• info@njombangan.com

Monthly ArchiveJune 2018

Nyoblos dan Tukar Rongsokan di TPS Ini Boleh Bawa Pulang Bibit Tanaman

Jombang – Tema yang dikedepankan TPS 001 Desa Kaliwungu, Kecamatan/Kabupaten Jombang adalah lingkungan hidup. Bagaimana tidak, TPS ini tidak hanya dihias menggunakan botol bekas air mineral. Para pemilih yang datang membawa rongsokan juga diberi ‘imbalan’ bibit tanaman.

Begitu masuk ke TPS 001 Kaliwungi, para pemilih akan dimanjakan oleh berbagai hiasan yang kesemuanya terbuat dari botol air mineral bekas di sudut kanan dan kiri pintu masuk.

Bahkan meja di ruang tunggu pemilih juga dibuat dari botol bekas air mineral. Sebagai pemanis, panitia juga memasang tanaman-tanaman hijau untuk membuat suasana TPS semakin asri.

Namun sebelum mencoblos, warga yang datang membawa rongsokan lebih dulu diarahkan ke bank sampah di depan TPS 001 Desa Kaliwungu. Di tempat ini, rongsokan dari warga ditimbang dan dicatat.

Baru setelah itu pemilih diarahkan ke dalam TPS untuk menyalurkan hak pilihnya di Pilbup Jombang dan Pilgub Jatim 2018. Sesudah itu, warga yang tadi datang membawa rongsokan akan diberi ‘imbalan’ berupa bibit tanaman secara cuma-cuma, di antaranya bibit cabai, tomat dan terong.

“Niatnya selain meramaikan pesta demokrasi ini, kami juga ingin mengedukasi masyarakat supaya lebih peduli dengan lingkungan,” kata Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 001 Desa Kaliwungu Santi Wurdiani kepada wartawan di lokasi, Rabu (27/6/2018).

Bibit tanaman yang diberikan kepada pemilih yang datang membawa rongsokan, lanjut Santi, juga diharapkan membawa efek ganda. Selain meningkatkan kepedulian warga terhadap kebersihan lingkungan, pihaknya ingin lingkungan Kaliwungu nampak asri dengan semakin banyaknya tanaman di halaman rumah warga.

“Harapan kami lingkungan Kaliwungi lebih bersih, hijau. Juga menjadi ketahanan pangan di rumah warga masing-masing,” ujarnya.

Inovasi TPS 001 Desa Kaliwungu mendapat sambutan baik dari para pemilih perempuan. Para ibu rumah tangga nampak antusias untuk mencoblos dengan membawa rongsokan.

Seperti yang dilakukan Sri wahyuni (66). Ia datang dengan membawa satu kantong plastik berisi botol bekas minuman. Selesai mencoblos, wanita berhijab ini pun menerima imbalan berupa satu bibit cabai.

“TPS ini lebih bagus karena mengajak kami memanfaatkan sampah. Ini saya dapet bibit cabai, ini mau saya tanam di rumah,” terangnya.

Hal senada dikatakan Sri Utami Ningsih. “Saya senang sekali. Karena selain bisa mencoblos juga bisa memanfaatkan sampah, dapat bibit gratis,” tandasnya.

TPS 001 Desa Kaliwungu sendiri melayani 357 pemilih yang tercatat di daftar pemilih tetap (DPT). Ke-357 pemilih ini terdiri dari 167 pemilih pria dan 190 pemilih wanita.

