• info@njombangan.com

Author Archive

Serunya Pasar Brantas di Juni 2025: Dari Upacara Ranu Ayu sampai Lomba Menggambar Anak-Anak

Halo Rek!

Semoga kabarnya terus baik dan semangat ya! Pada bulan Juni 2025 lalu, bulan dimana hari lingkungan hidup diperingati, Pasar Brantas juga merayakan bulan ini dengan menggelar beberapa agenda mulai dari upacara Ranu Ayu dan Lomba Menggambar Anak-Anak. Yuk simak penjelasannya berikut ini.

Upacara Ranu Ayu dan Penghormatan untuk Air

Upacara Ranu Ayu digelar berkat kerjasama antara Komunitas Arboretum Art Movement bekerjasama dengan Ekosistem Kreatif Brantas – yang menaungi Pasar Brantas. Upacara ini adalah bentuk seni kejadian berdampak atau impactful happening art yakni bentuk seni yang menggabungkan aksi langsung (peristiwa/ kejadian) dengan tujuan sosial, ekologis, atau budaya tertentu. Ia juga tidak hanya bertujuan untuk dinikmati secara estetika, tetapi juga untuk menggugah kesadaran, mengintervensi realitas sosial, atau menghasilkan perubahan nyata yang penting untuk masyarakat dan lingkungan.

“Salah Satu Rangkaian dalam Upacara Ranu Ayu”

“Ranu Ayu ini adalah bentuk penghormatan kepada alam lingkungan terutama Sungai Brantas sebagai sumber air kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Di Kecamatan Megaluh, telah lama dipercaya ada kerajaan astral bernama Sengeran yang berlokasi di Sungai Brantas. Keberadaannya seperti menjaga hubungan antara manusia, alam khususnya Sungai Brantas, dan dunia tak kasat mata agar selalu berkelanjutan.”ujar Novan Ardiansyah, Ketua Arboretum Art Movement.

Rangkaian ini diawali dengan kegiatan Gayeng Nang Museum yang bertempat di Museum Brantas Jombang pada malam 1 suro, diwujudkan rasa syukur atas berkah Tuhan Yang Maha Esa lewat kendurenan dan penampilan seni budaya Njombangan termasuk pembacaan tembang Kidung Ranu Ayu Dandhanggulo Pada 1-4. Pada Acara Gayeng Nang Museum ini para penampil antara lain grup karawitan Purnama Laras, grup opyak Adem Panas, grup dhagelan Kembang Anggrek, pembacaan puisi oleh Perempuan Brantas serta tentunya acara makin meriah dengan games berhadiah.

Dan acara inti diadakan pada perhelatan Pasar Brantas. Upacara dimulai dengan pengambilan air dari Sungai Brantas tepatnya yang ada di sisi Sengeran. Rombongan yang terdiri dari sekitar 20 orang berjalan dari area Sengeran menuju ke area Pasar Brantas sambil membawa air dalam kendi. Memasuki pintu Pasar Brantas, dilakukan penyucian dimana peserta rombongan membasuh tangan dengan air dari sungai tersebut. Upacara dilanjut dengan pembacaan do’a serta Gawan Sabda Karma yang berisi banyak pitutur untuk menjaga alam lingkungan. Adapun Gawan Sabda Karma berbunyi sebagai berikut:

gawaning alam tumrap sasama

tenampen dening titising pandakwa

Sengeran, Malem 1 Sasi Sura Saka Kaping 1959

manungsa kang tan weruha

marang memayu hayuning ranu lan sasama

dadya sabda ningsun ya wasesa ningsun

kang awujud bebaya

kajaba manungsa kang sudi rumeksa

tegese rumeksa nggennya memay

hayuning ranu klawan sasama

tinemu mulyaning agesang

tinampa dana warih wujuding tirta amerta

Artinya:

pesan alam untuk sesama

diterima oleh titisan penutur

Sengeran, Malem 1 bulan Sura Tahun Saka yang ke 1959

manusia yang tidak mengetahui

caranya mempercantik air dan sesamanya

jadlah sabdaku atas kekuasaanku

yang berwujud mara bahaya.

kecuali manusia yang mau menjaga

artinya menjaga atas dirinya untuk mempercantik

kecantikan air dan sesama

ditemukanlah kemuliaan hidup

diterimanya hadiah air wujudnya air kehidupan

“Penampilan Grup Karawitan Perempuan Purnama Laras”

Upacara ditutup dengan penampilan tari khas Jawa Barat yang bernama Nyi Ronggeng oleh adek Ilmi dan adek Sisca yang merupakan murid dari sanggar ILJ Art. Serta tentunya acara purak an dimana para peserta ikut makan bersama sajian tumpeng yang dihidangkan. Upacara ini adalah pertama kalinya digelar di desa-desa yang ada di pinggiran Sungai Brantas dengan tujuan untuk merayakan seni budaya serta kearifan lokal masyarakat. Tentunya dengan batasan dan edukasi bahwa upacara ini tetap dilakukan dengan koridor atau batasan yang sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar.

“Kami berterima kasih dan bersyukur atas adanya acara ini. Peringatan Suroan kami menjadi lebih berkesan dan bermakna karena dikemas dengan apik dalam bingkai apresiasi untuk Sungai Brantas.” pungkas Leni Mada, salah satu warga Desa Ngogri peserta acara.

“Peserta Lomba Menggambar Museum Brantas Jombang”

Lomba Menggambar Museum Brantas Jombang

Lomba menggambar yang diadakan di Pasar Brantas kali ini adalah memang diselenggarakan spesial dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup. Adapun tema yang diangkat adalah “Sungai Brantasku Sayang, Sungai Brantasku Malang. Total ada belasan peserta yang mendaftar dengan sepuluh peserta yang datang di hari-H acara. Mereka berasal dari beberapa kecamatan yaitu Megaluh, Tembelang, Ploso, dan Diwek. Peserta terlihat antusias membuat karya terbaiknya dalam durasi sekitar 1,5 jam. Adapun karya peserta dinilai dari beberapa kriteria yakni keindahan dan kreativitas, kerapihan, dan kombinasi warna. Semua peserta mendapatkan sertifikat fisik atau cetak. Sedang pemenang yakni juara 1, 2, dan 3 mendapatkan piala, hadiah uang tunai, suvenir, serta sertifikat cetak.

