• info@njombangan.com

Kotokan Daun Racun Khas Wonosalam, Pelengkap Sarapan dan Makan Malam

Kotokan Daun Racun Khas Wonosalam, Pelengkap Sarapan dan Makan Malam

Spread the love

Jombang – Pernah mencicipi sayur daun racun? Anda bisa datang ke Kecamatan Wonosalam. Tanaman unik yang tumbuh subur di di kaki lereng Gunung Anjasmara ini bisa diolah menjadi oseng-oseng dan kotokan. Biasanya, olahan ini sebagai pelengkap sarapan dan makan malam.

Hawa sejuk menyelimuti Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang pagi kemarin (26/2). Di sebuah warung sederhana pinggir jalan, tercium aroma sedap masakan lokal. Tampak sekelompok ibu-ibu merebus beberapa daun racun yang dipetik dari kebun. Daun racun sendiri didapat dari pohon kastuba.

Meski namanya terdengar berbahaya, namun daun ini sama sekali tak mengandung racun atau toxic maupun senyawa berbahaya lainnya. Daun ini justru sering dimanfaatkan warga setempat untuk olahan kotokan (baca; sayur). ”Tanaman racunan ini tumbuh subur di Desa Panglungan,’’ ujar Yadu’ah, salah seorang pemilik warung yang menjual kotokan daun racun. 

Sejak zaman dahulu, daun racun menjadi menu pelengkap untuk sarapan maupun makan malam. Biasanya, warga mengolah dalam bentuk oseng-oseng maupun kotokan yang dicampur petai, tahu maupun tempe. Namun pecinta kuliner tak perlu repot-repot memasak, sebab di warung Yadu’ah ini sudah disediakan dengan harga terjangkau. ”Murah, seporsi mulai Rp 5 ribu – Rp 10 ribu,’’ tambah ibu dua anak ini.

Yadu’ah dan suaminya, Dwi Cahyo Utomo sudah tiga tahun ini menjual menu sayur daun racun. Begitu tersentuh di pucuk lidah, maka rasa sayur terasa gurih. Aroma langu dan pahit juga hilang setelah direbus dan dimasak dengan bumbu khusus yang sudah disiapkan sejak awal. ”Rasanya seperti daun singkong, namun tidak ada pahit maupun langu,’’ jelas dia.

Awal mula dia menjual menu sayur daun racun karena ingin mengenalkan olahan lokal yang sudah ada turun temurun di Wonosalam. Sejak menu tersebut ada pengunjung dari Sidoarjo maupun Surabaya selalu penasaran dan ingin mencoba. ”Kini mereka menjadi langganan, setiap tahun selalu banyak yang kesini,’’ tandasnya.

Tak hanya itu, tanaman daun racun kini juga mulai banyak dibudidayakan warga. Menyusul banyaknya permintaan dari pecinta kuliner. ”Sekarang kami minta mereka menanam di rumah, untuk antisipasi kalau dapat pesanan banyak,’’ pungkasnya. (*)

(jo/ang/mar/JPR)

Photo courtesy: Radar Jombang

Article courtesy: Radar Jombang

admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message