 

Penulis: –
Article courtesy: detik.com
Photo courtesy: detik.com

Serunya Gathering & Penyerahan Hadiah Lomba Esai Njombangan 2018

Rabu, 13 Juni 2018 adalah menjadi hari yang special karena pada hari ini Njombangan mengadakan acara Penyerahan Hadiah Lomba Esai Njombangan 2018. Lomba ini dibuka selama 2 bulan sejak awal April 2018 yang lalu dan mengangkat tema ‘Guyub Rukun Membangun Jombang yang Lebih Maju dan Sejahtera’ dan tema yang lebih spesifik dan opsional adalah 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Lomba ini terbuka untuk umum, dimana peserta ditantang untuk memberikan ide dan pandangan atas isu-isu yang saat ini terjadi di Jombang yang relevan dan perlu diselesaikan melalui ide-ide kreatif. Setelah melalui proses penjurian yang dilakukan secara seksama dan teliti, akhirnya Tim Juri memutuskan para pemenang adalah sebagai berikut:

Juara 1

DP 80% Menuju Jombang Generasi Emas di Era Milenial: Sebuah Model Pemberdayaan Peran Perempuan Pedesaan Pada Pemasaran Produk Pertanian

Purbowo

Pemerintah Desa Ngampel, Ngusikan, Jombang

 

Juara 2

Jombang Youth Association for Climate Change

Ahmad Nuril Mubtadiin

SMP unggulan Al Madinah Tebuireng, Jombang

 

Juara 3

Nyayur’ sebagai Corporate Social Responsibility Grab terhadap Tukang Becak: Menyudahi Konflik Horizontal dan Kemiskinan Struktural Tukang Becak di Kota Jombang

Ade Julandha Wiranata

LPPL Suara Bangkalan

 

 

Honorable Mention

Konsep Drinkwater sebagai Solusi Krisis Air Bersih di Kota Jombang

Ahmad Wildan Pratama

SMA Negeri 4 Metro, Lampung

 

Optimalisasi Lahan Pertanian pada Musim Tanam Padi Melalui Sistem Kolam Lingkar

Efi Nur Tiatin

STKIP PGRI Jombang

 

Memajukan Jombang dengan Sesuatu yang Telah Lama Hilang

Intan Dwi Mayangsari

SMAN 1 Jogoroto, Jombang

 

Acara ini termasuk closed event dalam artian hanya dihadiri oleh undangan saja yang termasuk para pemenang dan para volunteer, dan dilaksanakan di Cafe Navila Jombang Kota.

Acara ini dibuka dengan kata sambutan dari Founder Njombangan yakni Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa dengan Johar. Dalam sambutannya, Johar mengungkapkan apresiasi dan terima kasih kepada semua peserta, pemenang serta pihak yang telah mendukung lomba ini. Menurutnya lomba ini awalnya diadakan dengan sedikit rasa pesimis terutama terkait dengan tingkat partisipasi serta minat warga Jombang, baik yang tinggal di Jombang maupun di perantauan, untuk menulis. Dia menjelaskan bahwa lomba esai dipilih karena pertimbangan bahwa penuangan ide secara tertulis dapat menjadi referensi sampai kapanpun dan pertimbangan untuk membukukan seluruh esai peserta Lomba Esai Njombangan 2018. Buku kompilasi ini nantinya dapat dibaca oleh siapapun dan akan di-release baik dalam bentuk e-book ataupun buku fisik. Johar menjelaskan bahwa obrolan terkait dengan inisiatif Njombangan ini sudah sejak beberapa tahun lalu dimulai. “Kami pernah mengumpulkan belasan ribu buku dan membuat rumah baca. Namun karena kurangnya monitoring di lapangan, pengelolaan rumah baca tersebut menemui kendala.”

Namun inisiatif untuk tetap membangun Jombang tetap ada dan hidup sampai akhirnya, saya dan dua orang lainnya berdiskusi kembali dan menginisiasikan munculnya Njombangan. Secara dasar hukum, inisiatif ini ada di bawah Yayasan Salasika Indonesia, yang sebelumnya telah dibentuk.

Njombangan pada dasarnya ingin mengajak semua orang untuk aktif mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan Jombang. Karena pemerintah semata tentu membutuhkan keterlibatan dari pihak lain. Njombangan lebih khusus lagi berfokus pada partisipasi dari para diaspora atau orang-orang Jombang yang saat ini tinggal di daerah lain di Jombang. Njombangan melihat bahwa potensi mereka sangat besar dan bisa menjadi kekuatan untuk pembangunan Jombang.