Setelah melalui penilaian secara teliti, akhirnya lomba ini dimenangkan oleh berikut:

Juara 1: Alvian Nur Hidayat dari Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh

Juara 2: Erina Fela Novia dari Desa Sumberagung, Kecamatan Megaluh

Juara 3: Ghaly Sa’ad Rifai Utomo dari Desa Losari, Kecamatan Ploso

“Juara 1, Juara 2, dan Juara 3 Lomba Menggambar Museum Brantas Jombang”

“Kami semua mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan para orang tua atau keluarga yang mendapingi anak-anak selama lomba berlangsung. Kami senang sekali melihat karya-karya indah dari mereka. Karya ini akan kami simpan untuk kemudian kami pamerkan secara online.” Jelas Johar Zauhariy, pendiri Ekosistem Kreatif Brantas. Sebagai informasi bahwa sama halnya dengan tahun lalu, karya peserta akan dipamerkan secara virtual. Tahun lalu pameran virtual bertajuk “Imaji Bebas, Anak-Anak Daerah Aliran Sungai Brantas.”

Keluarga Besar Ekosistem Kreatif Brantas mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut memeriahkan gelaran Pasar Brantas bulan Juni 2025 ini termasuk Komunitas Arboretum Art Movement, ILJ Art, dan berbagai pihak lainnya. Semoga penyelenggaraan acara ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dalam berbagai bentuk yang memungkinkan. Sampai jumpa dalam gelaran Pasar Brantas di bulan-bulan berikutnya!

admin

Regenerasi Pelestari Gamelan Jawa Melalui Grup Karawitan Anak-Anak

Halo Rek! Ekosistem Kreatif Brantas menyapa kembali. Semoga kabar kalian semua baik dan sehat. Kami juga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H. Semoga kita selalu bisa menjadikan momen lebaran ini untuk terus mempekuat keikhlasan dan ketulusan akan pengorbanan yang kita lakukan. Seperti diketahui bersama bahwa Ekosistem Kreatif Brantas mengembangkan Njombangan sebagai payung besar pelestarian seni budaya. Salah satunya melalui pembentukan beberapa grup seni budaya. Tercatat lebih dari 9 grup seni budaya yang lahir dan berkembang. Paling terbaru adalah grup karawitan anak-anak yang bernama Satrya Purnama Damar Wulan.

Grup karawitan ini dibentuk sebagai upaya untuk melakukan regenerasi pelestari gamelan Jawa khususnya anak-anak. Saat ini terdapat sekitar 17 anggota yang mereka adalah anak-anak usia sekolah dasar. Ide pengembangan grup karawitan anak-anak ini sebenarnya sudah digagas sejak lama namun karena keterbatasan sumber daya dan waktu, baru bisa direalisasikan pada Q2 tahun 2025.

Nama Satrya Purnama Damar Wulan diambil karena beberapa alasan. Purnama adalah terkait dengan grup seni budaya yang telah dibentuk sebelumnya yakni grup jaranan New Kuda Purnama dan grup karawitan perempuan Purnama Laras. Sedang Damar Wulan diambil dari cerita rakyat dari zaman Kerajaan Majapahit yang banyak dituturkan di Jawa Timur termasuk di daerah dimana Ekosistem Kreatif Brantas berada.

“Anak-Anak Sedang Berlatih Karawitan”

“Keluarga Besar Ekosistem Kreatif Brantas senang akhirnya ide grup karawitan anak-anak ini terwujud. Kami mengapresiasi para orang tua yang telah mendaftarkan anak-anak mereka dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengeksplor khasanah seni budaya Jawa. Kami juga sangat senang melihat antusiasme dan semangat anak-anak dalam berlatih gamelan.” ujar Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar, pendiri Ekosistem Kreatif Brantas.

“Perasaan saya senang karena bisa belajar gamelan. Sebelumnya belum pernah belajar sama sekali.” ujar Ilmiatus Sa’diah, salah satu anggota grup karawitan anak-anak.

Sudah Tampil Perdana Beberapa Kali

Walau masih berusia kurang dari dua bulan, grup karawitan anak-anak ini sudah pernah tampil di depan umum sebanyak dua kali. Pertama adalah saat acara Syukuran Wiwit Panen yang diadakan di Bulan Mei 2025 lalu. Selain itu mereka juga tampil di Pasar Brantas juga di edisi Mei 2025. Anak-anak ini memainkan beberapa lagu Jawa seperti Suwe Ora Jamu. Walau baru beberapa minggu berlatih, namun mereka tetap percaya diri dan bisa tampil dengan sangat baik.

“Dengan adanya grup karawitan ini, kami berharap bahwa nantinya akan terlahir bibit-bibit muda yang terus melestarikan gamelan Jawa. Jika tidak diajarkan dan dipromosikan ke generasi muda, gamelan Jawa ini dikhawatirkan akan makin tersisih oleh zaman.” kata Yoyok Budi Utomo, salah satu pengajar grup karawitan.

“Penampilan Anak-Anak dalam Acara Syukuran Wiwit Panen”

Keanggotaan grup ini terbuka untuk umum dan gratis. Ekosistem Kreatif Brantas membuat grup komunikasi whatsapp untuk koordinasi dengan para orang tua atau pendamping para anggota grup karawitan. Ekosistem Kreatif Brantas juga memberikan penghargaan berupa kaos untuk para anggota yang aktif berlatih bersama grup karawitan ini. Bagi masyarkaat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya, bisa menghubungi narahubung yakni Mas Yoyok Budi Utomo: 0815-1574-2203. Latihan biasanya dilakukan seminggu sekali atau frekuensi yang disepakati bersama dan berlangsung di Dusun Ngogri, Desa Ngogri, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Matur suwun.

admin

Ekosistem Kreatif Brantas dalam Beberapa Pemberitaan

Adanya publikasi membuat inisiatif Ekosistem Pasar Brantas baik itu Pasar Brantas, Museum Bratas Jombang, maupun berbagai grup seni budaya Njombangan bisa dikenal oleh masyarakat lebih luas. Pemberitaan ini baik yang melalui media massa cetak, media massa online atau yang dibantu oleh teman-teman content creator dan influencer.

