Njombangan punya program baru nih namanya Njombangan Promosi. Jadi, selama beberapa
minggu ke depan, kami akan menerima free endorsement (bukan paid promote ya)
bagi kalian yang mau promosi jualan makanan, barang, atau jasa yang berlokasi
di Jombang.
Kami menyadari bahwa di saat pandemi corona saat ini, kita perlu saling mendukung agar bisa kuat dan melewati semuanya. Kami sangat senang jika bisa ikut mempromosikan keberadaan UMKM di Jombang baik produk maupun jasa.
Kalian tidak perlu mengirimkan sampel barang atau tester, tapi cukup siapkan hal-hal berikut:
.
Informasi detail:
Pengusul mengisi data secara lengkap sebagai berikut:
Contoh:
Ketentuan umum:
Silahkan untuk cek FAQ di bawah ini untuk pemahaman lebih lanjut
Pengiriman data:
Whatsapp: 0822-3345-4518 (Stella) – hanya pesan whatsapp
Jam operasional 09.00-14.00 WIB
E-mail: njombangan@gmail.com
.
Yuk bagikan info ini ke teman, orangtua, saudara, atau tetangga yang usahanya perlu dibantu promosi dan kiranya terdampak corona.
Suwun Rek!
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
Frequently Asked Question (FAQ)
Apakah program ini gratis?
Ya, program ini gratis sepenuhnya dan bisa diikuti siapa saja orang yang berdomisili di Kabupaten Jombang.
Saya orang Jombang tapi domisili dan lokasi usaha di luar Jombang, apakah bisa ikut serta dalam program ini?
Tidak, program ini sekarang masih terbatas untuk mereka yang berdomisili di Kabupaten Jombang saja.
Kenapa ada program ini?
Kami menyadari bahwa keberadaan corona membuat perputaran uang di Jombang menjadi lebih lambat karena banyak kegiatan ekonomi menjadi tersendat atau berhenti sama sekali
Banyak pihak yang terdampak langsung terutama pekerja harian, pedagang atau mereka yang bekerja sifatnya hand-to-mouth (upah hari ini untuk membiayai kehidupan hari ini pula).
Njombangan berinisiatif untuk mempromosikan UMKM di Jombang supaya diketahui oleh khalayak. Kiranya diharapkan akan ada ketertarikan dan terjadi transaksi jual beli antara pembeli potensial dan penjual atau pemilik UMKM itu.
Bagaimana Njombangan membantu?
Dengan cara sederhana yaitu melalui promosi di media sosial milik Njombangan.
Berapa lama program ini berlangsung?
Program akan berlangsung sampai 31 Juli 2020. Program mungkin ada lagi di masa mendatang melihat perkembangan kondisi yang terjadi.
Siapa yang bisa diusulkan?
Siapa saja orang yang memiliki usaha:
Kamu bisa mengusulkan produk mu sendiri atau produk milik teman, keluarga, tetangga atau lainnya – dengan atas persetujuan mereka.
Apakah ini berlaku untuk produk dari Lembaga atau perkumpulan non profit?
Ya, berlaku.
Jika saya mengusulkan produk orang lain, apakah saya butuh persetujuan mereka?
Ya, kamu wajib mendapat persetujuan mereka. Usulan yang diterima Njombangan adalah usulan yang sudah ada persetujuan (consent) dari seluruh pihak terkait. Kami tidak bertanggungjawab jika ada potensi konflik ke depannya atas promosi yang kami lakukan terkait dengan ada tidaknya persetujuan ini.
Jika saya terpilih, berapa kali produk saya akan dipromosikan?
Produk barang atau jasa apa saja yang bisa diusulkan?
Apa saja kecuali produk yang melanggar hukum, ketentuan norma dan etika yang berlaku di masyarakat Jombang, Jawa Timur dan Indonesia.
Contoh produk akan kami tolak seperti produk minuman beralkohol, produk sex, produk perjudian, produk obat-obatan tidak berizin, produk narkotika atau produk atau jasa yang melanggar HAM.
Dimana produk kami akan dipromosikan?
Bagaimana proses seleksinya?
Contoh:
Apa yang dimaksud foto produk?
Foto bisa berupa foto:
Foto adalah punya pemilik usaha sendiri bukan foto orang lain atau asal ambil di internet.
Kamu boleh mengirimkan beberapa foto pendukung untuk bisa kami pilih lebih lanjut.
Apakah boleh mengirim desain poster sendiri?
Tidak karena ada template desain poster dari Njombangan. Kami hanya membutuhkan foto seperti tersebut di atas.
Berapa lama proses seleksi?
Njombangan membutuhkan waktu maksimal 2 hari untuk menyeleksi. Kami akan infokan apakah usulan kami disetujui atau tidak.
Berapa besar kemungkinan saya terpilih?
Sepanjang produkmu adalah produk yang tidak melanggar hukum, norma, dan etika serta data yang kami terima lengkap dan jelas, maka usulanmu besar kemungkinan akan kami setujui.
