• info@njombangan.com

Dari Limbah Kayu Palet, Fatkurohman Ciptakan Miniatur Alat Musik

Dari Limbah Kayu Palet, Fatkurohman Ciptakan Miniatur Alat Musik

Spread the love

Jombang – Memasuki rumah sederhana milik Fatkurohman, warga Dusun/Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, langsung terlihat berjejer miniatur alat musik. Miniatur alat musik itu tertata rapi di etalase berukuran kurang lebih 1×2 meter.

Rata-rata, alat musik yang terpajang itu semua jenis gitar mulai akustik, gitar bas sampai gitar elektrik. Ukurannya juga beragam mulai dari ukuran 10 centimeter hingga 25 centimeter. Yang paling menarik, ada satu set miniatur drum. Bermacam miniatur alat musik itu hasil kreasi Fatkur, sapaan akrabnya.

Tak mudah untuk membuat miniatur alat musik yang terbuat dari kayu palet. Selain butuh kejelian agar bisa mirip dengan alat musik yang asli. Waktu pengerjaan juga cukup lama, rata-rata tiga hari baru selesai. Setiap hari, dia berkutat dengan kayu palet, gergaji dan penggaris untuk membuat miniatur alat musik itu.

”Pertama kali membuat dulu hanya iseng, karena saya suka musik. Jadi terbesit niat untuk membuat miniatur alat musik,” ungkapnya. Untuk membuat miniatur alat musik itu dibutuhkan kejelian ekstra. Sebab, dia ingin hasilnya sempurna, sedetail mungkin bahkan mirip dengan alat musik aslinya.

”Ukuran semakin kecil semakin rumit, karena pengecatannya makin, termasuk menambah detail-detailnya,” kata bapak satu anak ini. Dia memaparkan, untuk membuat miniatur gitar, pertama yang dipersiapkan limbah kayu palet yang sudah dibeli kiloan. Kayu itu kemudian digambar sesuai model gitar, lantas digergaji sesuai pola.

”Yang paling sulit pengecatan dan pemasangan senar karena terlalu kecil,” terangnya. Karena itulah proses pengerjaan yang dilakukannya untuk membuat satu gitar, minimal perlu waktu tiga hari. Berbeda dengan gitar, khusus pembuatan drum, dibuat dari pipa yang dipotong sesuai ukuran.

”Setelah itu dilakukan pengecatan dan perakitan,” ungkapnya. Tidak jauh berbeda dengan gitar, pembuatan juga membutuhkan waktu paling sedikit tiga hari. Semua dikerjakannya sendiri di rumah. Termasuk pemasaran dilakukannya sendiri melalui media sosial.

”Ya masih gunakan media sosial untuk promosi, karena tidak ada modal untuk membuat toko,” tambah dia. Kendati begitu, sebenarnya ia berkeinginan membuka lapak dalam acara car free day di Jombang. Biar, hasil kreasinya lebih diketahui warga Jombang sendiri.

Apalagi harga yang dipatok Fatkur cukup terjangkau antara Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu untuk satu miniatur gitar. Sedangkan miniatur satu drum ia hargai Rp 150 ribu. ”Tapi untuk satu set gitar sama drum harganya Rp 350 ribu, berisi tiga gitar dan kelengkapan yang lain,” pungkasnya. (*)

(jo/yan/mar/JPR)

Photo courtesy: Radar Jombang

Article courtesy: Radar Jombang

admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message