• info@njombangan.com

Olahan Rempah dari Lereng Anjasmoro ini Bikin Anget dan Sehat

Olahan Rempah dari Lereng Anjasmoro ini Bikin Anget dan Sehat

Spread the love

JOMBANG – Wonosalam memiliki kekayaan hasil bumi melimpah. Di antaranya tanaman rempah-rempah seperti jahe merah, jahe emprit, kunyit, temulawak, kencur, temu ireng dan banyak lagi lainnya. Tak hanya dijual mentah, beberapa warga Wonosalam kini menangkap peluang dan menjadikannya sebagai salah satu olahan sebuk minuman.

Salah satu yang berhasil mengembangkan produk serbuk rempah-rempah, yakni Suyanto, 43, warga Dusun Segunung, Desa Carangwulung. Berkat usahanya ini, kini mampu meraup untung yang lumayan menjanjikan.

Suyanto merintis usaha serbuk rempah sekitar 2016. Saat itu petani rempah di Wonosalam banyak yang resah lantaran harga jual rempah-rempah di pasaran anjlok. ”Saat itu, harga rempah-rempah sangat murah,” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang (17/8).

Berangkat dari kondisi itu, dia pun memutar otak bagaimana mendapatkan penghasilan maksimal dari hasil panen rempah di Wonosalam yang melimpah. Hingga muncul ide memproduksi serbuk rempah. ”Akhirnya saya coba olah menjadi serbuk rempah instan dengan teknologi sederhana dan pengemasan yang menarik,” tambahnya.

Hingga sekarang, Suyanto berhasil mengembangkan beraneka macam serbuk rempah. Di ataranya, serbuk jahe merah, jahe emprit, kunyit, temulawak, kencur, temuireng, daun katu dan lain-lain. ”Kita jadikan serbuk, selain lebih awet juga bisa diterima semua kalangan karena tinggal seduh saja,” terangnya.

Dijelaskan, cara mengolah tanaman rempah menjadi serbuk cukup mudah. Misalnya membuat serbuk kunyit. Langkah pertama rempah-rempah terlebih dulu dibersihkan, selanjutnya digiling sampai halus. penggilingan bisa menggunakan cara manual atau menggunakan mesin.

Setelah itu, hasil gilingan diperas dan diendapkan. Hasil endapan kemudian dibuang. Air perasan kunyit dicampur dengan gula dengan perbandingan 1:1. ”Setelah itu kita aduk selama 45 menit sampai mengkristal,” jelas dia.

Setelah jadi serbuk kunyit, selanjutnya proses pengemasan. Diusahakan kemasan semenarik mungkin sehingga menjadi daya tarik pembeli. Untuk produk-produknya, dia kemas dalam dua jenis ukuran, yakni 100 gram dan 150 gram. ”Saya menyediakan kemasan kecil dan sedang,” tandasnya.

Sejak dulu, rempah-rempah dipercaya memiliki khasiat yang bagus untuk tubuh. Dalam proses pembuatan itu, Suyanto sengaja membuang endapan rempah karena dianggap berbahaya untuk kesehatan. ”Kan ada yang bilang tidak baik untuk hati dan ginjal, jadi saya buang,” jelas dia.

Ia menguraikan, banyak manfaat dari mengonsumsi rempah-rempah. Misalnya, kunyit baik untuk pencernaan, temulawak baik untuk kesehatan hati dan kekebalan tubuh, jahe baik untuk daya tahan tubuh dan daun kelor untuk antioksidan.

Harga untuk serbuk rempah instan buatan Suyanto cukup terjangkau. Misalnya, jahe emprit kemasan 100 gram dijual dengan harga Rp 9 ribu, temulawak kemasan 100 gram dijual Rp 7 ribu, kencur kemasan 100 gram dijual Rp 12 ribu. ”Kalau untuk kemasan 150 gram, saya jual mulai Rp 29 ribu,” pungkasnya.

Catatan: konten berita dan foto dalam artikel ini adalah courtesy dari Radar Jombang – Jawa Pos Group. Njombangan memberitakan kembali agar berita ini bisa dapat diketaui dan diakses oleh lebih banyak masyarakat. Terima kasih kepada Radar Jombang yang selalu memberitakan hal-hal menarik di Jombang.

admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message