Quality Education
Oleh Gita Imaning Farichah
Pendidikan pada dewasa ini dihadapkan tuntutan tujuan yang semakin canggih, semakin beragam, lebih-lebih pada kualitasnya. Hal ini sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju. Pendidikan juga merupakan persoalan hidup manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial maupun sebagai bangsa. Di lain sisi pendidikan juga menjadi ujung tombak bagi setiap bangsa, karena kesuksesan suatu bangsa dapat kita nilai melalui pendidikan yang ditempuh oleh masyarakat bangsanya. Sementara itu, harapan pemerintah dan masyarakat agar lulusan dapat menjadi pemimpin, manajer, inovator yang efektif dalam bidang ilmu pengetahuan dan mampu beradaptasi dengan perubahan ilmu dan teknologi dijaman milenial ini.
Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu, menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut menunjukkan pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun watak bangsa.[1]
Sesuai dengan pengertian pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, seta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan menempati posisi yang penting bagi setiap individu. Meskipun demikian pendidikan sangat beragam macamnya, di antaranya ada pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal.[2] Seperti yang kita ketahui bersama pendidikan formal merupakan pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Dalam pendidikan formal ini biasanya lulusannya ditandai dengan ijazah atau surat keterangan lulus (SKL) dari lembaga pendidikan yang telah peserta didik tempuh. Untuk pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal biasanya digunakan dalam lembaga-lembaga les atau bimbingan belajar siswa selain di dalam sekolah. Atau di lembaga pendidikan Islam biasanya digunakan untuk madrasah diniyah karena di dalamnya ada jenjang kelasnya seperti kelas ula dan kelas wustho, mereka berjenjang dan terstruktur tapi di luar jalur pendidikan formal. Sedangkan untuk pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Di sinilah sesungguhnya pendidikan tercipta, karena untuk pertama kalinya anak yang dikenalnya adalah keluarga terutama ayah dan ibu. Pendidikan dalam keluarga dan lingkungan memiliki peranan yang penting dalam suksesnya pendidikan yang ditempuh oleh seorang peserta didik. Pendidikan tidak akan mampu berjalan sendiri tanpa ada dukungan dari pemerintah, keluarga serta masyarakat, sebab dari keluarga dan lingkunganlah yang akan mencetak karakter anak untuk pertama kalinya.
Selain pendidikan memang menduduki peranan yang penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia bisa mengubah dan berubah diri sesuai tuntutan perkembangan zaman. Efek yang sangat bisa dirasakan dengan pendidikan pula dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang mana hal tersebut mampu mempengaruhi pola persaingan dalam dunia kerja dan bisnis sehingga semakin tingginya pendidikan yang seseorang tempuh maka akan tinggi pula persaingan yang ia hadapai. Namun demikian, pendidikan sampai saat ini masih menjadi PR bagi pemerintah pusat dan daerah. Akses pendidikan yang masih menjadi kendala bagi beberapa daerah di Indonesia juga sangat berpengaruh bagi beberapa peserta didik untuk menjangkau tempat belajar mereka setiap harinya. Hal demikian pun juga terjadi di beberapa daerah di Provinsi Jawa Timur termasuk Kota Jombang. Untuk mengakses pendidikan yang berkualitas bagi semua kalangan masyarakat sesungguhnya tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, dan ekonomi. Beberapa kendala memang dirasakan bagi masyarakat yang berada di pegunungan kapur Kabuh, pegunungan Wonosalam, pesisir Brantas dan desa-desa lainnya di Jombang. Alangkah lebih senangnya mereka jika bisa mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama dengan mereka yang berada di Jombang perkotaan, dengan suasana yang nyaman belajar dan mengajar, perpustakaan yang memadahi, serta kemudahan mengakses internet. Pemerataan tenaga pendidik dan kependidikan juga dirasa kurang efektif dan efisien. Banyak tenaga pendidik yang ingin segera dipindahkan ke daerah perkotaan daripada ditempatkan di daerah minim pendidikan alasannya karena kesulitan mengakses pendidikan dan lain sebagainya. Hal ini justru sangat berpengaruh negatif bagi pendidikan. Jika semua guru memiliki keinginan yang sama, maka akan terjadi pengosongan tenaga pendidik untuk daerah-daerah minim pendidikan atau daerah yang terpencil. Maka yang terjadi akan sangat banyak anak-anak bangsa yang memilih untuk tidak sekolah daripada memilih sekolah dengan segala kerumitan yang ia hadapi dan jalani. Ditambah lagi dengan masalah biaya pendidikan, semakin berkualitas mutu sekolah semakin mahal pula biaya pendidikannya, sedangkan setiap orang tua pun pasti ingin pendidikan yang terbaik untuk putra ataupun putrinya dengan berjuta harapan dan impian yang dimilikinya.
Kita memang sedang dihadapkan pada beberapa masalah pendidikan yang terjadi, namun bukan berarti masalah-masalah tersebut tidak ada jalan keluarnya. Mengenai pengelolaan pendidikan juga diatur di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.[3] Pengelolaan pendidikan adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/ kota, penyelenggara pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai tujuan pendidikan nasional.
