Jombang – Puluhan foto semasa hidup KH Bisri Syansuri tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga pendiri Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar dipamerkan kemarin (24/2). Ribuan santri berbondong-bondong untuk melihat dari dekat kegiatan Kiai Bisri berjuang, sebelum wafat 41 tahun silam.
Pantauan di lokasi, beberapa rombongan santri perempuan tampak antusias melihat foto yang dipajang di lantai 2 Aula KH Bisri Syansuri. Total ada 69 foto. Beberapa foto yang dipajang itu tidak hanya foto kegiatan di Ponpes Denanyar, melainkan foto saat kegiatan DPR RI.
Semasa hidup, sosok Kiai Bisri dikenal sosok yang teguh dalam memegang prinsip. Baik prinsip fikih maupun pemahaman pendapat. ”Beliau terkenal teguh dalam memegang prinsip fikihnya,” ujar ujar Zufa Al Husna, salah satu cicit KH Bisri Syansuri usai melihat foto.
Seperti pendapat kiai Bisri menyikapi drum band, ia menganggap seorang perempuan tidak boleh karena ada kemaksiatan yang diumbarkan. Namun, pendapat KH Wahab Chasbullah pendiri NU masih diperbolehkan asal tidak aneh-aneh. ”Beliau berdua memiliki pendapat masing-masing namun sebagai sahabat hal itu tidak masalah,” sambungnya.
Selain sebagai tokoh NU, lanjut dia, kiai Bisri juga dikenal sebagai seorang politisi yang aktif memperjuangkan nasib rakyat kecil di DPR RI. Yang paling dikenang adalah perjuangan tentang pentingnya keluarga berencana. ”Hal itu dapat dilihat dari foto perjuangan beliau,” tegasnya.
Sementara, Aziz Ja’far, Ketua Umum Ikatan Alumni Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif (IKAPPMAM) di Haul Kiai Bisri ke 41, akan diusulkan gelar kepahlawanan ke Kemensos RI. ”Pengusulan gelar kepahlawanan Mbah Bisri sudah diproses, dokumen harus dilampirkan, contohnya foto-foto,” ujar dia.
Usulan tersebut murni inisiatif alumni yang didukung keluarga pondok. Saat ini usulan sudah dikaji di Dinas Sosial Jombang untuk selanjutnya diajukan ke Dinsos Jatim hingga menunggu keputusan Kemensos. ”Nanti kami akan diundang untuk presentasi, selanjutnya akan diproses di Kementrian Sosial,” pungkasnya. (*)
(jo/ang/mar/JPR)
Photo courtesy: Radar Jombang
Article courtesy: Radar Jombang