Adapun beberapa pemberitaan dalam bentuk artikel di media massa online antara lain sebagai berikut:

Sinergi Gapoktan Desa Ngogri Jombang dengan Ekosistem Kreatif Brantas, Gelar Syukuran Wiwit Panen

20 April 2025

Ekosistem Kreatit Brantas Jombang Luncurkan BSC, Dukung Konektivitas Pariwisata di Megaluh Raya

7 April 2025

Plt Camat Megaluh Jombang Kunjungi Pasar Brantas, Dorong Interkoneksi Wisata

27 Januari 2025

Museum Brantas Jombang Raih Prestasi Lomba Literasi Budaya Desa

13 Oktober 2024

Di Balik Munculnya Wayang Brantas Desa Ngogri Jombang, Usung Cerita Rakyat, Tokohnya Ustadz Hingga Wewe Gombel

18 Juni 2024

Desa Ngogri Megaluh Jombang Kembangkan Kreasi Wayang Brantas Terbuat dari Kayu, Ini Cerita yang Diangkat

18 Juni 2024

Upaya Promosikan Wisata, Perempuan Brantas Jombang Gelar Pentas Seni Budaya

23 Juli 2024

Pasar Brantas Ngogri Jombang Jadi Wadah Kreativitas dan Ekspresi Warga

21 Februari 2024

Begini Keseruan Lomba Tradisi Opyak Njombangan yang Digelar di Ngogri, Jombang

20 November 2023

Menengok Pasar Brantas Desa Ngogri di Jombang, Ungkapan Syukur Masyarakat Daerah Aliran Sungai Brantas

26 September 2023

Ekosistem Kreatif Brantas terus aktif berkegiatan dan memberi manfaat bagi banyak orang. Semoga semua inisiatif kebaikan kita selalu mendapat kelancaran dan berkah selalu.

admin

Momen Berbagi dalam Gayeng Nang Museum Spesial Ramadhan 1446 H

Halo Rek! Pada jum’at sore, 27 Maret 2025 Museum Brantas Jombang kembali menggelar acara Gayeng Nang Museum. Ini adalah gelaran serupa yang ketiga kalinya. Gayeng Nang Museum adalah acara rangkaian pertunjukan seni budaya yang dari grup seni budaya Njombangan. Acara ini bertujuan untuk memberikan waktu dan tempat bagi para pegiat seni budaya untuk mengekspresikan karya dan antusiasmenya. Selain itu tentunya adalah untuk memupuk kesetiakawanan sosial terutama bagi keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas dan masyarakat di sekitar Museum Brantas Jombang.

Do’a Bersama di Awal Acara

Pada penyelenggaraan acara di Ramadhan 1446 H, cuaca dari siang mendung lantas hujan. Panitia sempat khawatir bahwa acara akan dibatalkan atau setidaknya dijadwalkan ulang. Padahal aneka makanan dan minuman sudah dipesan juga disiapkan untuk kebutuhan buka bersama. Alhamdulillah, jelang sore cuaca berangsur cerah. Walau sedikit gerimis, namun tidak mengurangi antusiasme pengisi acara serta penonton yang mayoritas adalah warga sekitar. Namun memang kondisi gerimis menyebabkan mulainya acara tertunda dan telat sekitar 1 jam.

Sebelum acara inti dimulai, ada pertunjukan jaran dor. Musik jaran dor yang keras membuat suasana makin semangat dan hidup. Acara dibuka dengan bacaan doa serta sambutan dari Mas Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar, penggagas dan pemilik Museum Brantas Jombang. Setelah itu, dilanjutkan dengan penampilan dari anak-anak grup terbangan SDN Ngogri 1. Mereka menampilkan dua lagu Islami. Ini adalah pertama kalinya mereka tampil di Museum Brantas Jombang. Acara dilanjutkan dengan games berhadiah dimana beberapa penonton maju dan diberi pertanyaan. Bagi yang berhasil menjawab dengan benar, mendapatkan hadiah menarik. Acara lantas makin meriah dengan penampilan grup musik akustik Suara Brantas. Grup akustik ini adalah grup seni budaya terakhir yang dibentuk di bawah naungan Njombangan. Berbagai lagu dinyanyikan termasuk dua lagu ciptaan sendiri yakni Mlaku-Mlaku Nang Megaluh dan Jombang Kota Toleransi.

Grup Terbangan Anak-Anak SDN Ngogri 1 yang Ikut Tampil

“Saya senang bisa ikut tampil menjadi penyanyi grup akustik Suara Brantas. Saya sangat berterima kasih atas adanya acara ini karena bisa mendekatkan warga satu sama lain serta merayakan gelaran Ramadhan 1446 H.” kata Fitri, vokalis grup akustik Suara Brantas. Sebenarnya ada juga penampilan grup lain yang dijadwalkan seperti Wayang Brantas dan Dhagelan Kembang Anggrek. Namun karena terkendala waktu, sudah maghrib, akhirnya penampilan mereka dibatalkan.

Tanya Jawab Berhadiah dengan Peserta

Berbuka Bersama dan Aneka Doorprize

Sebagai momen berbagi, juga diadakan buka bersama dengan para pengisi acara dan penonton. Ada 3 menu makanan yang disajikan yakni rawon, lodeh, dan pecel. Selain itu aneka gorengan, buah-buahan, serta minuman segar juga tersaji. Para peserta (pengisi acara dan penonton) terlihat sangat antusias menikmati kudapan tersebut, yang mana kala itu adalah momen akhir di Ramadhan 1446 H ini. “Ini adalah Gayeng Nang Museum yang pertama kali diadakan pada bulan suci Ramadhan. Walau terkendala cuaca namun acara ini akhirnya berjalan ramai dan meriah di tengah segala keterbatasan. Tidak mudah untuk menyelenggarakan suatu acara, dengan demikian segala partisipasi dan kontribusi sekecil apapun layak untuk diapresiasi.” ujar Johar.