Dijelaskan pula dalam peraturan pemerintah, bahwasanya pengelolaan pendidikan telah dilimpahkan kewenangan pada pemerintah daerah. Adanya peralihan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi dengan aturan-aturan yang bersifat penting tetap mengikuti dari pemerintah pusat menjadikan pendidikan lebih fleksibel dalam pengelolaannya. Karena dengan sistem desentralisasi tersebut pemerintah daerah juga bisa ikut andil dalam merencanakan pendidikan. Mulai dari akses pendidikan, untuk daerah-daerah minim pendidikan alangkah lebih baiknya jika pemerintah daerah menyediakan akses berupa kendaraan misalnya diadakan bus sekolah yang dikelola pemerintah daerah bekerjasama dengan dinas perhubungan atau pun perbaikan jalan-jalan raya dalam hal ini aspal untuk mempermudah menuju tempat-tempat lembaga pendidikan. Di Kota Jombang sendiri dalam masalah kesehatan sudah sangat bagus karena pemerintah telah menyediakan ambulance tiap desa dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, maka alangkah baiknya jika tahun-tahun ke depannya maslaah pendidikan juga mendapat pandangan yang sama dengan kesehatan tersebut. Karena seperti yang kita ketahui bersama dana pendidikan berasal dari beberapa sumber di antaranya ada dari APBN, APBD serta masyarakat. Masyarakat disini juga merupakan wali murid dari peserta didik masing-masing, keaktifan dana yang masuk pendidikan biasanya berupa pembayaran iuran bulanan atau akrabnya kita sebut pembayaran SPP. Pemerintah daerah diharapkan juga mampu aktif dalam mendukung pendidikan yang cukup melalui kebijakan-kebijakan yang dapat ditetapkan dan diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan Kota Jombang. Sebab Kota Jombang termasuk kota yang banyak peminatnya untuk bisa menuntut ilmu, dibuktikan dengan banyaknya pesantren yang ada di kota Jombang dengan jumlah santri dan santriwati yang bisa dibilang tidak sedikit dan mereka berasal dari banyak daerah lainnya. Maka sangat disayangkan jika pendidikan untuk masyarakatnya sendiri masih kurangnya sentuhan dan perhatian dari pemerintah daerah untuk daerah-daerah minim pendidikan. Karena semangat dari peserta didik disana untuk bisa sekolah juga sudah mulai terbangun. Maka akan lebih indah jika dari pemerintah daerah maupun masyarakat bisa bekerjasama membangun pendidikan bermutu guna mencapai tujuan pendidikan nasional bersama.
Kesadaran tenaga pendidik dan kependidikan juga perlu dipupuk untuk lancarnya keberlangsungan pendidikan di daerah minim pendidikan. Dalam hal ini pemerintah bisa memberikan perhatian yang lebih untuk para pendidik dan kependidikan yang berada di sana. Melalui kunjungan kerja, hibah sarana prasarana melaui dinas pendidikan atau bisa melalui sumbangan sosial dari beberapa komunitas yang bisa digerakkan dari pemerintah daerah untuk dipromosikan dengan harapan semua masyarakat secara umum mengetahui dan kesadaran diri betapa pentingnya pendidikan, karena bisa jadi di tempat-tempat minim pendidikan tersebut justru menyimpan berbagai kejutan generasi-generasi terbaik bangsa yang belum terungkap karena terbatasnya guru yang mengajar. Sedangkan masalah pembiayaan dalam pendidikan, dewasa ini ada kebijkan gratis pendidikan 9 tahun yang mana program tersebut telah dijalankan di berbagai penjuru Indonesia termasuk juga di Kota Jombang.
Faktanya untuk sekolah dasar sampai sekolah menengah masalah pembiayaan ada beberapa yang dibebaskan, membayar pun tidak semuanya ada memang beberapa kegiatan dalam pendidikan yang membutuhkan iuran dari wali murid karena kegiatan-kegiatan tersebut tidak masuk dalam anggaran biaya pendidikan yang disetorkan ke pemerintah setempat. Sedangkan untuk masyarakat yang kurang mampu pun telah ada beasiswa mulai sekolah dasar sampai sekolah menengah ke atas. Hanya saja untuk penerimaannya tergantung pengelolaan sekolah masing-masing. Tidak semua masalah-masalah yang terjadi dalam pendidikan ataupun dalam aspek lainnya hanya bisa diatasi oleh pemerintah saja. Sebagai masyarakat, kita juga bisa ikut andil dalam menyelesaikan melalui bersikap bijak dalam setiap permasalahan yang terjadi.
[1] E Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal 17.
[2] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
[3] Presiden Republik Indonesia, Peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 66 tahun 2010 tentang tentang perubahan atas peraturan pemerintah no. 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.
Decent Work & Economic Growth
Oleh Lilis Widyaningsih
Berbicara mengenai kegiatan perekonomian negara, saat ini berbagai negara di belahan dunia termasuk Indonesia melaksanakan pembangunan dunia yang berkelanjutan atau yang lebih kita kenal dengan SDGs (Sustainable Development Goals) yang dilaksanakan mulai dari 21 Oktober 2015 hingga 2030. Indonesia merupakan negara yang berada tepat di garis khatulistiwa sehingga negara yang dilalui garis khatulistiwa memiliki iklim tropis. Negara yang memiliki iklim tropis cocok untuk kegiatan perekonomian seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan lain sebagainya yang dapat menambah jumlah pendapatan negara terutama dalam sektor pertanian. Hal ini yang membuat Indonesia mendapatkan julukan sebagai negara agraris.
