• info@njombangan.com

Warga Jombang Olah Biji Salak Jadi Kopi, Bisa Sembuhkan Darah Tinggi

Warga Jombang Olah Biji Salak Jadi Kopi, Bisa Sembuhkan Darah Tinggi

Spread the love

Jombang – Pagi itu, tampak dua pekerja sedang sibuk memilah biji salak kering. Usai disortir mana biji berkualitas baik dan mana yang tidak. Selanjutnya biji salak itu dimasukan pada mesin penggiling kopi. Satu persatu biji dihaluskan hingga menjadi serbuk.

Dua pekerja itu tengah sibuk membuat bubuk kopi berbahan biji salak. Kopi salak ini diklaim satu-satunya dan yang pertama di Jombang. Biji salak itu disuplai petani di wilayah Kecamatan Tembelang. Awalnya biji kopi dianggap sebagai sampah. Namun ditangan Kuswartono, warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, biji kopi bisa diolah sebagai kopi.

Ide membuat biji salak menjadi kopi muncul karena banyak salak di desanya namun sepi pembeli. Rasa prihatin itulah yang memaksa Kuswartono untuk berpikir kreatif, agar salak asli Sentul tetap diminati. ”Akhirnya saya coba-coba membuat berbagai olahan dari salak, yang pertama muncul adalah kopi dari biji salak,” ujar dia. Setelah melakukan beberapa eksperimen, akhirnya dia berhasil membuat kopi dengan takaran yang pas.

Agar tak dianggap asal-asalan, ia pun melakukan uji nutrisini, mengurus ijin edar hingga sertifikasi halal. ”Setelah berhasil melakukan uji nutrisi dan mendapatkan ijin edar, akhirnya saya mulai memproduksi dalam jumlah banyak,” jelasnya. Saat wartawan koran ini diminta menyeruput secangkir kopi salak, rasanya tak jauh berbeda dengan kopi pada umumnya. Namun ada rasa sedikit asam dan aroma khas harum buah salak.

Dengan memanfaatkan tanaman salak di pekarangan rumahnya dan menampung biji salak dari petani setempat, ia kini memproduksi hingga satu ton oalahan kopi setiap bulan. ”Lambat laun akhirnya petani setempat mulai bergairah kembali. Karena salak otomatis juga laku,” terang dia.

Kopi berbahan biji salak tersebut dipercaya dapat memberikan efek pada kesehatan. Mulai dari menambah stamina, rematik hingga darah tinggi. ”Sesuai dengan referensi yang saya baca memang seperti itu. Apalagi, di olahan saya tidak ada campuran bahan pengawet. Jadi aman,” tegasnya.

Selama ini, pemasaran kopi berbahan biji salak tidak hanya di sekitar pasar lokal. Namun mulai tembus pasar regional. ”Alhamdulilah omsetnya juga lumayan banyak,” pungkas Kuswartono. (*)

(jo/ang/mar/JPR)

admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message