 

Lomba esai ini merupakan yang pertama dilakukan dan sepertinya lomba pertama yang mengangkat tema pembangunan di Jombang. Walau dimulai dengan sedikit pesimis karena ketidaktahuan akan animo menulis masyarakat Jombang, namun ternyata lomba ini bisa diikuti oleh banyak orang baik usia sekolah maupun umum. “Hasil esai akan dibuat dalam bentuk buku kompilasi setelah semua esai melalui proses penyuntingan atau editing. Buku kompilasi tersebut baik dalam bentuk e-book atau bisa dalam bentuk buku cetak. Buku ini akan dibagikan atau bisa dibaca oleh siapapun yang memiliki kepentingan atau ketertarikan dalam pembangunan Jombang,.” Begitu kata Johar.

 

Acara ini kemudian dilanjutkan dengan Ice Breaking yang dipandu oleh Risa Wardatun. Ice Breaking ini bertujuan untuk perkenalan satu sama lain juga untuk mencairkan suasana karena hampir semua peserta yang datang tidak kenal satu sama lain sebelumnya. Ice breaking ini sangat menarik karena semua peserta sangat antusias. Acara dilanjutkan dengan agenda diskusi singkat tentang pembangunan di Jombang. Peserta diminta untuk menuliskan dalam satu kertas apa yang sekiranya bisa ditingkatkan di Jombang. Para peserta terlihat serius dalam menuliskan ide mereka. Tentu hasilnya juga beragam dari ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan serta aspek lainnya. Hasil pemikiran mereka akan tetap disimpan dalam database Njombangan yang suatu saat bisa digunakan sebagaimana mestinya.

 

Acara dilanjutkan dengan pemberian doorprize kepada peserta yang datang. Doorprize diberikan lewat undian dari kertas undian yang telah dibagikan sebelumnya. Setelah bagi-bagi doorprize, selanjutnya adalah pemberian hadiah kepada para pemenang. Adapun pemenang mendapatkan hadiah sebagai berikut:

  • 1 orang juara 1: uang tunai, piala, sertifikat, merchandise
  • 1 orang juara 2: uang tunai, piala, sertifikat, merchandise
  • 1 orang juara 3: uang tunai, piala, sertifikat, merchandise
  • 3 orang honourable mention: sertifikat, merchandise

 

Acara ini ditutup dengan foto bersama dan buka bersama. Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang serta terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu terselenggaranya acara ini. Semoga event serupa di tahun mendatang bisa lebih baik dan berkualitas lagi.

 

Suwun yo Rek!

 

Salam,

Njombangan

Selamat Kepada Para Pemenang Lomba Esai Njombangan 2018

Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang Lomba Esai Njombangan 2018. Adapun daftar pemenang adalah sebagai berikut:

 

 

Juara 1

DP 80% Menuju Jombang Generasi Emas di Era Milenial: Sebuah Model Pemberdayaan Peran Perempuan Pedesaan Pada Pemasaran Produk Pertanian

Purbowo

Pemerintah Desa Ngampel, Ngusikan, Jombang

 

Juara 2

Jombang Youth Association for Climate Change

Ahmad Nuril Mubtadiin

SMP unggulan Al Madinah Tebuireng, Jombang

 

Juara 3

Nyayur’ sebagai Corporate Social Responsibility Grab terhadap Tukang Becak: Menyudahi Konflik Horizontal dan Kemiskinan Struktural Tukang Becak di Kota Jombang

Ade Julandha Wiranata

LPPL Suara Bangkalan

 

 

Honorable Mention

Konsep Drinkwater sebagai Solusi Krisis Air Bersih di Kota Jombang

Ahmad Wildan Pratama

SMA Negeri 4 Metro, Lampung

 

Optimalisasi Lahan Pertanian pada Musim Tanam Padi Melalui Sistem Kolam Lingkar

Efi Nur Tiatin

STKIP PGRI Jombang

 