Sektor pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDB (Produk Domestik Bruto) baik nasional maupun daerah termasuk Kabupaten Jombang. Secara topografi wilayah Kabupaten Jombang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi di wilayah selatan dan daerah aliran Sungai Brantas. Menurut data BAPPEDA 2009-2010, Kabupaten Jombang sendiri terdapat 4 sektor utama yang menyumbang PDRB tertinggi di Kabupaten Jombang. Empat sektor utama tersebut terdiri atas sektor pertanian, sektor industri pengolah, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor jasa-jasa. Akan tetapi sektor penyumbang yang terbesar adalah sektor pertanian. Adapun sektor pertanian yang menyumbang PDRB Kabupaten Jombang sektor pertanian bidang bahan makanan. Bahan makanan tersebut adalah antara lain padi, jagung, dan juga buah-buahan.
Pengolahan lahan pertanian dikelola oleh masyarakat sendiri dan juga sebagai mata pencaharian sebagian besar masyarakat Kabupaten Jombang yaitu sebagai petani maupun buruh tani. Jika dilihat dari penghasilan yang diperoleh oleh petani sangat berbeda dengan buruh tani. Hal ini dikarenakan petani yang mempunyai lahan dan memperoleh pendapatan dari hasil panen yang diperoleh. Sedangkan buruh tani memperoleh pendapatan dari hasil menanam, merawat maupun memanen dan hal tersebut bersifat musiman. Apabila tidak sedang musim tanam maupun panen maka masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani akan mencari mata pencaharian lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Jika di musim hujan para petani di Kabupaten Jombang menanam padi maka pada saat musim kemarau seperti ini para petani menanam jagung atau buah-buahan seperti semangka, blewah, timun mas dan lain sebagainya. Proses menanam jagung atau buah-buahan tidak serumit menanam padi yang membutuhkan air yang banyak. Hal ini dikarenakan tanaman jagung dan buah-buahan tidak terlalu membutuhkan banyak air.
Di Kabupaten Jombang sendiri beberapa kecamatan merupakan penghasil buah-buahan seperti semangka, blewah, timun suri dan lain sebagainya yaitu Kecamatan Jombang, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Plandaan, Kecamatan Perak, Kecamatan Bandar Kedungmulyo dan sekitarnya. Adapun di beberapa daerah tersebut para petani biasanya setelah selesai masa tanam padi akan menanam buah-buahan yang nantinya akan dipanen ketika Bulan Ramadahan. Karena di Bulan Ramadhan buah blewah sangat dicari untuk bahan minuman maupun makanan.
Pada saat Bulan Ramadhan seperti ini buah blewah melimpah dan harga yang ditawarkan saat awal panen memang tergolong cukup mahal dan ketika petani panen serentak maka harga blewah akan turun. Jika harga blewah turun maka akan berdampak pada pendapatan petani maupun buruh tani. Terlebih lagi buah blewah hanya bisa dikonsumsi pada saat musim kemarau terutama pada Bulan Ramadhan seperti ini. Dan pengolahan buah blewah sendiri hanya sebatas untuk campuran minuman saja. Hal itu yang membuat masyarakat terkadang bosan dengan pengolahan buah blewah yang seperti itu saja.
Sebenarnya buah blewah dapat diolah menjadi bahan tambahan makanan dan minuman yang dimana masyarakat dapat mengkonsumsi buah blewah walaupun jika tidak sedang musimnya. Adapun buah blewah dapat diolah menjadi sirup dan selai yang mana selain ada inovasi baru dalam pengolahan buah blewah tetapi juga bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga. Proses pembuatan sirup dan selai blewah tergolong mudah dan sederhana namun memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Terlebih lagi beberapa minggu lagi umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Biasanya pada hari raya permintaan masyarakat akan sirup dan kue kering akan meningkat.
Hal tersebut menjadi peluang yang cukup menjanjikan karena buah blewah yang dapat diolah menjadi sirup dan selai serta selai buah blewah dapat menjadi bahan tambahan untuk pembuatan kue kering, misalkan kue nastar. Kedua hasil olahan blewah tersebut dapat menjadi makanan dan minuman serta produk unggulan khas Kabupaten Jombang apabila dari proses penanaman, pengolahan, hingga pemasaran produk dibantu dan dibina oleh lembaga terkait. Misalkan dalam hal bibit blewah, Dinas Pertanian terkait melakukan pengadaan bibit unggul buah blewah dan melakukan sosialisasi tentang penggunaan bibit unggul agar buah yang dihasilkan berkualitas dan juga untuk proses pengolahan buah blewah yang baik. Dalam pengolahan buah blewah dapat dilakukan dengan pemberdayaan dan pelatihan ibu-ibu PKK di setiap kelurahan maupun desa. Dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan ibu-ibu PKK maupun ibu rumah tangga dapat memproduksi olahan buah blewah yang mungkin bisa dijadikan UMKM.