Pemenang Doorprize Produk

Pengundian doorprize menarik menutup acara yang dihadiri oleh lebih dari 50 orang ini. Peserta tampak antusias mendengar pengumuman nomor undian mana yang memenangkan doorprize tersebut. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Sampai jumpa di acara Gayeng Nang Museum berikutnya!

admin

Semarak Ramadhan 1446 H di Pasar Brantas

Halo Rek! Teman-teman semua, semoga Ramadhan tahun ini memberi banyak keberkahan untuk kita semua. Dalam rangka menyemarakkan bulan suci ini, keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas menggelar berbagai kegiatan seru. Kegiata ini tentunya bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan kohesi sosial antara masyarakat, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berlomba dan menyalurkan bakat, serta memberikan apresiasi atau penghargaan kepada sesama sebagai wujud rasa syukur atas segala berkat dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Penampilan Salah Satu Peserta

Rangkaian acara pertama tentunya adalah Pasar Brantas edisi Ramadhan 1446 H. Pasar Brantas kali ini diadakan 2 kali yakni pada 9 Maret dan 23 Maret 2025. Pada penyelenggaraan pertama, diadakan lomba tartil Al Qur’an yang dimana hampir 50 anak-anak usia SD/ MI/ sederajat mendaftar. Peserta berasal dari berbagai kecamatan di Jombang mulai dari Megaluh, Ngoro, Diwek, dan Mojowarno. Tema lomba ini adalah “Al Qur’an sebagai Cahaya Hidup” yang mengandung makna Al Qur’an merupakan pedoman dan pegangan hidup bagi muslim dan muslimah. Dalam lomba ini, peserta boleh memilih surat Al Qur’an yang akan dibacakan ketika lomba yakni Surat Adh Dhuha, Surat Al Humazah, Surat Al Kafirun, Surat Al Qoriah, Surat Al Zalzalah. Penjurian dilakukan atas beberapa kriteria seperti kejelasan dan kemerduan suara (30%),  ketepatan tajwid (40%), sikap dan penjiwaan (15%), dan kerapihan busana (15%).

Penampilan Peserta Lainnya

Setelah melalui proses penjurian yang adil dan transparan, akhirnya terpilih juara 1, 2, dan 3 sebagai berikut:

Juara 1

Nadzira Qurbah Sholihah
Dusun Paritan, Desa Sudimoro, Kec. Megaluh
SDIT Al Adzkia Sentul

Juara 2

Ziyadatul Hamidah
Dusun Sono, Desa Ngogri, Kec. Megaluh
SDN Ngogri 1

Juara 3

M. Ubaid Fawas Al Fatih
Dusun Dempok, Desa Sidomulyo, Kec. Megaluh
MI Miftahul Ulum Pacar Peluk

Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang serta tentunya terima kasih kepada seluruh peserta dan orang tua atau guru yang mendampingi adek-adek peserta. Semoga lomba ini bermanfaat dan mendatangkan berkah. Amin.

Pasar Brantas juga makin meriah siang ke sore itu karena adanya hiburan dari grup hadroh dan samroh Rahmatan Lil Alamin. Mereka menampilkan beberapa lagu bernafaskan Islami baik yang berbahasa Jawa maupun berbahasa Arab.

Pada penyelenggaran Pasar Brantas di hari Minggu, 23 Maret 2025, dilakukan pembagian takjil berupa minuman es dan jajan kepada masyarakat yang lewat di sekitar Pasar Brantas. Kegiatan ini merupakan bentuk berbagi syukur dan nikmat kepada warga sekitar. Selain itu, grup akustik Suara Brantas juga hadir memeriahkan suasana. Grup ini menyanyikan beberapa lagu Islami termasuk lagu yang diciptakan sendiri yakni Mlaku-Mlaku Nang Megaluh.

Grup Hadroh & Samroh Rahmatan Lil Alamin Turut Memeriahkan Acara

Kami bersyukur bahwa di tengah keterbasan, Pasar Brantas tetap bisa bergiat dan memberikan dampak bagi masyarakat. Selamat menjalankan ibadah puasa dan rangkaian kegiatan ibadah lainnya. Semoga Ramadhan ini memberi berkah bagi kita semua dalam berbagai bentuk yang dirahmati Allah SWT.

Matur suwun.

admin

Dukung Pengembangan Megaluh Raya, Grup Opyak Adem Ayem Ciptakan Lagu “Mlaku-Mlaku Nang Megaluh”

Halo Rek! Semoga kabarnya selalu baik dan sehat. Pasca kunjungan dari Plt Camat Megaluh beberapa waktu lalu, keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas menyambut baik rencana dari Pemerintah Kecamatan untuk mewujudkan interkoneksi pengembangan pariwisata, seni, dan budaya yang ada di Kecamatan Megaluh. Kecamatan Megaluh adalah kecamatan di sisi barat Kabupaten Jombang yang terdiri dari 13 desa yakni Kedung Rejo, Pacarpeluk, Sumberagung, Dukungarum, Balonggemek, Sidomulyo, Ngogri, Sudimoro, Sumbersari, Megaluh, Balongsari, Gongseng, dan Turipinggir.

Faktanya memang Kecamatan Megaluh memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Potensi alam seperti aliran Sungai Brantas dan beberapa sungai kecil lainnya serta hamparan sawah dataran rendah yang menjadi landskap alam paling dominan di kecamatan ini. Potensi seni budaya seperti keberadaan grup seni budaya jaran kepang atau kuda lumping, dhagelan, karawitan dan campursari, gejok lesung, hadroh dan samroh, opyak, dan wayang serta keberadaan rumah-rumah tradisional khas Jawa Timur yang disebut dara gepak. Potensi sejarah dengan keberadaan beberapa situs bersejarah seperti Damar Wulan dan Candi Mireng. Potensi kuliner dengan adanya banyak warung yang menjual makanan khas Jawa Timur seperti rawon, soto, lodeh, pecel, rujak, tahu thek dan tentunya aneka sambelan ikan sungai atau iwak kali.