Memajukan Jombang dengan Sesuatu yang Telah Lama Hilang

Intan Dwi Mayangsari

SMAN 1 Jogoroto, Jombang

 

 

Agenda pengambilan hadiah adalah sebagai berikut:

 

Penyerahan Hadiah Pemenang Lomba Esai Njombangan & Temu Pembangunan Njombangan

Rabu, 13 Juni 2018

16.00-18.30 WIB

Navila Café Jombang

 

Agenda: Pengenalan Njombangan, Diskusi Pemenang & Pembangunan, Games & Doorprize

 

Pemenang berhak untuk mendapatkan hadiah sesuai dengan yang telah diberitahukan melalui e-mail sebelumnya. Pemenang yang berdomisili di Jombang wajib untuk hadir, apabila berhalangan maka silahkan untuk diwakilkan. Apabila domisili pemenang berada di luar Jombang/ provinsi, maka hadiah akan dikirimkan melalui pos.

 

Untuk pertanyaan dan detail lebih lanjut, silahkan untuk menghubungi:

Risa

+62 858-9062-6260

 

Terima kasih dan sampai jumpa di acara minggu depan!

 

Salam,

Njombangan

Berbagai Kebahagiaan Melalui Njombangan Berbagi 2018

Yuk Ikut Program Njombangan Berbagi Sembako :)

Njombangan mengadakan program sosial untuk berbagi kebahagiaan di Bulan Ramadhan dan jelang Idul Fitri 1439 H berupa paket bingkisan.

 

Program ini menyasar kepada:

  1. Mereka yang membutuhkan/ dikategorikan sebagai fakir miskin
  2. Tanpa bermaksud untuk gender bias, maka diutamakan adalah wanita

 

Kamu bisa mengusulkan tetangga/ keluarga atau siapapun yang kiranya kamu ketahui, yang memenuhi kriteria di atas. Silahkan untuk menginformasikan kepada kami data berikut ini:

 

Data Calon Penerima

Program Njombangan Berbagi 2018

 

Nama penerima                      :

Alamat penerima                    :

Pekerjaan penerima               :

Hubungan                                : keluarga/ tetangga/ tidak ada

Nomor yang bisa dikontak      : (bisa kamu isi nomor kamu)

 

Diusakan orang yang kamu usulkan adalah orang-orang yang benar-benar kamu kenal.

Kami mungkin akan menghubungi kalian untuk mengetahui lokasi rumah calon penerima.

 

Data usulan calon penerima kami terima paling lambat tanggal 10 Juni 2018.

Kamu bisa mengirimkan data tersebut ke:

  1. DM kami melalui Instagram
  2. E-mail kami di njombangan@gmail.com CC: info@njombangan.com
  3. Whatsapp ke 0878787 24050 (Johar)
  4. Komen di postingan Instagram ini

 

 

Mengingat jumlah paket program ini yang terbatas, maka kami akan menyeleksi usulan calon penerima. Kami akan infokan lebih lanjut terkait dengan status usulan calon penerima yang kamu infokan.

 

Terima kasih.

 

Salam,

Njombangan


 

Cerita Agus Sulton dan Perburuan Kitab Kuno Ratusan Tahun

Jombang – Seorang dosen di Jombang menjadi kolektor kitab-kitab kuno. Kitab-kitab yang dikumpulkannya berusia puluhan hingga ratusan tahun, bahkan ada yang sampai 300 tahun.

Namanya Agus Sulton (32). Kecintaannya terhadap sastra menggiring Agus untuk mengumpulkan kitab-kitab kuno tersebut.

Agus memulai perburuannya terhadap manuskrip kuno sejak akhir tahun 2008. Selain di Jombang sendiri, Lulusan Fakultas Sastra Universitas Airlangga Surabaya ini mencari kitab-kitab kuno di Kediri, Lamongan dan Nganjuk, terutama yang dulunya menjadi lokasi pondok pesantren yang telah bubar sebelum tahun 1950.

