• info@njombangan.com

Banyu Biru, Destinasi Wisata yang Bermula dari Tempat Buang Sampah

Banyu Biru, Destinasi Wisata yang Bermula dari Tempat Buang Sampah

Spread the love

Jombang – Wana wisata Banyu Biru yang terletak di Dusun Wonotirto, Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang dulu merupakan tempat tak terawat. Bahkan, sungai tersebut menjadi tempat pembuangan sampah (TPS) oleh warga sekitar. 

Jarak untuk bisa menuju wana wisata ini cukup jauh, sekitar 40 kilometer dari Jombang kota. Letak wisata yang masuk cukup dalam ke pelosok desa, membutuhkan niat tersendiri. Maklum, selain jalan berkelok dan kondisi jalan tak mulus, menjadi penghambat tersendiri. 

Kendati demikian, wisata konsep bernuansa alam itu tetap jadi jujugan masyarakat Jombang dan sekitarnya.  Saat gerbang wisata yang terbuat dari bambu terbaca, pengunjung langsung bisa merasakan kesejukan udara Wonosalam. Saat datang  siang hari pun, matahari tak begitu menyengat. 

Apalagi setelah masuk ke dalam, suguhan pemandangan  cukup menarik yang dibuat dari tangan-tangan kreatif masyarakat sendiri. Suara gemericik air di sungai dan air terjun buatan menambah kesejukan tersendiri. Terasa ada sensasi berbeda dari tempat lainnya sehingga pengunjung merasa betah berlama-lama. 

Pengunjung bisa makan-makan di atas aliran sungai yang jernih. “Dulu tempat ini bukan seperti ini, tapi tempat pembuangan sampah masyarakat. Karena masyarakat sekitar dulu kurang peduli dengan alam,” ujar Eko Wahyudi, salah satu pengelola. 

Disampaikan, pada 2016 lalu para pemuda sekitar punya niat untuk membersihkan sungai dari sampah yang dibuang  masyarakat. Sampah-sampah itu menumpuk setiap hari. Sehingga tidak ada rencana membuat wana wisata. “Ternyata itu tidak mudah, kadang sudah dibersihkan, tapi dibuangi kembali sama masyarakat. Bahkan kita sampai membuat pos penjagaan sampah,” ungkapnya. 

Selain membersihkan sampah, menurut dia, langkah anak-anak muda itu sekaligus menjaga situs yang diduga benda bersejarah di dalamnya. Hanya saja, niat membersihkan sampah itu sempat terhenti dengan berbagai kendala dan rintangan. “Karena ekonomi, yang biasa menjaga kerja semua,” kenang dia. ungkapnya. 

Kemudian di penghujung  2017, niat untuk membersihkan sungai kembali muncul agar sungai dijaga tetap bersih. Kemudian, ada inisiatif untuk menjadikan tempat tersebut menjadi ramai. “Kami mengadakan lomba memancing agar tempat itu menjadi ramai,” katanya. Kemudian ide membuat  kolam buatan muncul. Waktu itu dinamakan kolam cinta dan air terjun buatan yang terbuat dari pipa. Gayung bersambut,   kemudian ada wacana dari Pemkab Jombang, yang menyebut Wonosalam bakal dijadikan tempat wisata. 

Berjalannya waktu, akhir 2018 konsep wisata baru itu mulai diperkenalkan ke masyarakat melalui media sosial. “Ternyata antusias masyarakat sangat bagus, banyak yang datang sampai sekarang,” ceritanya. Hanya saja, memang lahan seluas 3 hektare tersebut belum bisa dikelola semua karena terbentur dengan pembiayaan. Selain itu, akses jalan menuju wisata ini juga sebagian masih rusak.

“Yang dikelola masih sekitar 1 hektare, masih terbentur biaya,” tambah dia. Karena itu dia berharap, ada bantuan dari pemerintah untuk pengembangan pengelolaan wisata tersebut. Apalagi dengan konsep yang ditawarkan masyarakat sekarang ini, perekonomian warga sekitar turut terdongkrak. “Dulu ibu-ibu hanya mengandalkan penghasilan suami, sekarang bisa berjualan. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah karena masyarakat sudah bergerak,” harap Eko. 

Apalagi untuk masuk ke lokasi ini tidak merogoh kocek terlalu dalam.  “Parkir sepeda kami gratiskan, untuk mobil kita kenakan Rp 5 ribu,” tegasnya. Melihat kreasi masyarakat ini Agung, 25, warga Desa Blimbing, Kecamatan Gudo,  mengaku tidak bosan berkunjung ke wana wisata Banyu Biru. Bahkan, dia sudah tiga kali datang bersama teman-temannya. Menikmati makan sembari berendam di air sungai jarang ditemukan. 

Sehingga, setiap kali punya waktu luang atau liburan dirinya selalu berkunjung ke wisata bernuansa alam tersebut. “Airnya juga bersih. Sehingga betah lama-lama disini,” pungkasnya. (*)

(jo/yan/mar/JPR)

Photo courtesy: Radar Jombang

Article courtesy: Radar Jombang

admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message