Proses Penciptaan Lagu

Selain itu di kecamatan ini juga berkembang berbagai usaha kecil menengah (UKM) dengan produk yang beragam mulai dari makanan atau minuman seperti olahan salak, aneka kue, dan aneka keripik; produk fashion dan rajutan; produk berbasis bambu misalnya kurungan burung, dan masih banyak lagi. Tentu tidak ketinggalan bahwa kecamatan ini merupakan lumbung padi sekaligus penghasil semangka, melon, dan timun suri yang sudah terkenal. Aliran Sungai Brantas juga memberikan berkah berupa ikan lokal khas Sungai Brantas seperti rengkik, jendil, dan aneka kerang sungai seperti kremis dan kijing. Dengan demikian, kecamatan ini menjadi penting dan strategis dalam mendukung adanya ketahanan pangan dari tingkat desa sampai kecamatan.

Grup opyak Adem Ayem adalah satu dari tujuh grup seni budaya yang ada di Desa Ngogri. Terdiri dari belasan anggota baik laki-laki dan perempuan. Kali ini grup ini membuat lagu terkait dengan Kecamatan Megaluh. Lagu ini berisi cerita tentang pertemanan dan silaturahmi yang mulai merenggang karena jarangnya bertemu serta berkomunikasi. Padahal menyambung silaturahmi dengan teman dan pastinya adalah hal yang penting. Rasa kangen untuk bertemu menjadi harapan. Nah ide bertemu ini ternyata akan lebih seru jika sambil jalan-jalan di Kecamatan Megaluh. Ternyata kecamatan ini punya banyak atraksi wisata yang menarik untuk dijelajahi. “Kami berharap bahwa lagu yang berjudul Mlaku-Mlaku Nang Megaluh ini bisa menjadi salah satu media untuk promosi pariwisata, seni, dan budaya yang ada di Kecamatan Megaluh.” ujar Fitri, anggota grup opyak Adem Ayem.

Proses Penciptaan Lagu

Lagu ini bisa diakses di youtube Ekosistem Kreatif Brantas dan nantinya grup opyak ini berharap bisa melakukan syuting video klip lagu tersebut. Ekosistem Kreatif Brantas juga akan mengadakan kegiatan promosi untuk memperkenalkan lagu ini ke masyarakat luas khususnya Megaluh dan Kabupaten Jombang lainnya. Berikut ini adalah lirik dari lagu Mlaku-Mlaku Nang Megaluh.

Halo Rek pie koe kabar e?

Wes suwi ra tau ketemu rasane

Mugo becik, sehat, tentrem atine

Opo koe ra kangen awak dhewe

.

Ayo ndang pisan-pisan ketemu

Guyon jagongan bareng podho ngguyu

Malah penak disambi mlaku-mlaku

Nang Megaluh daerah e mesti seru!

.

Reff 1:

Megaluh kecamatan nang Jombang

Pisan-pisan ayo kabeh ndang sambang

Cakut kenal bakal gae kebimbang

Suwe-suwe mesti tresno lan sayang

.

Taman Turipinggir karyane wargo

Situs Damar Wulan nang Sudimoro

Pasar Megaluh dodolan werno-werno

Olahan salak onok nang Kedung Rejo

.

Pacarpeluk pusat usaha genteng

Monumen perjuangan nang Desa

Gongseng

Situs Candi Mireng nang Sumberagung

Kabeh deso ndue kebanggaan luhung

.

Reff 2:

Megaluh wonge blater ramah-ramah

Gotong royong mesti ra bakal bubrah

Sugih karo werno seni budoyo

Terkenal dadi penghasil semongko

.

Kali Brantas ojo koe sampek lali

Mangan enak penyetan iwak kali

Dijogo bareng supoyo lestari

Museum e ono nang Deso Ngogri

.

Balonggemek, Sidomulyo, Sumbersari

Disyukuri kabeh berkah e ilahi

Dukuharum lan Deso Balongsari

Mugo kabeh podho lancar rejeki

.

Balik ke Reff 1

Balik ke Reff 2

.

Reff 3:

Megaluh kebanggaan Jawa Timur

Kerjo keras nganti kabeh podho makmur

Rawe rantas yo malang-malang putung

Silaturahmi yok terus disambung!

Lagu Sebagai Bukti Nyata Kreasi dan Dedikasi untuk Megaluh

Karya: Tim Ekosistem Kreatif Brantas – Grup Opyak Adem Ayem

Nada : Yoyok Budi Utomo

Lirik  : Muchdlir Johar Zauhariy

Tim Pengembang:

  • Faizatur Rochmah
  • Fitri Dwi Cahyani
  • Hidayat Pamujo
  • Lahir Jaka
  • Sudilah
  • Surami
  • Umbar
admin

Plt Camat Megaluh Kunjungi Pasar Brantas, Dukung Interkoneksi Pariwisata di Megaluh Raya

Plt Camat Megaluh, Bapak Nurdin Purwoko, beserta jajaran melakukan kunjungan ke Pasar Brantas pada Minggu, 26 Januari 2025. Pasar Brantas yang berada di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Jombang adalah pasar tematik sebulan sekali yang sudah berjalan 2 tahun dan bertujuan untuk pengembangan ekonomi masyarakat sekitar, wadah promosi seni budaya, dan wadah penggalangan kepedulian lingkungan khususnya Sungai Brantas. Selama kunjungan, Bapak Camat melakukan dialog dengan warga, menyaksikan dan mencoba berbagai tampilan seni budaya seperti karawitan, gejok lesung, dan dhagelan serta berkunjung ke Museum Brantas Jombang yang ada di desa itu. “Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan dukungan Bapak Camat beserta jajaran. Kami berharap geliat wisata, seni, dan budaya di desa kami makin berkembang melalui kolaborasi berbagai pihak termasuk Pemerintah Kecamatan Megaluh.” kata Agus Lishartitik, Kepala Desa Ngogri.