“Saya dapatkan dari para keturunan pengasuh pesantren. Selain itu dari keturunan mantan tukang macapat. Paling banyak saya dapatkan dari Kediri,” kata Agus kepada detikcom di rumahnya Dusun Payaksantren, Desa Rejoagung, Ngoro, Jombang, Rabu (6/6/2018).

Koleksi puluhan kitab kuno tersebut, kini dia simpan rapi di almari rumahnya. Selama hampir 10 tahun tekun mengumpulkan manuskrip kuno, kini Agus mempunyai 79 kitab kuno.

“Isinya mengenai pengobatan, ajaran fiqih, tauhid, cerita-cerita babad, serat Lukoyanti, cerita-cerita nabi, syair Nabi Muhammad, termasuk hukum-hukum adat,” ujarnya.

Pria yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Hasyim Asy’ari Jombang itu pun menjelaskan, puluhan kitab kuno miliknya tak hanya ditulis menggunakan aksara Jawa. Ada juga manuskrip yang menggunakan aksara Pegon dan Arab.

“Penyalinannya kebanyakan oleh para kiai atau anak buah Pangeran Diponegoro yang kabur ke wilayah Kediri dan sekitarnya. Saat itu sekitar tahun 1840-an,” jelasnya.

Penasaran apa saja kitab koleksi Agus?
(lll/lll)

 

Penulis: –
Article courtesy: detik.com
Photo courtesy: detik.com

Serunya Para Santri Ponpes Jombang Mudik Bareng Naik KA

SURYA.co.id | JOMBANG – Mudik bareng tak hanya dilakukan masyarakat umum. Para santri yang mondok di sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Jombang juga banyak yang memilih mudik bareng bersama teman-teman se pesantren untuk pulang ke kampung halaman, ketimbang sendirian.

Itulah yang dilakukan ribuan santri di Jombang setiap menjelang lebaran. Mereka sebagian memilih pulang kampung bersama rekan sesama santri menggunakan moda transportasi kereta api (KA). Seperti yang terlihat di Stasiun KA Jombang, Sabtu (2/6/2018).

Satu jam menjelang keberangkatan KA tujuan Jakarta, rsatuan, bahkan ribuan santri memadati terbesar di Kabupaten Jombang itu. Salah satunya Aulia (17), santri putri Ponpes Walisongo, Cukir, Jombang.

 

“Saya mau mudik ke Jakarta, ini bareng dengan dua puluhan orang 20 teman satu pondok,” kata santri asal Jakarta ini kepada Surya, di Stasiun KA, Sabtu Jumat (2/6/2018).

Aulia mengaku senang mudik bareng teman sesama santri karena suasana tentu lebih seru dibandingkan pulang kampung sendirian. Apalagi momen mudik kali ini bersamaan dengan libur sekolah semester genap.

“Karena bersamaan dengan libur sekolah itu pula, kami pulang kampung lebih awal. Biasanya pecan keempat Ramadan baru mudik. Tapi saya bawa bekal Alquran supaya tetap bisa mengaji sepanjang perjalanan dan selama di kampung halaman,” ujarnya.

Hal senada dikatakan Habril Humel Akim (17) santriwati Ponpes Tebuireng. Santriwati asal Cirebon Jawa Barat ini bersama belasan rekan sepondoknya memilih mudik lebih awal karena menyesuaikan jadwal libur pesantren dan sekolah.

Mereka juga memilih mudik dengan KA. Selain lebih murah, juga agar tidak terjebak keramaian lalulintas di jalan raya menjelang lebaran. Teman-teman Habriel akan turun di kota-kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

“Naik kereta karena lebih cepat, karena tidak terjebak kemacetan lalulintas. Juga bisa santai dan bercanda bareng teman-teman. Tahun sebelumnya juga naik kereta,” cetus Habriel.

Begitu KA Gaya Baru Malam memasuki Stasiun KA Jombang, para santri yang sudah menunggu di peron stasiun, meski terus bercanda dengan teman-temannya, mereka tertib menuju tempat duduk masing-masing. Wajah mereka juga ceria, seakan membayangkan segera bertemu keluarga di kampung.

