• info@njombangan.com

Daily ArchiveApril 25, 2023

Uniknya ‘Tempe Tumpuk’ dari Jombang, Begini Bentuk dan Pembuatannya

JOMBANG – Di wilayah utara Brantas memiliki tempe khas. Berbentuk tipis dengan ketebalan 2 sentimeter. Lokasinya di Dusun Jatirowo, Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso. Ada lebih dari 10 warga yang setia menekuni usaha turun temurun ini.

Tak sedikit warga Dusun Jatirowo yang memproduksi tempe. Mereka rata-rata memproduksi tempe dengan ukuran tipis. Salah satunya Suliyanto yang membuat tempe sejak 1994 silam. ”Ini meneruskan usaha orang tua, jadi saya generasi kedua,” katanya.

Di samping rumahnya ada ruangan khusus yang dijadikan tempat produksi. Mulai dari memproses seluruh bahan hingga penjemuran kedelai. Ada empat lembaran potongan bambu berukuran 5×3 meter. Masing-masing ditutup plastik panjang dan di atasnya ditumpuki karung goni. ”Ini tempe yang sudah siap dipotong,” imbuh Suliyanto.

Dikatakan, proses produksi tempe miliknya sama persis yang dilakukan warga lain. Bahan utamanya kedelai impor, beras, dan ragi. ”Kedelai direbus sampai matang sekitar 2 jam, setelah itu direndam satu hari baru digiling dan dibersihkan,” ujar lelaki yang kini berusia 56 tahun ini.

Sementara untuk beras, setelah dicuci dimasak setengah matang, kemudian dibersihkan dan dicampur ragi. ”Baru kemudian dijadikan satu dengan kedelai,” tutur dia.

Kedelai itu kemudian diratakan di atas lembaran bambu yang sudah dirangkai sedemikian rupa menyerupai gedek guling. Setelah rata, kedelai ditutup plastik dan di atasnya ditutup lagi dengan karung goni. ”Lalu dibiarkan atau istilahnya dijemur selama dua hari dua malam, baru bisa dipotongi,” lanjut Suliyanto.

Catatan: konten berita dan foto dalam artikel ini adalah courtesy dari Radar Jombang – Jawa Pos Group. Njombangan memberitakan kembali agar berita ini bisa dapat diketaui dan diakses oleh lebih banyak masyarakat. Terima kasih kepada Radar Jombang yang selalu memberitakan hal-hal menarik di Jombang.

Tas Anyaman Pandan dari Jombang Jadi Buruan Warga Untuk Parcel Lebaran

JOMBANG – Kerajinan ayaman daun pandan asli Jombang semakin eksis. Momentum lebaran Idul Fitri ini tas anyaman daun pandan banjir pesanan. Bahkan para pengrajin di Dusun Karanggebang, Desa Munungkerep, Kecamatan Kabuh sampai kuwalahan memenuhi permintaan pasar.

Salah satunya diakui Nur Hadi, 40, warga setempat. Sejak awal Ramadan hingga lebaran, permintaan yang datang semakin meningkat. “Alhamdulillah tas anyaman pandan kita semakin diminati. Terbukti sejak Ramadan sudah 1.000 pieces pesanan, bahkan ini bisa menambah lagi,’’ terangnya kepada Jawa Pos Radar Jombang, beberapa waktu kemarin (14/4).

Saking banyaknya permintaan pasar, ia sampai menambah pengrajin yang notabene ibu-ibu sekitar. ”Ya kita tambah jumlah pengrajin,’’ terangnya. Soal bahan baku, lanjut dia, tak ada kendala. Sebab, ketersediaan pandan di lingkungan sekitar cukup melimpah ruah. Tak heran, Dusun Karanggebang, Desa Munungkerep ini dikenal sebagai sentra pengrajin anyaman pandan. ”Kalau bahan baku disini melimpah,’’ tambahnya.

Untuk tas parcel anyaman pandan, Nur Hadi mengemas dalam dua kemasan yakni untuk kemasan kecil dijual Rp 8 ribu sedangkan kemasan besar dijual Rp 18 ribu. ”Jadi tas itu untuk souvernir dan parcel,’’ jelas dia.

Dirumahnya, Nur Hadi tak hanya membuat tas parcel anyaman pandan, ada juga produk lain yang cukup banyak diminati saat momentum Ramadan ini. Seperti halnya songkok pandan yang diminati hingga luar Jawa. ”Alhamdulillah untuk kopiah atau songkok pandan juga digemari. Beberapa hari ini pesanan naik,’’ jelasnya lagi.

Saat ini, ia mengerjakan 10 pesanan songkok pandan. Ia juga menambahkan beberapa motif untuk mempercantik tampilan songkok. ”Untuk produksi songkok terus kita kebut, karena untuk melayani permintaan yang terus bertambah,’’ tambahnya senang.

Dalam sehari, untuk membuat pesanan songkok dan tas anyaman pandan, ia membutuhkan 80-100 lembar daun pandan. ”Memang bahan cukup banyak yang dibutuhkan,’’ terangnya.

Mengenai harga songkok, Hadi menjual dengan harga terjangkau. Per kopiah dijual mulai Rp 60-80 ribu tergantung motif dan tingkat kesulitan. ”Untuk sekarang pesanan kita ada yang dari luar Jawa seperti Sulawesi,’’ pungkasnya. (ang/bin/riz)

Catatan: konten berita dan foto dalam artikel ini adalah courtesy dari Radar Jombang – Jawa Pos Group. Njombangan memberitakan kembali agar berita ini bisa dapat diketaui dan diakses oleh lebih banyak masyarakat. Terima kasih kepada Radar Jombang yang selalu memberitakan hal-hal menarik di Jombang.