya acara. Acara semakin meriah dengan sajian tari remo dari pelajar Wonosalam dan Tari Gembira yang ditampilkan ibi ibu petani salak setempat.
Wartomo selaku penyelenggara acara menyampaikan, Salak sebanyak 2 ton 19 kg merupakan hasil pertanian warga Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.
“Terima kasih Pjs Bupati Bapak Setiajit SH. MM beserta rombongan yang hadir dan panitia serta warga Desa Galengdowo gotong royong membantu suksesnya acara Bancaan Salak,” ujarnya.
Sementara PJS Bupati Jombang Setiajit SH. MM menyampaikan terima kasih kepada Kepala Desa Galengdowo dan warga yang terus melestarikan tradisi yang dapat menarik para wisatawan ke Wonosalam.
Pertumbuhan ekonomi daerah, Kata Setiajit salah satunya didukung dari sektor pariwisata. Sedangkan Jombang mempunyai banyak tujuan wisata, ada wisata alam, religi maupun wisata industri.
“Kami Pemerintah Kabupaten Jombang memberi penghargaan dan apresiasi kepada warga Galengdowo. Lestarikan terus bancakan salak ini sehingga bisa menjadi ikon wisata Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam dan ikon wisata Kabupaten Jombang,” ujarnya. (Admin)