Sehingga dengan pengoptimalan pengolahan hasil pertanian lokal perlu untuk dilakukan, selain buah blewah dapat menjadi sektor basis Kabupaten Jombang juga hasil olahan buah blewah bisa menjadi produk unggulan Kabupaten Jombang. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kerjasama dinas-dinas terkait, lembaga masyarakat, petani, ibu-ibu PKK dan masyarakat luas. Produk yang dihasilkan juga harus dipasarkan dan dapat menjangkau pasar yang luas, tidak hanya di Jombang namun bisa sampai ke mancanegara. Dengan demikian, adanya alur supply dari produsen yang notabene warga dapat diserap oleh permintaan di pasar dan hal ini akan berlangsung secara berkelanjutan. Jika ini terjadi, lapangan usaha akan terbuka dan warga akan mendapatkan tambahan pendapatan alternatif yang bisa meningkatkan daya beli dan taraf hidup mereka.
Berikut ini adalah data dan dokumentasi pendukung esai saya.
Kebetulan saat ini saya mahasiswa Universitas Negeri Malang yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata Pulang Kampung. Dimana seluruh mahasiswa UM yang berasal dari Jombang mengikuti program KKN Pulang Kampung ini untuk mengabdi dan mengamalkan ilmu kami di daerah asal kami khususnya di Desa Tondowulan Kecamatan Plandaan. Dan pengolahan hasil pertanian ini merupakan salah satu program kerja kami untuk memberdayakan hasil pertanian desa agar memiliki memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Jika dilihat dari diagram di atas warna diagaram yang dominan adalah warna hijau tua yang menandakan bahwa sektor penyumbang terbesar PDRB adalah sektor pertanian. Adapun sektor pertanian Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut
Berdasarkan diagram sektor pertanian diatas yang dominan adalah presentasi bahan baku makanan. Dan saat ini bahan makanan yang cukup melimpah di Kabupaten Jombang adalah buah blewah. Sehingga apabila buah blewah diolah dengan cara yang berbeda akan menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dan memiliki nilai jual.
Potret sebagian lahan pertanian di Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sebagian wilayah Kabupaten Jombang ketika musim kemarau petani menanam buah-buahan seperti blewah. Biasanya buah blewah ditanam setelah masa tanam padi dan buah blewah dipanen ketika Bulan Ramadhan. Karena pada saat bulan Ramadhan permintaan buah blewah meningkat.
Proses panen buah blewah
Masa tanam blewah berkisar antara 3-4 bulan tergantung oleh cuaca dan perawatan tanaman. Apabila cuaca sedang bagus dan perawatan yang dilakukan baik maka buah blewah yang dihasilkan akan sesuai dengan yang diharapkan. Buah blewah yang matang bisa dilihat dari warna kulit yang sudah mulai menguning dan mengeluarkan harum khas buah blewah. Buah blewah bisa diolah menjadi berbagai macam makanan dan minuman seperti selai dan sirup.
Quality Education
Oleh Choirun Nadzir
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, khususnya ekstrakurikuler drama/ teater, merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran yang membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.
Mental karakter peserta didik dapat dibangun dengan satu bentuk terapi kegiatan seni salah satunya adalah teater. Teater terdiri dari lebih dari sekadar akting. Seperti musik, teater, dan tari menggunakan bentuk seni sebagai batu loncatan untuk proses pembelajaran yang lebih mendalam, dan lebih bermakna. Terapi teater membimbing orang melalui serangkaian kegiatan yang disengaja yang memungkinkan mereka untuk membuat adegan yang mewakili cara mereka ingin menjalani kehidupan mereka. Peserta didik dapat melihat terapi teater mempengaruhi perubahan dalam perilaku mereka, keadaan emosi, pertumbuhan pribadi, dan adaptasi keterampilan. Peserta didik yang menggunakan terapi teater sering dapat meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal mereka melalui partisipasi aktif.
Dengan nilai- nilai yang dibawa dalam proses teater, diharapkan hal ini akan memperbaiki karakter peserta didik. Secara teknis proses minimal akan dilaksanakan selama tiga bulan meliputi: bedah naskah, reading, lepas naskah, blocking, pendalaman karakter, lalu latihan bersama dengan artistik yang lain seperti, tata busana, musik, setting properti dan make up. Dalam proses terapi teater seorang aktor akan menjalani sebuah imitasi terhadap karakter lain dan mengharuskannya merubah 70% menjadi orang lain dengan menyisakan kontrol diri 30%. Ketika aktor mendapatkan peran menjadi seorang dokter, guru, profesor, atau peran yang lain, seorang aktor akan belajar psikologis, sosiologis, dan fisiologis dari karakter yang akan dimainkannya. Di dalam proses ini seorang aktor akan mendapatkan sebuah katarsis/ pencerahan. Dalam teater juga ada terapi casting juga bisa sebagai pembentukan karakter, dimana karakter yang dimainkan oleh aktor mempunyai karakter yang berlawanan dengan diri aktor, misal aktor pendiam akan mendapatkan peran yang mengharuskannya banyak bicara.