“Keseruan Tebak Lambe: Komunikata”

Acara pada pagi itu berjalan dengan gayeng dan meriah. Grup karawitan perempuan Purnama Laras dengan apik menampilkan berbagai gending-gending campursari lagu-lagu Jawa populer. Begitu juga dengan grup gejok lesung Guyub Rukun yang terlihat mengajak banyak pengunjung usia muda memainkan musik tradisional itu. Sebagai informasi, grup gejok lesung ini adalah yang satu-satunya ada di Kecamatan Megaluh. Acara makin dipenuhi dengan gelak tawa ketika grup dhagelan Kembang Anggrek (Kempal Bareng Ayo Ngguyu Rek) tampil dengan lakon dukun tiban. Lakon ini bercerita tentang seorang dukun yang kedatangan beberapa tamu/ kliennya. Ada yang minta hujan karena mau tanam/ tandur di sawah. Ada juga yang datang minta agar tidak turun hujan atau cuaca cerah karena yang bersangkutan akan ada tanggapan. Ada juga tamu lainnya yang datang protes karena ubo rampe yang diberikan oleh si dukun ternyata keliru. Tidak disangka ternyata kemudian para tamu/ klien tersebut mendatangi rumah dukun kembali bersama-sama. Seperti penyelenggaraan Pasar Brantas pada umumnya, juga diselenggarakan games berhadiah Tebak Lambe dalam format baru yakni Komunikata.

“Cak Jaka Menjelaskan tentang Museum Brantas Jombang” kepada Plt Camat Megaluh”

Saat berada di Museum Brantas Jombang, Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar yang merupakan pendiri Ekosistem Kreatif Brantas mengatakan bahwa Ekosistem Kreatif Brantas adalah inisiatif paying yang menaungi tiga klaster sub inisiatif yakni Njombangan, Pasar Brantas, dan Museum Brantas Jombang. “Inisiatif awal yang kami dirikan adalah Njombangan yang terdiri dari 7 grup seni budaya mulai dari jaranan, karawitan dan campursari, gejok lesung, opyak, hadroh dan samroh, dhagelan, dan wayang.” kata Johar. Di museum itu pula, Mas Jaka yang memandu kunjungan menjelaskan tentang Wayang Brantas, wayang klitik kreasi yang mengangkat cerita-cerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan. Saat ini ada ratusan kharakter Wayang Brantas baik itu manusia, flora, fauna, bahkan makhluk halus.

Kunjungan Plt Camat dan jajaran ini merupakan bagian dari upaya pemetaan, dokumentasi, dan promosi potensi wisata yang ada di Megaluh Raya, meliputi seluruh desa di Megaluh, yang totalnya ada 13 desa. Megaluh memiliki potensi alam berupa aliran Sungai Brantas dan beberapa anak sungainya, bentangan sawah luas yang menjadi garda ketahanan dan lumbung pangan di Jombang, serta kekayaan sejarah, seni, dan budaya termasuk keberadaan situs bersejarah Damar Wulan. “Kami mendorong adanya rencana pengembangan interkoneksi pariwisata di Megaluh karena potensinya yang banyak dan beragam. Ke depannya, kami akan terus mengagendakan berbagai diskusi bersama para pegiat wisata, seni, dan budaya Megaluh. Harapannya, pariwisata bisa memberikan berbagai dampak baik bagi masyarakat setempat” ujar Nurdin Purwoko.

“Foto Bersama Setelah Tampilan Remo dan Wayang di Situs Damar Wulan, Desa Sudimoro”

Wayang dan Tari di Situs Damar Wulan

Selepas santap siang, rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke situs Damar Wulan yang ada di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, Jombang. Desa ini adalah desa tetangga Desa Ngogri, yang mana lokasi situs tidak lebih dari dua menit dari lokasi Pasar Brantas. Untuk tujuan yang sama, tim Pemerintah Kecamatan Megaluh melakukan dokumentasi di situs tersebut. Keluarga Besar Njombangan yang merupakan bagian dari Ekosistem Kreatif Brantas ikut menjadi talent yakni untuk penampilan tari remo yang dibawakan oleh Ilmi, Ifa, dan Nadia serta wayang punokawan yang dibawakan oleh Cak Jaka. Wayang yang ditampilkan menampilkan cerita tentang Petruk dan Bagong yang berkelana dan akhirnya sampai di tempat yang indah yakni Situs Damar Wulan. Ternyata Bagong baru tahu ada situs Damar Wulan tersebut. Lantas muncul Semar yang memberikan penjelasan tentang siapa itu Damar Wulan juga pentingnya tahu dan menghargai sejarah.

“Generasi Muda Keluarga Besar Pasar Brantas Bersama Plt Camat Megaluh”

Lebih lanjut, keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas berkomitmen untuk ikut dalam proses membangun Megaluh sebagai pusat pariwisata, seni, dan budaya berbasis pesisir atau tepian sungai. Ekosistem Kreatif Brantas akan ikut serta dalam diskusi lintas pegiat wisata, seni, dan budaya se-Megaluh Raya yang difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan Megaluh, serta tentunya secara paralal akan tetap berproses dan bergiat dengan berbagai inisiatif yang sudah kami rencanakan.

admin

Seru-Seruan di Jagongan Parikan Njombangan Tahun 2024

Pada Jum’at, 20 Desember 2024 diselenggarakan acara Jagongan Parikan Njombangan di Museum Brantas Jombang, yang berlokasi di Dusun Ngogri, Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Acara ini bertujuan untuk mengembangkan parikan aneka tema yang akan dikurasi lalu dipilih untuk menjadi buku Kompilasi Parikan Njombangan Tahun 2024. Parikan adalah pantun dalam Bahasa Jawa yang bisa menjadi media komunikasi dan berisi pesan, kritik, teguran, atau informasi tertentu. Parikan ini adalah kekayaan seni budaya tak benda yang sering dituturkan dalam pertunjukan ludruk, atau dituturkan dalam pementasan mandiri.