Siapa narahubung yang bisa dihubungi?
Silahkan kontak:
Stella: 0822-3345-4518 – hanya melayani pesan whatsapp
Silahkan untuk kontak yang bersangkutan dalam jam berikut:
Dimana informasi lebih lanjut terkait program ini bisa saya akses?
Di link website berikut:
Hi Rek!
Terima kasih telah membantu lancarnya program Njombangan Berbagi #BersamaLawanCorona
Berikut ini adalah beberapa foto dokumentasi penyerahan bantuan.
Terima kasih kepada semua teman dan keluarga besar Njombangan yang telah ikut serta dalam menyukseskan program Njombangan Berbagi #BersamaLawanCorona
Terdapat sekitar 80 orang yang berhak menerima bantuan dari Njombangan. Mereka tersebar di beberapa kecamatan seperti Megaluh, Jombang, Mojowarno, Peterongan, dan Diwek.
Beberapa foto penyerahan bantuan dapat dilihat di sini.
GELOMBANG 2
Karena masih besarnya animo yang kami terima dan masih banyaknya orang yang perlu dibantu, maka kami mengadakan Njombangan Berbagi gelombang kedua. Adapun detailnya dapat dilihat di sini.
Kami tunggu usulan teman-teman atas pihak yang berhak kiranya mendapatkan bantuan tersebut.
Kami berterima kasih atas segala dukungan teman-teman semuanya.Semoga kita selalu sehat dan bahagia.
Salam,
Njombangan
Hasri Maghfirotin Nisa
Latar Belakang & Permasalahan
Jombang mendapatkan gelar sebagai Kota Toleransi. Apakah hal itu benar adanya? Sedangkan masih banyak dari kita dan masyarakat sekitar yang kurang peka terhadap isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan). Contohnya semacam ini, “agamanya apa?”, “dari golongan mana?” “kok budayanya nggak sesuai sama orang Jombang?”, dan hal-hal yang terdengar ‘sepele’ lainnya. Apakah orang yang menanyakan hal tersebut sudah mengamalkan nilai-nilai toleransi? Hal semacam itulah yang dinamakan intoleransi hati.
Padahal, Jombang sudah membuktikan julukan kota toleransi dengan adanya acara AYIC, yang dihadiri 150 pemuda dari 22 negara mengikuti ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang, Jawa Timur. Selama tiga hari, peserta tinggal di pesantren. Acara ini dihadiri oleh ratusan pemuda lintas agama dan bangsa itu belajar toleransi di Jombang. (Detiknews.com, 2017)
Pembahasan
Pertanyaan yang muncul setelah acara tersebut di antaranya:
Keraguan ini dapat dipatahkan dengan cerita tentang perayaan Unduh-Unduh di GKJW Mojowarno yang diadakan setiap tahun. Seperti yang disebutkan FaktualNews.co (2019) dalam liputannya bahwa acara unduh-unduh ini adalah acara umat bersama, mengumpulkan hasil panen bersama yang kemudian diberikan pada masyarakat yang kurang mampu, acara ini sebagai bentuk toleransi warga Jombang di Mojowarno apalagi selalu diadakan sebelum bulan Ramadhan yang semua orang dapat menikmati acara ini. Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat Jombang yang berada di pedesaan pun memiliki toleransi tinggi, di Mojowarno memang terkenal dengan toleransinya karena beberapa agama saling hidup berdampingan tanpa masalah serius.
Solusi dan Implementasi
Selain itu, acara bertaraf internasional tadi mengajak peserta mengunjungi Patung Buddha Tidur di Mojokerto, Gereja Kristen Jawa Timur, Klenteng Hong San Kiong, dan makam Gus Dur. Pada akhir kegiatan, para pemuda diharapkan mengukir komitmen perdamaian melalui Deklarasi Jombang. Selain mondok selama tiga hari di Pesantren Unipdu, para peserta juga diundang untuk melihat langsung keberagaman kehidupan beragama di Indonesia yang berdampingan dalam damai. (MediaIndonesia.com, 2017)
Bahkan atas kunjungan para peserta tersebut, peserta merasa benar-benar merasakan toleransi di Kota Jombang. Tidak membedakan agama, dibuktikan dengan penerimaan yang sangat ramah di setiap tempat kunjungan. Hal ini membuat saya berpikir bahwa masyarakat Jombang juga perlu dikenalkan toleransi yang lebih bermakna walaupun dasar, karena jika memegang dasarnya dengan lubuk hati maka kemungkinan besar akan baik pula implementasinya. Jika pada acara AYIC hanya dihadari oleh pemuda di 22 negara, maka kita dapat mengadopsi ide serupa untuk mengajak mahasiswa dari berbagai universitas dan masyarakat umum untuk belajar nilai-nilai toleransi secara langsung. Warga Jombang yang heterogen ini akan difasilitasi sebuah program yang direncanakan bernama “Wisata Toleransi”. Hal ini bertujuan agar masyarakat di Jombang mengetahui makna dan pengamalan Jombang sebagai kota toleransi itu sendiri. Program ini sebaiknya tidak hanya didukung oleh organisasi sosial saja namun harus didukung oleh pemerintah.
