Clean Water & Sanitation
Oleh Ahmad Wildan Pratama
Akhir-akhir ini laporan mengenai kasus krisis air bersih semakin besar jumlahnya. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah desa yang mengalami krisis air bersih pun semakin bertambah. Menurut data di tahun 2017 musim kemarau mengakibatkan 7 desa di Kabupaten Jombang kekeringan. Sedikitnya 4.162 jiwa di desa-desa tersebut saat ini mengalami kesulitan air bersih. PDAM sebagai salah satu penggerak dan penyuplai air bersih ke masyarakat juga kesulitan dan terus mencari cara guna memenuhi kebutuhan air bersih di setiap wilayah Jombang. Hal itu dikarenakan banyaknya sumber produksi air bersih seperti sungai dan waduk di Jombang sudah tercemar dan terkontaminasi oleh air limbah buangan hasil industri. Sehingga air dari waduk menjadi tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat. Melihat kondisi tersebut, masyarakat terpaksa bekerja keras guna memperoleh air bersih. Mereka harus menempuh hingga puluhan kilometer untuk sampai ke sumber mata air yang berada di tengah hutan dengan berbekal galon dan bak yang cukup besar.
Menurut pendapat Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang, Gunadi menjelaskan musim kemarau tahun 2016, krisis air bersih melanda 7 desa di 5 kecamatan. Meliputi Desa Kromong Kecamatan Ngusikan, Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam, Desa Ngrimbi, Pakel, Karang Wetan Kecamatan Bareng, Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh, serta Desa Karang Dagangan Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Krisis air bersih ini mendera 42 KK di Desa Ngrimbi, sebanyak 250 KK dengan 1.072 warga di Desa Pakel. Melihat kondisi tersebut memberikan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan masyarakat. Perubahan iklim mengakibatkan banyak masyarakat yang kekurangan air bersih terserang berbagai penyakit berbahaya yang berakibat pada kematian. Selain itu, masyarakat juga terbebani dengan harga air bersih yang sangat mahal yang menyebabkan kesenjangan masyarakat karena air bersih tersebut dikelola dan diperjualbelikan oleh pihak swasta. Di sisi lain, pihak swasta melihat banyak keuntungan yang bisa diambil dari kondisi tersebut. Tahun 2017, krisis air bersih melanda sejumlah dusun di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Berdasarkan data sementara, terdapat 976 Kepala Keluarga (KK) terdampak kekeringan. Apabila kondisi ini terus berlanjut dan tidak adanya penanganan yang tepat guna penyelesaiannya maka akan sangat berbahaya bagi kehidupan rakyat Jombang.
Melihat kondisi di atas, penulis berusaha menawarkan konsep drinkwater yang bertujuan membantu masyarakat memperoleh suplai air bersih yang memadai dan dapat berlaku secara permanen jika dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah dan badan usaha milik daerah. Konsep ini juga membantu sumber air seperti waduk dan sungai di Jombang yang telah tercemari dapat dimanfaatkan kembali guna menciptakan kesejahteraan rakyat. Diharapkan dengan adanya konsep ini masyarakat semakin mengerti mengenai peran vital air dalam kehidupan dan penggunaan air secara bijak dan efisien.
Konsep DW (drinkwater) adalah salah satu konsep yang dapat dikembangkan dengan cara memanfaatkan/daur ulang air kotor (air limbah industri, rumah tangga, dan air tanah/resapan) menjadi air bersih yang layak konsumsi masyarakat. Konsep ini digunakan karena pemerintah belum melakukan penerapan kebijakan mengenai pemisahan antara air limbah dan air sungai dan masih banyak industri yang melanggar peraturan daerah dengan membuang cairan limbah sembarangan dan tanpa melalui tahap lanjutan penjernihan air. Konsep ini memiliki banyak keunggulan diantaranya pengolahan air limbah tidak memerlukan banyak biaya, penggunaan sedikit bahan kimia pada saat penjernihan membuat air layak minum, melalui beberapa tahap filtrasi yang membuat kontaminasi bakteri dapat diminimalisasikan, produksi drinkwater diprediksikan dan menghasilkan 40% suplai air bersih ke masyarakat, mengurangi impor air dari luar dan masyarakat bisa memperoleh air bersih dengan harga terjangkau.
Drinkwater terdiri atas empat tahapan atau proses guna mengubah air kotor menjadi air bersih diantaranya :
Setelah melalui beberapa tahapan tersebut, air dapat disuplai ke masyarakat yang dapat didistribusikan dengan truk tangki dengan volume 10.000 liter/truk ke setiap desa yang mengalami kekeringan atau krisis air bersih. Selain itu suplai air juga dapat dilakukan oleh badan usaha milik daerah melalui kemasan galon, botol, ataupun gelas agar lebih efisien dan ekonomis. Apabila konsep ini berkembang secara luas maka akan banyak masyarakat yang tertarik untuk terjun dalam pengelolaan air bersih dengan menjadikannya peluang usaha dan menarik banyak tenaga kerja dalam pengoperasian industri tersebut. Sehingga kasus pengangguran di Jombang dapat diminimalisasi.
Konsep drinkwater dinilai tepat dalam menangani masalah kekeringan di Jombang karena dengan adanya konsep ini tidak ada lagi kesulitan dan kejenjangan yang dialami pemerintah dan masyarakat. Melalui konsep ini juga memberikan pelajaran kepada masyarakat mengenai pentingnya air dalam kehidupan dan pemanfaatan air secara bijak dan efisien. Untuk mewujudkannya konsep ini diperlukan keterbukaan pemerintah dalam menerima konsep ini dan diperlukannya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah yang berwenang dalam pengelolaan sistem mata air di Jombang.