Jombang adalah kota kecil yang sudah memulai menanamkan kesenian teater pada ekstrakulikuler di sekolah. Mereka menghidupkan teater di sekolahnya masing- masing dan mulai membuat satu proses mandiri yang ajek. Di tahun 2017-2018 beberapa teater pelajar berhasil melangsungkan pementasan mandiri mereka, seperti:
Teater sebagai sebuah terapi yang dilakukan oleh pegiat teater pelajar ini belum disadari sepenuhnya, nyatanya teater mempunyai peran sebagai terapi perilaku. Ketika kegiatan ini dipertahankan akan menjadi sebuah habitual yang positif, maka generasi muda mendatang akan lebih bisa mengontrol laju perkembangan zaman.
Dengan harapan teater di Jombang akan semakin membudaya di kalangan remaja. Menjadikan Jombang sebagai kota teater pelajar mungkin bukan hal yang berlebihan. 5 tahun mendatang mimpi menjadikan Jombang sebagai kota teater pelajar bisa saja terwujud.
Peace, Justice, and Strong Institution
Oleh Intan Dwi Mayangsari
Jombang sering disebut kota santri dan memiliki nama julukan lain yaitu Jombang Beriman yang maksudnya Jombang Bersih, Indah, dan Nyaman. Penduduk di Jombang sendiri tidak hanya beragama Islam saja, tetapi ada juga yang beragama Kristen, Katholik, Konghucu, Hindu, dan Buddha. Jombang terdiri atas penduduk yang beragam bukan hanya agamanya tetapi kesenian di daerahnya pun beragam. Namun, kesenian-kesenian tersebut sudah mulai hilang dan larut dalam zaman yang modern ini. Lalu bagaimanakah nasib kesenian-kesenian itu sekarang? Apa yang harus kita lakukan sebagai masyarakat khususnya bagi generasi muda Jombang?
Sekitar enam bulan yang lalu tepatnya tanggal 17 November 2017, saya dan ketiga teman saya ditunjuk untuk mewakili ekstrakulikuler teater di sekolah kami untuk mengikuti kegiatan Bengkel Seni/ Lokakarya Rekonstruksi, Revitalisasi, dan Eksperimentasi Budaya yang dilaksanakan di Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jombang. Di sana saya bertemu dengan para seniman dari Jombang antara lain Bapak Heru Cahyono dan Cucuk Espe. Mereka berbagi pengalaman serta wawasannya tentang kebudayaan yang ada di Jombang kepada seluruh peserta yang hadir. Dari kegiatan tersebut saya baru tahu bahwa kota kelahiran saya ini memiliki banyak kesenian yang harus tetap dilestarikan.
Keesokan harinya, saya mencoba untuk bertanya kepada teman sekelas saya kira-kira adakah yang bisa menyebutkan salah satu kesenian yang ada di Jombang, tetepi mereka tidak ada yang menjawab karena tidak ada yang tahu. Dan saat saya bertanya lagi tentang kesenian Besutan, hanya siswa tertentu saja yang tahu dan pernah mendengarnya. Dari ruang lingkup yang kecil itu saja, dapat saya tarik kesimpulan bahwa banyak para generasi muda kita yang kurang memiliki wawasan tentang kebudayaan yang ada di Jombang.
Bapak Heru Cahyono adalah seorang dalang. Saat kegiatan di Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jombang, Beliau menuturkan bahwa Kota Jombang ini memiliki banyak sekali kesenian daerah di antaranya Lerok, Besut, Ludruk, Tari Remo Bolet, Gabus Misri, Topeng Sandur Manduro, Topeng Jati Dhuwur, Pencak Bondan, Jaran Kepang, dan masih banyak lagi. Tetapi ironisnya, kesenian-kesenian tersebut sudah jarang kita temui karena kalah dengan zaman yang modern ini.
Kita lihat saja para remaja yang ada di sekitar kita, hampir semuanya memiliki handphone yang selalu dibawa saat kemana pun mereka pergi. Rasanya handphone adalah salah satu sumber kehidupan bagi mereka. Memang mengikuti perkembangan zaman itu perlu, tetapi kita harus bisa menggunakan teknologi dengan bijak agar bisa memberikan manfaat untuk kita nantinya. Misalnya saja kita menggunakan handphone untuk menggali lebih dalam tentang apa saja kebudayaan yang ada di Jombang lalu timbul tindakan untuk melestarikannya itu saja sudah lebih baik.
Memang, pengaruh budaya Barat sangat kuat dan sulit dihindari saat ini. Menurut saya, Kemajuan suatu bangsa ataupun daerah itu tergantung pada masyarakatnya khususnya para generasi muda. Mengapa demikian? Karena para generasi muda itu masih kuat, lebih kreatif dan inovatif, selain itu mereka juga lebih menguasai teknologi. Tapi banyak sekali dari mereka yang masih belum sadar bahwa dirinya itu sangat penting dan dibutuhkan untuk memajukan bangsanya maupun daerahnya.