Kepala Stasiun KA Jombang Sutrisno mengatakan, gelombang mudik ribuan santri mulai terjadi sejak 31 Mei 2018. Puncaknya diperkirakan Minggu besok (3/6/2018).

Jumlah santri yang mudik hari ini saja, menurut Sutrisno, diperkirakan mencapai kisaran 1.100 hingga 1.500 orang. “Tujuan mudik para santri paling banyak ke Jakarta, Cirebon dan Bandung. Ada juga yang ke Banyuwangi, Jember dan Yogyakarta,” terangnya.

Menurut dia, KA yang paling banyak dipilih para santri adalah kelas ekonomi. Seperti KA Gaya Baru Malam, Pasundan dan Sritanjung.

“Para santri memilih KA selain ongkosnya relatif terjangkau juga lebih cepat tiba tujuan, karena tidak terjebak kemacetan lalulintas,” imbuh Sutrisno.

 

Penulis: Sutono

Article courtesy: tribunnews.com
Photo courtesy: surya.co.id

Penyandang Difabel Tunjukkan Jiwa Nasionalisme di Hari Lahir Pancasila

JOMBANGTIMES – Difabel tak mau ketinggalan memperingati Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2018. Mereka menggelar upacara bendera. Upacara digelar di dalam ruangan di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Muhamadiyah Jombang, Jl Brigjend Katamso, Desa Pulo Lor, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Memulai upacara ditandai dengan pembacaan naskah Pancasila oleh Inung.

Inung yang diketahui autis ini membacakan naskah Pancasila didampingi seorang mentor. Meski terlihat kurang sempurna, tapi Inung dengan lugas memimpin teman-temannya sesama difabel. Setelah selesai Inung membacakan naskah Pancasila, selanjutnya dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Kali ini, seorang mentor memandu para penyandang difabel dengan bahasa isyarat dalam menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Secara bersamaan dengan panduan mentor, seluruh peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Tidak ketinggalan, bendera merah putih juga dihadirkan di tengah-tengah menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tapi kali ini tidak dikibarkan di tiang bendera, melainkan diikat di tongkat kayu pramuka dan dipegang oleh seorang penyandang tuna grahita sedang bernama Amin.

Sementara, untuk mempersiapkan upacara tersebut menurut Direktur Suara Difabel Mandiri Kabupaten Jombang, Ahmad Fathul Iman mengatakan tidak membutuhkan waktu yang lama. Karena hal tersebut, lanjutnya, sudah ada guru atau mentor yang mendampingi jalannya upacara dengan bahasa isyarat maupun dengan alat bantu lainnya. “Sebelumnya kita juga sudah diajarkan setiap harinya. Ini tadi menyanyikan Indonesia Raya dengan dibantu dengan bahasa isyarat,” ujar Ahmad Fathul Iman saat diwawancarai JombangTIMES, Jumaat (1/6).

Pada upacara tersebut, tidak hanya para penyandang difabel saja yang mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, tapi juga diikuti oleh warga non difabel. “Ini diikuti seratus orang. Lima puluh persen difabel dan lima puluh persennya non difabel,” tandasnya.

Ahmad Fathul Iman juga menuturkan bahwa upacara yang dilakukan ini sengaja dilakukan agar menunjukkan pada masyarakat luas bahwasanya penyandang difabel ini juga memiliki jiwa nasionalisme pada bangsa dan negara, sekaligus membuktikan bahwa para difabel juga bisa hidup berdampingan dengan masyarakat luas pada umumnya.

“Salah satu tujuan ini adalah untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap teman-teman difabel. Disini kita ingin tunjukkan bahwa teman-teman difabel yang mungkin dianggap sepele oleh masyarakat, ternyata mempunyai jiwa nasionalisme yang cukup tinggi,” pungkasnya.(*)

 

Penulis: Adi Rosul
Article courtesy: jombangtimes.com
Photo courtesy: jombangtimes.com