Suasana guyub acara Jagongan Parikan Njombangan

Njombang dalam beberapa tahun belakang ini secara aktif ikut melakukan berbagai upaya dalam mempromosikan dan melestarikan parikan ini. Beberapa program yang dilakukan antara lain:

  1. Menyelenggakan Njombangan Giveaway berupa kontes membuat parikan tematik
  2. Membuat Buku Kompilasi Parikan Njombangan setiap tahun
  3. Mempublikasikan parikan aneka tema melalui media sosial dan website yang dimiliki Njombangan
  4. Mulai tahun 2024 ini, menyelenggarakan Jagongan Parikan

Penampilan musik opyak turut membuat suasana makin rame

Adapun Jagongan Parikan adalah sesi kumpul bersama ba’da isya yang terbuka untuk umum, yang mana peserta didorong untuk membuat parikan aneka tema. Tahun ini, tema parikan yang dibuat antara lain:

  1. Anti KKN (korupsi, kolusi, & nepotisme)
  2. Ekonomi & industri kreatif
  3. Kesehatan
  4. Lingkungan & pelestarian ekosistem
  5. Pariwisata
  6. Pendidikan & ilmu pengetahuan
  7. Pertanian & ketahanan pangan
  8. Politik, pemerintahan, & penegakan hukum
  9. Seni, budaya, tradisi, & sejarah
  10. Toleransi, keagamaan, & sosial kemasyarakatan

“Njombangan rencananya akan release Buku Kompilasi Parikan Njombangan Tahun 2024 pada awal Januari 2025 ini. Parikan yang dimuat pastinya adalah sudah pilihan dan representatif terhadap tema yang kami angkat. Mewakili Njombangan, saya mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dari semua pihak.” ujar Muchdlir Zauhariy atau kerap disapa Johar, founder Njombangan.

Ada juga monolog Wayang Brantas

Acara Jagongan Parikan sendiri berjalan dengan seru. Diikuti oleh sekitar 12 orang, peserta menghabiskan sekitar 4 jam dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan. Aktivitas itu antara lain adalah pembuatan parikan sesuai dengan tema di atas. Selain itu ada juga monolog Wayang Brantas yang dibawakan oleh Cak Jaka dan Cak Toso. Monolog dalam hal ini adalah berupa percakapan dua tokoh kharakter wayang yang dibawakan oleh dua dalang di atas. Monolog yang dibawakan bercerita tentang berbagai hal mulai dari cerita pemuka agama yang menghina penjual es teh, seorang ponakan yang bercerita kepada pamannya tentang rencana perayaan tahun baru sampai cerita maling yang bertemu orang gila. Acara dilanjutkan dengan musik opyak, dimana peserta acara membunyikan berbagai instrumen opyak mulai dari kenthongan, galon, botol, kaleng besi, dan ecek-ecek atau tamborin. Lagu yang dibawakan mulai dari lagu-lagu Jawa sampai sholawatan.

“Acara Jagongan Parikan ini berjalan dengan gayeng dan hangat. Peserta terlihat menikmati jalannya acara dari awal sampai akhir. Selain itu juga disediakan konsumsi berupa jajan gorengan, makan malam, serta minuman sehingga acara makin seru.” tutur Faiturrohma atau Ifa, Community & Content Lead dari Njombangan.

Acara Jagongan Parikan ini rencananya akan diadakan rutin yakni dua kali dalam setahun. Semua orang bisa ikut serta secara gratis. Jadi Rek, nantikan ya jadwal Parikan Jagongan serta launching buku Kompilasi Parikan Njombangan di tahun 2025.

Matur suwun!

admin

Selamat, Dua Punggawa Museum Brantas Jombang Ini Raih Prestasi Tingkat Nasional

Dua punggawa Museum Brantas Jombang  menorehkan prestasi  membanggakan pada Lomba Literasi Budaya Desa Tahun 2024 yang diadakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia. Ini lomba pembuatan esai bertema; Meningkatkan literasi budaya desa sebagai aktualisasi desa tangguh budaya dalam mendukung pemajuan kebudayaan nasional.

Inisiator dan Pendiri Museum Brantas, Johar Zauhariy, masuk peringkat delapan lomba tersebut. Esainya berjudul; Bersama Menjaga Tradisi Opyak Terus Lestari di Desa Ngogri. Ini satu-satunya esai dari Jawa Timur di jajaran 10 besar. Opyak adalah seni musik dengan menggunakan alat tradisional seperti kentongan, perkakas rumah tangga, atau gamelan yang awalnya digunakan untuk tujuan ronda atau patrol keamanan. Namun sekarang berkembang sebagai media hiburan dan juga penyampaian pitutur kebaikan.

“Di daerah kami ada grup opyak Adem Ayem. Grup ini aktif mengadakan latihan dan juga pementasan di momen-momen tertentu. Opyak di tingkat desa juga masih hidup sebagai cara masyarakat desa untuk melakukan pengamanan. Tiap malam, grup opyak yang biasanya terdiri dari laki-laki berbagai umur keliling melakukan ronda malam sambil membunyikan berbagai peralatan yang kami sebut musik opyak ini.” ujar Johar.

“Guyub Rukun Grup Opyak Adem Ayem”

Koordinator Pengelola Museum Brantas, Lahir Jaka masuk 40 besar dengan esai yang berjudul; Wayang Brantas: Wayang Klithik Kreasi Penjaga Tradisi. Wayang Brantas yang lahir belum genap setahun ini terus berkreasi dalam menggali ide-ide cerita yang segar, menghibur serta tentunya punya nilai-nilai luhur di dalamnya. Tidak hanya itu, berkembangnya ide cerita ini tentu dibarengi dengan lahirnya kharakter wayang lainnya yang baru.

’’Wayang Brantas adalah ide kreatif pengembangan wayang berbasis kayu dengan karakter dan cerita khas kehidupan pedesaan. Melalui wayang ini, kami menyampaikan pesan-pesan dan ajakan kebaikan untuk masyarakat,’’ kata Jaka.

Kedua esai itu akan dibukukan bersama esai dari berbagai daerah di Indonesia yang masuk 40 besar lomba. Tentu menjadi kebanggaan bahwa dua warisan budaya khas pedesaan dari Kabupaten Jombang bisa masuk dalam buku kompilasi tersebut.

“Masuk 10 besar, selain mendapatkan piagam penghargaan juga mendapat hadiah uang tunai. Uang ini akan digunakan sepenuhnya untuk syukuran akhir tahun dalam acara yang bertajuk Gayeng nang Museum.” pungkas Johar.

