• info@njombangan.com

Resmikan Masjid Mewah, Moeldoko Cerita Zaman Susah

Resmikan Masjid Mewah, Moeldoko Cerita Zaman Susah

Spread the love

Jombang (beritajatim.com) – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko pernah mengalami zaman susah. Yakni, saat masa-masa sekolah.

Betapa tidak, untuk membayar ongkos angkutan sekolah, Moeldoko harus kucing-kucingan dengan kondektur bus. Dia tak mampu membayar, padahal saat itu onkos angkutan dari Papar, Kediri menuju Jombang hanya Rp 25,.

Belum lagi saat ibu kos melayangkan tagihan bulanan. Moeldoko harus pusing tujuh keliling. Keuangannya kembang kempis. Demikian diceritakan mantan Panglima TNI ini saat meresmikan ‘Islamic Centre Dr H Moeldoko’ di Jl Raya Kayen, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang, Rabu (1/6/2016).

Moeldoko menjelaskan, lokasi Islamic Centre yang di dalamnya tersapat masjid mewah itu sengaja dipilih di kawasan Bandar Kedungmulyo. Pasalnya, lokasi tersebut jaraknya dekat Kecamatan, Purwoasri, Kabupaten Kediri dan juga dekat dengan Kota Jombang. Masing-masing jaraknya hanya 10 kilometer.

Kecamatan Purwoasri, Kediri dan Jombang memang memiliki sejarah tersendiri bagi mantan Panglima TNI. Betapa tidak, Moeldoko dilahirkan di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri. Sedangkan Jombang adalah tempat Moeldoko mengahabiskan masa mudanya. Dia bersekolah di SMPP Jombang (sekarang SMA Negeri 2 Jombang).

“Keluarga saya itu pas-pasan. Makanya saat SMA saya ikut kakak di Jombang. Bahkan untuk membayar ongkos bus Rp 25 saja, saya harus kejar-kejaran sama kondektur. Sampai sekarang saya masih ingat zaman susah itu,” ujar Moeldoko di hadapan ratusan hadirin.

Moeldoko mengungkapkan, atas dasar itu pula dirinya ingin memberikan hal terbaik untuk masyarakat Jombang dan Kediri. Yakni dengan mendirikan komplek Islamic Centre. Dalam komplek tersebut terdapat masjid mewah berarsitek Turki Istambul dengan dua menara tinggi menjulang.

Masjid yang mampu menampung sekitar 1500 jamaah itu berukuran 30X30 meter persegi. Sedangkan luas lahan mancapai 6.685 meter persegi. Bukan hanya itu. Di komplek tersebut juga terdapat sekolah TK dan TPQ berukuran 8X24 meter persegi, serta panti asuhan. Terakhir terdapat tiga unit toko atau pusat oleh-oleh.

Moeldoko menegaskan, seluruh aset tersebut pengelolaannya diserahkan ke Pemkab Jombang. “Kecuali untuk panti asuhan, tetap saya tangani sendiri. Di panti asuhan tersebut terdapat 14 anak yatim. Mereka akan saya sekolahkan hingga tingkat tinggi,” ujarnya.

Berapa anggaran untuk membangun komplek Islamic Centre itu? “Tidak etis kalau saya sebut. Karena anggaran tersebut akan saya pertanggungjawabkan kepada Allah,” ungkap Moeldoko tanpa mau menyebut nominal anggaran dan dari mana sunbernya.

Peresmian masjid itu ditandai dengan pengguntingan pita. Selain Moeldoko, Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko dan Ketua DPDR Jawa Timur A Halim Iskandar atau Pak Halim, juga ikut serta. Selanjutnya, mereka meninjau sejumlah ruangan di masjid tersebut.

“Mewakili masyarakat Jombang, saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Moeldoko, karena telah membangun komplek Islamic Centre di Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Selanjutnya, pengelolaan masjid ini akan ditangani pemkab,” ujar Bupati Nyono. [suf/ted]

 

Penulis: Yusuf Wibisono
Article courtesy: Jatimtimes.com
Photo courtesy: Kemenag.go.id
admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message