Melalui kegiatan semacam ini maka kita mulai menerapkan tiga prinsip organisasi dan tatanan sosial yang dinamis sebagaimana dirumuskan oleh Max Weber. Prinsip tersebut yaitu tatanan budaya (status), tatanan politik (kekuasaan), dan tatanan ekonomi (kelas) (Rossi, 1993). Budaya yang mencakup agama yang dipegang oleh masyarakat Jombang dapat disatukan dengan kebudayaan, pemerintah kota, dan ekonomi sebagai pelebur kesenjangan masyarakat Jombang. Ketiganya sangat berarti dalam menjalankan suatu misi, sehingga aspek tersebut sangat penting untuk diperhatikan.
Pemerintah Jombang juga diupayakan untuk mendukung “Wisata Toleransi” ini dengan memfasilitasi program ini. Memfasilitasi dalam artian seperti menyediakan transportasi, minimal satu mini bus dengan jadwal keberangkatan tersistematis, agar masyarakat tidak perlu bingung bagaimana cara berangkat atau bergabung pada program ini. Namun, saya menyadari bahwa hal ini tidak semudah yang dibayangkan karena kembali lagi bahwa program ini harus diperjuangkan dengan secara sungguh-sungguh, butuh pembuktian serta value agar kita berhasil menggandeng pemerintah. Jika program ini terlaksana, maka hasilnya dapat menjadi suatu keuntungan bagi kota Jombang untuk mendukung tumbuhnya toleransi. Di lain sisi, program ini tentu akan menjadi “Wisata Toleransi” pertama di Indonesia yang terstruktur.
“Wisata Toleransi” ini tidak hanya sekedar wisata toleransi yang mengunjungi situs-situs berbagai agama di Jombang. Tetapi, terdapat pembelajaran mengenai toleransi yang diselipkan dalam program tersebut sehingga program tersebut membutuhkan tour guide atau ambassador yang kompeten dalam menyebarkan toleransi sampai ke dalam. Maksudnya ke dalam adalah tidak hanya toleransi sekadar di bibir namun juga secara aksi nyata serta tidak hanya beberapa orang namun untuk seluruh lapisan masyarakat Jombang, baik di kota, di desa, di pinggiran, di daerah pegunungan Jombang dan lainnya. Bahkan jika perlu, perlu adanya dua jenis program yaitu satu hari penuh atau menginap, karena dengan menginap seperti menginap di pondok pesantren akan mendapatkan nilai lebih dalam melaksanakan nilai-nilai toleransi. Hal itu tidak akan terjadi jika tidak adanya kerja sama.
Kesimpulan dan Saran
Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya wisata toleransi akan membuat masyarakat Jombang mengetahui makna toleransi serta tidak dengan mudah bersikap intoleran di kehidupan sehari-hari. Selain itu, kegiatan semacam ini dapat membuat masyarakat Jombang merasakan apa hal baru dan menjawab pertanyaan apa yang mereka pikirkan seputar toleransi. Lebih lanjut lagi, dengan adanya program ini maka intoleransi dapat dikendalikan dan diminimalisir dengan adanya “Wisata Toleransi”.
Referensi
Abdurrahman, Muslim. nu.or.id. June 02, 2017. http://www.nu.or.id/post/read/78490/junjung-toleransi-antar-umat-beragama-jombang-tuan-rumah-ayic-2017 (accessed May 20, 2019).
Budiarto, Enggran Eko. news.detik.com. October 28, 2017. https://news.detik.com/berita/d-3704142/pemuda-dari-22-negara-mondok-belajar-toleransi-di-pesantren-jombang (accessed May 19, 2019).
Lestari, Muji. Faktualnews.co. May 19, 2019. https://faktualnews.co/2019/05/19/mahasiswa-miami-amerika-kagumi-toleransi-warga-kota-santri/141128/ (accessed May 20, 2019).
Muslimoderat.net. June 03, 2017. http://www.muslimoderat.net/2017/06/jombang-didapuk-kota-paling-toleran.html (accessed May 19, 2019).
Rossi. 1993. Community Reconstruction after an Earthquake: Dialectical Sociology in Action. 1993. Westport, CT: Praeger
Suhartono, Rony. faktualnews.co. May 12, 2019. https://faktualnews.co/2019/05/12/perayaan-unduh-unduh-toleransi-dalam-masyarakat-di-jombang/140044/ (accessed May 20, 2019).
Syukur, Abdus. mediaindonesia.com. October 31, 2017. https://mediaindonesia.com/read/detail/129778-memotret-toleransi-di-jombang (accessed May 19, 2019).