Museum Brantas Jombang merupakan museum mandiri berbasis masyarakat yang berlokasi di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Jombang. Museum ini tempat mengenal dan memahami dinamika lingkungan atau ekologi Sungai Brantas serta aspek ekonomi dan sosial budaya masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungainya, terutama di sekitar lokasi museum. Museum ini terbuka untuk umum dan gratis. Silahkan berkunjung ke Museum Brantas Jombang dengan melakukan konfirmasi dulu ke narahubung Mas Jaka di nomer: 0895807955345.

admin

Karya Seni Musik & Lagu dari Kami untuk Sukseskan Pilkada Jombang

Halo Rek, saat ini kita sedang dalam proses menyambut pemilihan umum kepala daerah atau pilkada yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang. Pilkada ini menjadi momen demokrasi penting karena akan ada pergantian kepemimpinan dari level provinsi dan kabupaten juga kota. Saat ini, masa kampanye sedang berlangsung, dan banyak dinamika berita politik yang beredar. Prinsipnya tentu kita berharap bahwa siapapun pemimpinannya, maka mereka adalah sosok kandidat yang memang punya pengetahuan, pengalaman, dan kapasitas dalam memimpin pemerintah. Tidak kalah penting adalah punya visi, misi, tujuan, dan rencana yang jelas untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat dan kemajuan daerah. 

Memilih pemimpin daerah bukan hal mudah, berikut ini adalah tips yang kami bisa berikan:

  1. Pilihlah calon yang punya rekam jejak jelas, tidak tersangkut dengan masalah hukum, sosial, atau masalah lainnya
  2. Hindari terlibat dalam politik uang. Politik uang bisa berupa pemberian atau penerimaan uang, barang, atau keduanya yang meminta masyarakat memilih pasangan tertentu dengan imbalan tersebut
  3. Hindari politik hitam dan adu domba, yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan. Boleh beda pilihan asal damai dan rukun
  4. Hindari berita hoax berupa penyebaran isu atau fitnah yang tidak benar terhadap kalangan tertentu. Berita hoax bisa menjadi permusuhan horizontal di masyarakat
  5. Hindari kecurangan pemilu dengan cara apapun. Jangan menjadi pelaku. Jika menjadi korban segera laporkan ke pihak yang berwenang misalnya KPU Daerah

Nah, Keluarga Besar Ekosistem Kreatif Brantas juga ikut serta menyemarakkan pilkada tahun ini. Adalah grup seni gejok lesung Guyub Rukun dan opyak Adem Ayem yang menciptakan dua lagu kreatif untuk mendukung kesuksesan penyelenggaraan Pilkada.

Lagu ini adalah lagu netral yang bisa didengar oleh seluruh kalangan masyarakat, berisi ajakan dan anjuran kebaikan untuk pilkada yang sedang berlangsung. Lagu-lagu ini digali dari kearifan lokal masyarakat Jombang, menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa serta kuat akan kekhasaan kekayaan seni budaya warga Jombang. Apresiasi besar untuk seluruh pihak yang ikut serta dalam penciptaan lagu, penciptaan musik, dan juga pembuatan video klip. Semua kontribusi tersebut menjadikan ekosistem kreatif ini makin kaya akan karya dan kreativitas.

Lagu-lagu ini bisa diakses di instagram Pasar Brantas, dengan tautan berikut:

Lagu “Dukung Pilkada Jombang” – dari grup gejok lesung Guyub Rukun

https://www.instagram.com/reel/DBv19etoDCx/?igsh=MWtjZjhnaWQyOHh0Ng==


Lagu “Sukseskan Pilkada Jombang” – dari grup opyak Adem Ayem

https://www.instagram.com/reel/DCLN10Hyulw/?igsh=aWsyam1xZGJsMjVm

Sedang lirik lagu tersebut adalah di bawah ini:

.

“Dukung Pilkada Jombang”

.

BAGIAN 1:

Lur dulur ayo rame-rame

Dukung lan sukseskan pilkadae

Bareng-bareng Rek, sareng sederek!

Kabeh mulai enom nganti sing tuek

Ri mari mari selebrasi

Dorong terus majukan demokrasi

Jombang beriman, sang kota santri

Peradaban tinggi untuk negeri

Pilih calon yang dekat dengan rakyat

Punya visi yang pasti bermartabat

Kontribusi dan rekam jejak jelas

Jadikan Jombang makin berkelas

.

BAGIAN 2:

Lur dulur ayo rame-rame

Pilih calon bupati lan wakile

Jo nganti salah, timbang menyesal

Gunakan hati dan juga akal

Ri mari mari selebrasi

Pilih calon yang anti korupsi

Hak suara kita, bernilai tinggi

Jangan mau dimanipulasi

Ayo bangun Jombang yang lebih maju

Perlu dukungan aku dan kamu

Gandeng tangan mari tetap bersatu

Guyub rukun adil selalu

.

BAGIAN 3:

Ending/ sorak di akhir lagu:

Lur dulur ayo rame-rame

Dukung Pilkada Jombang!

Dari kita, oleh kita, untuk kita!!!!

.

“Sukseskan Pilkada Jombang”

.

BAGIAN 1:

Saatnya bagi kita

Gunakan hak bersuara

Pilih bupati dan wakilnya

Untuk kebaikan bersama

Waktunya telah tiba

Monggo rayakan pilkada

Demokrasi untuk semua

Hidup adil sejahtera

Ojo sampek ribut

Ojo saling sikut

Ojo terus mrengut

Politik uang gak usah ikut

Esuk-esuk mangan getas

Karo nyawang Kali Brantas

Pemimpin pekerja keras

Mbangun Njombang sampek tuntas

.

BAGIAN 2:

Yo ayo yo (ayo ayo mas)

Yo ayo yo (ayo ayo mbak)

Monggo dicoblos blos, dicoblos coblos

Ojo sampek podho adu jotos

Yo ayo yo (ayo ayo guk)

Yo ayo yo (ayo ayo yuk)

Suaramu berharga, yok bijaksana

Pilih terbaik sekarang juga

Yo ayo yo (ayo ayo rek)

Yo ayo yo (ayo ayo rek)

Sukseskan pilkada, bersama-sama

Demi Jombang kita tercinta

Ayo Rek, kita dukung dan sukseskan pilkada di Jombang juga daerah lainnya dimana kamu berada. Pilkada ini akan menentukan siapa pemimpin yang akan memimpin daerah dan menggerakkan segala upaya pembangunan untuk mencapai masyarakat yang adil dan sejahtera.

Matur suwun!

admin