• info@njombangan.com

40 KK Tekuni Usaha Pembibitan, Dusun di Jombang Ini Jadi Kampung Bibit

40 KK Tekuni Usaha Pembibitan, Dusun di Jombang Ini Jadi Kampung Bibit

Spread the love

Jombang – Kampung bibit Wedani merupakan kawasan yang terletak di Dusun Wedani, Desa Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Dinamakan kampung bibit, karena banyak warganya memiliki usaha penyediaan jasa pembuatan persemaian, berbagai jenis tanaman hortikultura di sekitar rumahnya.

”Jadi dusun ini sudah dikenal sebagai kampung bibit ini puluhan tahun bahkan lebih dari 15 tahun,” ujar Sholichudin, Kepala Desa Badang, Kecamatan Ngoro. Tak heran, saat memasuki dusun ini, hampir semua rumah di depan maupun samping perkarangan rumah warga dijadikan tempat persemaian bibit sayur-mayur maupun buah-buahan. Bahkan, usaha pembibitan ini terus berkembang dari waktu ke waktu.

Usaha pembibitan ini mampu meningkatkan perekonomian rumah tangga di kawasan tersebut. ”Untuk di Dusun Wedani saja ada kurang lebih 40 kepala keluarga yang menekuni usaha ini,” bebernya. Bahkan, karena cukup menjanjikan, beberapa dusun lainnya seperti Dusun Sukotirto, Wonoasri, maupun Watulintang juga banyak masyarakat yang menekuni usaha persemaian bibit tersebut. 

Kampung bibit Wedani merupakan kawasan yang terletak di Dusun Wedani, Desa Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang

Kampung bibit Wedani merupakan kawasan yang terletak di Dusun Wedani, Desa Badang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang (Azmy Endiyana/Jawa Pos Radar Jombang)

Ditambahkan, keberadaan kampung bibit Wedani ini semakin lama semakin dikenal luas di masyarakat, bahkan sampai di luar kota seperti Mojokerto, Nganjuk dan Kediri.

”Banyak petani dari luar juga ambil bibit di Wedani,” ungkapnya. Dikarenakan, para petani juga mengandalkan kualitas dan kuantitas bibit. 

Diharapkan, masyarakat tetap konsisten dengan usaha yang dikembangkan sekarang. Sehingga,  Dusun Wedani ini benar-benar menjadi kampung bibit. ”Kami berharap konsistensi dalam kualitas dan kuantitas bibit yang dihasilkan. Sehingga  mampu mempertahankan pasar yang sudah ada, bahkan dapat mengembangkan menjadi lebih luas,” pungkasnya.

Di kampung bibit Dusun Wedani, Desa Badang, Kecamatan Ngoro ini menyediakan berbagai macam bibit. Diantaranya, terong, tomat, cabai kecil, cabai besar, bongkol, kubis dan pepaya. Untuk harganya, bervariatif tergantung jenis bibitnya.

Tohir, salah satu petani mengatakan, harganya ditentukan pada lama persemaian dan perawatan. Biasanya satu bibit dihargai Rp 120- 200 per biji. ”Untuk yang paling mahal pepaya sampai Rp 1.000 – Rp 1.500 per biji,” ungkapnya.

Pria yang sudah menekuni usaha sejak  1985 ini menjelaskan, selain benih yang harus berkualitas, hal yang perlu dipersiapkan saat melakukan persemaian yakni media tanahnya. Media   harus berkualitas baik, dari tingkat kandungan organiknya dan homogenitasnya. Media tersebut biasanya dari tanah dan kotoran hewan seperti sapi dan ulat. ”Harus dipaskan dan dilihat fisik tanah yang kelihatan sudah gembur dan berwarna agak pucat berarti sudah pas,” terangnya.

Setelah media sudah pas, persemaian dilakukan di dalam plastik yang sudah diisi dengan tanah. Ini  untuk memudahkan proses pemindahan dan menghindari kerusakan akar pada saat pengangkutan ke lahan. Plastik yang biasanya digunakan, plastik yang sudah dipotong kecil-kecil berukuran 6 centimeter dan berdiameter 5 centrimeter. ”Biasanya sayu jam bisa mendapatkan seribu biji,” ungkapnya.

Selanjutnya, dilakukan penyiraman dan pengendapan untuk menstabilkan kadar airnya. Setelah semuanya siap, baru dilakukan penanaman benih satu bulir per lubang. Perawatan rutin yang dilakukan penyiraman. ”Penyiraman dilakukan pagi dan sore untuk menghindari kekurangan kelembaban yang dapat menyebabkan kurang optimalnya pertumbuhan,” ungkapnya.

Ditambahkan, hama dan penyakit yang biasanya menyerang yakni ulat dan thirps. Pengamatan rutin harus dilakukan untuk menghindari serangan yang berakibat fatal. Jika serangan sudah sangat parah, akan dilakukan penyemprotan pestisida. ”Kalau pertumbuhan kurang bagus, biasanya dilakukan pemupukan menggunakan gombor plastik, dengan pupuk NPK dicampur dengan air,” bebernya.

Dijelaskan, lama waktu persemaian berbeda setiap jenis tanaman. Tanaman bongkol dan tomat memiliki waktu yang paling cepat yaitu antara 15-17 hari setelah semai, cabai besar dan terong membutuhkan waktu 25 hari, pepaya selama satu bulan. ”Cabai kecil memiliki waktu yang paling lama 36 hari setelah semai,” terangnya.

Untuk pemasaran,  para petani bibit di Dusun Wedani memilih mengerjakan pesanan dibandingkan menyediakan bibit tanpa ada pesanan. Karena, untuk pesanan, sudah jelas siapa nanti yang akan mengambil, sedangkan jika tanpa pesanan ada risiko tidak laku. Namun, mereka tetap menyediakan bibit dengan tanpa pesanan, akan tetapi jumlahnya tidak banyak. ”Biasanya ada yang mengambil sendiri, kadang-kadang dari luar Jombang juga ada,” pungkas Tohir. (*)

Photo courtesy: Radar Jombang

Article courtesy: Radar Jombang

admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message