Para generasi muda kita saat ini banyak sekali yang sudah terlena dan larut dalam kecanggihan teknologi. Mereka lebih suka menghabiskan waktu luangnya dengan hal-hal yang kurang berfaedah. Contohnya saja main game, menonton drama/film dari luar negeri, chating dengan topik yang kurang bermanfaat, hampir setiap hari membuat status di whatsapp, instagram, facebook, dan media sosial lainnya. Itu semua adalah kebudayaan yang salah dan sudah terlanjur membudaya sampai saat ini.
Mereka lebih suka melihat drama Korea dibandingkan melihat pertunjukan kesenian daerah. Mereka juga lebih suka mendownload dan menghafalkan lagu-lagu barat daripada lagu-lagu daerah ataupun religi. Rasanya segala sesuatu yang berbau lokal sudah tidak menarik lagi bagi mereka. Inilah salah satu penyebab mulai hilangnya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jombang. Hal ini harus segera kita atasi bersama-sama demi memajukan kota tercinta kita yang tidak lain adalah Kota Jombang.
Kita sebagai warga Jombang khususnya para generasi muda harus bisa menghidupkan kembali kesenian-kesenian di Jombang yang sudah lama hilang dan menjaganya agar tetap lestari kembali. Cara menghidupkan kesenian-kesenian di Jombang, salah satunya yaitu dengan membuat organisasi kesenian bagi para generasi muda di Jombang. Anggotanya ditujukan untuk mereka yang sudah menjadi mahasiswa maupun yang masih duduk di bangku SMA dan SMP. Nantinya para anggota yang berasal dari sekolah atau kampus yang berbeda dengan ide-ide kreatifnya diharapkan mampu untuk berbaur dan berkolaborasi bersama. Dan diharapkan organisasi kesenian tersebut dapat menjadi wadah yang akan memajukan Kota Jombang.
Dalam organisasi tersebut pastinya tidak terlepas dari bimbingan serta bantuan dari para orang tua khususnya para seniman-seniwati yang ada di Jombang. Dalam seminggu, minimal satu kali pertemuan untuk mempelajari kesenian-kesenian Jombang. Setiap mempelajari kesenian Jombang, para anggota wajib melakukan praktik dengan mengadakan pementasan bersama sebagai wujud pelestarian budaya Jombang. Dan saat pementasan nanti kita bisa membuat tiket untuk menambah pendapatan daerah.
Untuk masalah biaya pementasan, kita bisa mencari donatur dengan mengajukan proposal kepada pihak-pihak yang akan menjadi sponsor kita dengan timbal balik kita harus menyediakan lapak untuk tempat menawarkan produk bagi para sponsor kita nantinya. Selain itu, kita juga akan menyertakan logo-logo para sponsor kita pada banner, brosur maupun tiket yang ada pada pementasan kita.
Dan generasi muda kita yang sudah mahir dalam menggunakan media sosial ini bisa kita gunakan untuk membantu proses penjualan tiket sekaligus mempromosikannya. Kita bisa membuat akun-akun baru seperti instagram, facebook, twitter, dan sebagainya yang nantinya akan kita gunakan untuk memposting kegiatan-kegiatan apa saja yang sudah kita lakukan selama berorganisasi. Bukan hanya itu, dengan adanya postingan tersebut kesenian di Kota Jombang akan menjadi lebih terkenal seiring berjalannya waktu. Jika kesenian kita dikenal oleh masyarakat luas apalagi sampai ke luar negeri, otomatis juga akan menambah pendapatan daerah dengan adanya wisatawan lokal maupun internasional.
Dengan demikian, kesenian daerah di Jombang yang kini telah lama hilang juga akan sangat berpengaruh dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat Jombang. Bukan hanya menambah pendapatan tetapi juga akan membuat Kota Jombang lebih terkenal dan makmur.
Quality Education
Oleh Fatimatuz Zuhriyah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sistem Pendidikan: 2003). Pendidikan tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia, pendidikan akan mengajarkan manusia untuk hidup lebih baik, baik berhubungan personal, intrapersonal, budaya, agama maupun negara. Pendidikan berkuliatas adalah pendidikan yang memberikan fasilitas penuh sebagai penunjang keberhasilan tujuan pendidikan. Indikator pendidikan berkualitas nilai hasil Ujian Nasional (UN) yang dicapai oleh peserta didik mencapai nilai maksimal dan mendapat porsentase tinggi. Harapan dengan adanya pendidikan berkualitas agar peserta didik mampu menguasai konsep dan mengimplementasikannya. Begitupun, dengan harapan dari masyarakat Jombang dengan pendidikan berkualitas, guna mendukung individu-individu yang berkompeten.
Peran dan dukungan pemerintah Kabupaten Jombang agar pendidikan di kabupaten Jombang mampu terlaksana dengan baik, dibuktikan dengan banyaknya lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Lembaga formal yang saat ini ada di Jombang tercatat kurang lebih ada 1.284, lembaga yang dinaungi oleh Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selama proses pendidikan 12 tahun, siswa dituntut untuk menjalankan kewajibannya dengan mengikuti seluruh peraturan yang ditetapkan termasuk lembaga dalam mengikuti aturan pemenuhan kurikulum. Setiap lembaga sekolah mempunyai cara tersendiri agar siswanya memiliki kompetensi yang dibutuhkan masyarakat, baik untuk melatih pengetahuan, soft skill dan hard skill dimulai sesuai dengan jenjangnya.
