JOMBANG – Ramadan menjadi berkah bagi perajin jenang salak di Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh. Pasalnya, tahun ini pemintaan jenang salak meningkat sampai tiga kali lipat. Terlebih jelang Lebaran, permintaan kian tinggi.
”Lebaran tahun pesanan juga ramai tapi tidak sebanyak Lebaran tahun ini,” terang Kuswartono.
Peningkatan order camilan olahan salak ini terjadi pada pemesanan sistem online. Sedangkan untuk pembelian sistem offline masih stagnan. Selama Ramadan ini, dirinya mampu menjual rata-rata 30 Kg jenang salak per hari. Yang sebelumnya, hanya mampu menjual Rp 10 Kg saja per hari. ”Jadi yang mulai laku itu, mereka-mereka yang di pasar online, walaupun belum semuanya,” katanya.
Di tempat ini, berbagai macam makanan olahan dan minuman berbahan baku salak diproduksi. Mulai dari jenang salak, bakery, keripik salak, pleret, nastar, stik, sirup, es krim, sari buah salak, hingga kopi dari biji salak. ”Kalau yang dari daging salak banyak turunannya. Kemudian yang dari air daging (salak, Red) itu, saya jadikan sirup, saya jadikan sari buah,” beber Kuswartono.
Selain itu, Kuswartono mampu juga mampu memproduksi sabun dari biji salak serta teh dari kulit buah salak. Dari sekian produk, jenang salak paling banyak diburu. ”Kenapa jenang, karena jenang produk yang saya anggap banyak menolong orang. Mulai dari kemasannya itu saya memberdayakan masyarakat,” terangnya.
Kuswartono menambahkan,dari usaha produksi olahan salak ini, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak delapan orang. ”Kalau omzet dari penjualan dari olahan salak bisa puluhan juta per bulannya,” pungkasnya. (yan/naz/riz)
Catatan: konten berita dan foto dalam artikel ini adalah courtesy dari Radar Jombang – Jawa Pos Group. Njombangan memberitakan kembali agar berita ini bisa dapat diketaui dan diakses oleh lebih banyak masyarakat. Terima kasih kepada Radar Jombang yang selalu memberitakan hal-hal menarik di Jombang.