Ada beberapa sekolah yang menerapkan uji praktek agar siswa tersebut mampu memahami apa yang selama ini diserap dalam kelas. Dengan demikian harapan dari uji praktek tersebut membuat siswa terlatih dan mampu memahami secara nyata bukan hanya dengan konsep. Setiap tahunnya siswa menciptakan buah karya yang mereka ciptakan. Selama ini karya-karya yang diciptakan siswa di Jombang tidak pernah dipublikasikan, padahal dengan dipublikasikan akan menambah motivasi siswa untuk terus mengembangkan kemampuan. Pendidikan berkualitas yang diharapkan akan terealisasi dengan keberhasilan setiap individu memanfaatkan potensi yang dimiliki secara optimal.
Banyak sekolah di Kabupaten Jombang seperti SMK yang menciptakan teknologi atau mesin yang mampu dimanfaatkan masyarakat umum, dan dapat dikembangkan di kemudian hari. SMK di Jombang yang menciptakan mesin-mesin seperti SMKN 3 Jombang dan SMK Dwija Bhakti sebagai bahan uji kemampuan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sudah melakukan yang terbaik guna mendukung kemampuan siswanya berkembang. Akan tetapi, mesin-mesin atau alat cipta yang selama ini mereka kembangkan tidak pernah dimanfaatkan secara umum. Kebanyakan hanya diikutkan lomba dan kemudian berhenti pada titik itu saja. Kalaupun ada, pengembangan dilakukan oleh siswa tingkatan bawahnya.
Jika berkaca pada keadaan masa lalu, seperti halnya B.J. Habibie yang kemampuan ilmu pengetahuannya sudah tidak diragukan lagi, kenyataannya pemerintah tidak begitu pro dengan memberikan sumbangsih maupun modal dan izin. Sehingga, pemerintah negara lain yang sangat menghargai ilmu dan pengetahuan memberikan kepada siapa saja yang mau belajar dan memfasilitisasinya secara penuh. Tidak hanya SMK sederajat sampai tingkat mahasiswa yang diberikan fasilitas tersebut, tapi fasilitas tersebut sudah diberikan sejak sekolah dasar.
Sebenarnya pemerintah dan masyarakat yang mampu mendukung pengaplikasian pendidikan secara berkualitas. Pemberian izin bantuan dan modal guna pendidikan itu penting, sehingga apa yang dikonsepkan tidak hanya berupa angan dan menjadi sejarah dalam setiap individu yang memiliki pemikiran. Sekolah sudah baik dengan memberikan tugas uji praktek karya, akan tetapi respon pemerintah yang kurang begitu mendukung membuat siswa yang cerdas dan aktif, mandek dan memilih untuk tidak melanjutkannya setelahnya. Dukungan setiap elemen, baik moril individu, lingkungan sekolah/masyarakat, dan pemerintah yang mampu merevitalisasi perbaikan pendidikan yang berkelanjutan. Dengan adanya publikasi produk yang mereka ciptakan, otomatis akan memotivasi baik siswa maupun orang tua untuk terus berusaha. Sudah menjadi rahasia umum jika produk-produk yang diciptakan siswa-siswi akan berakhir di gudang dan tidak akan berkembang. Kenyataan yang selama ini adalah hasil ciptaan dari siswa-siswi ini tidak pernah dipublikasikan.
Kenyataan jika sudah beberapa kali pemerintah pusat mengganti kurikulum pembelajaran, sehingga yang difokuskan adalah perubahan kurikulumnya bukan pada mengembangkan kurikulum. Kurikulum yang sudah ada, dievaluasi, dan dikembangkan bukan dirubah. Hal itu jugalah yang membuat terkadang sistem pendidikan Indonesia tidak terfokus bagaimana peserta didik mampu mengoptimalisasi kemampuan mereka sehingga membuat mereka mandek dan tidak begitu tertarik dalam menciptakan produk hasil penelitian dan berdampak pada pendidikan daerah. Tidak hanya itu, faktor yang dapat menjadi penghambat adalah jangkauan pendidikan. Di Kota Jombang yang menjadi cukup perhatian adalah kecamatan yang jauh dari Jombang.
Pendidikan akan berkembang seiring dengan dukungan oleh masyarakat, pemerintah maupun lembaga. Untuk itu, motivasi dari ketiga lembaga tersebut akan mempengaruhi kualitas pendidikan yang berkembang di daerah setempat.
Clean Water & Sanitation
Oleh Ahmad Wildan Pratama
Akhir-akhir ini laporan mengenai kasus krisis air bersih semakin besar jumlahnya. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah desa yang mengalami krisis air bersih pun semakin bertambah. Menurut data di tahun 2017 musim kemarau mengakibatkan 7 desa di Kabupaten Jombang kekeringan. Sedikitnya 4.162 jiwa di desa-desa tersebut saat ini mengalami kesulitan air bersih. PDAM sebagai salah satu penggerak dan penyuplai air bersih ke masyarakat juga kesulitan dan terus mencari cara guna memenuhi kebutuhan air bersih di setiap wilayah Jombang. Hal itu dikarenakan banyaknya sumber produksi air bersih seperti sungai dan waduk di Jombang sudah tercemar dan terkontaminasi oleh air limbah buangan hasil industri. Sehingga air dari waduk menjadi tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat. Melihat kondisi tersebut, masyarakat terpaksa bekerja keras guna memperoleh air bersih. Mereka harus menempuh hingga puluhan kilometer untuk sampai ke sumber mata air yang berada di tengah hutan dengan berbekal galon dan bak yang cukup besar.
Menurut pendapat Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang, Gunadi menjelaskan musim kemarau tahun 2016, krisis air bersih melanda 7 desa di 5 kecamatan. Meliputi Desa Kromong Kecamatan Ngusikan, Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam, Desa Ngrimbi, Pakel, Karang Wetan Kecamatan Bareng, Desa Marmoyo Kecamatan Kabuh, serta Desa Karang Dagangan Kecamatan Bandar Kedungmulyo. Krisis air bersih ini mendera 42 KK di Desa Ngrimbi, sebanyak 250 KK dengan 1.072 warga di Desa Pakel. Melihat kondisi tersebut memberikan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan masyarakat. Perubahan iklim mengakibatkan banyak masyarakat yang kekurangan air bersih terserang berbagai penyakit berbahaya yang berakibat pada kematian. Selain itu, masyarakat juga terbebani dengan harga air bersih yang sangat mahal yang menyebabkan kesenjangan masyarakat karena air bersih tersebut dikelola dan diperjualbelikan oleh pihak swasta. Di sisi lain, pihak swasta melihat banyak keuntungan yang bisa diambil dari kondisi tersebut. Tahun 2017, krisis air bersih melanda sejumlah dusun di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Berdasarkan data sementara, terdapat 976 Kepala Keluarga (KK) terdampak kekeringan. Apabila kondisi ini terus berlanjut dan tidak adanya penanganan yang tepat guna penyelesaiannya maka akan sangat berbahaya bagi kehidupan rakyat Jombang.
Melihat kondisi di atas, penulis berusaha menawarkan konsep drinkwater yang bertujuan membantu masyarakat memperoleh suplai air bersih yang memadai dan dapat berlaku secara permanen jika dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah dan badan usaha milik daerah. Konsep ini juga membantu sumber air seperti waduk dan sungai di Jombang yang telah tercemari dapat dimanfaatkan kembali guna menciptakan kesejahteraan rakyat. Diharapkan dengan adanya konsep ini masyarakat semakin mengerti mengenai peran vital air dalam kehidupan dan penggunaan air secara bijak dan efisien.
Konsep DW (drinkwater) adalah salah satu konsep yang dapat dikembangkan dengan cara memanfaatkan/daur ulang air kotor (air limbah industri, rumah tangga, dan air tanah/resapan) menjadi air bersih yang layak konsumsi masyarakat. Konsep ini digunakan karena pemerintah belum melakukan penerapan kebijakan mengenai pemisahan antara air limbah dan air sungai dan masih banyak industri yang melanggar peraturan daerah dengan membuang cairan limbah sembarangan dan tanpa melalui tahap lanjutan penjernihan air. Konsep ini memiliki banyak keunggulan diantaranya pengolahan air limbah tidak memerlukan banyak biaya, penggunaan sedikit bahan kimia pada saat penjernihan membuat air layak minum, melalui beberapa tahap filtrasi yang membuat kontaminasi bakteri dapat diminimalisasikan, produksi drinkwater diprediksikan dan menghasilkan 40% suplai air bersih ke masyarakat, mengurangi impor air dari luar dan masyarakat bisa memperoleh air bersih dengan harga terjangkau.
Drinkwater terdiri atas empat tahapan atau proses guna mengubah air kotor menjadi air bersih diantaranya :
Setelah melalui beberapa tahapan tersebut, air dapat disuplai ke masyarakat yang dapat didistribusikan dengan truk tangki dengan volume 10.000 liter/truk ke setiap desa yang mengalami kekeringan atau krisis air bersih. Selain itu suplai air juga dapat dilakukan oleh badan usaha milik daerah melalui kemasan galon, botol, ataupun gelas agar lebih efisien dan ekonomis. Apabila konsep ini berkembang secara luas maka akan banyak masyarakat yang tertarik untuk terjun dalam pengelolaan air bersih dengan menjadikannya peluang usaha dan menarik banyak tenaga kerja dalam pengoperasian industri tersebut. Sehingga kasus pengangguran di Jombang dapat diminimalisasi.
Konsep drinkwater dinilai tepat dalam menangani masalah kekeringan di Jombang karena dengan adanya konsep ini tidak ada lagi kesulitan dan kejenjangan yang dialami pemerintah dan masyarakat. Melalui konsep ini juga memberikan pelajaran kepada masyarakat mengenai pentingnya air dalam kehidupan dan pemanfaatan air secara bijak dan efisien. Untuk mewujudkannya konsep ini diperlukan keterbukaan pemerintah dalam menerima konsep ini dan diperlukannya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah yang berwenang dalam pengelolaan sistem mata air di Jombang.