• info@njombangan.com

Acara Clean Up Day “Resik-Resik Rek” Digiatkan Kembali

Acara Clean Up Day “Resik-Resik Rek” Digiatkan Kembali

Spread the love

Halo Rek! Pie kabar e? selalu dalam keadaan baik dan sehat ya. Apakah kalian hari ini sudah membuang sampah pada tempatnya ? Apakah kalian sudah paham dan sadar akan kebersihan?

Apakah kamu sudah menyebarkan semangat ini kepada orang-orang di sekitarmu?

Menjaga kebersihan adalah hal yang sederhana namun sangat sulit dilakukan. Permasalahan sampah seperti menjadi masalah yang tidak ada ujung penyelesaiannya bagi banyak orang di banyak daerah. Tumpukan sampah yang menggunung atau sampah yang tercecer dimana-mana merupakan pemandangan yang jamak terjadi. Jumlah orang yang tidak peduli akan masalah kebersihan ini juga sepertinya makin banyak padahal ajakan kebersihan itu sering sekali diajarkan di berbagai tempat termasuk di sekolah sejak usia dini.

Masalah sampah sejatinya bisa dikelompokkan menjadi beberapa hal:

  1. Jumlah produksi sampah baik rumah tangga dan non rumah tangga yang makin meningkat
  2. Kapasitas pengolahan sampah berkelanjutan yang kurang memadai sehingga sampah selama ini hanya ditimbun atau dibakar
  3. Tata kelola pengelolaan sampah yang belum mumpuni atau bahkan tidak ada sama sekali
  4. Bahkan yang paling mendasar adalah kesadaran akan pentingnya mengelola sampah secara berkelanjutan dan menjaga kebersihan

Permasalahan di atas tentu sering teman-teman jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kamu sendiri juga menjadi bagian di dalamnya atau tidak?

Masalah Sampah dan Pencemaran yang Dihadapi Kali Brantas

Masalah pencemaran juga menjadi masalah yang sangat krusial dihadapi oleh Kali Brantas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bapak  Rony Irawanto yang merupakan Peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama  mahasiswa biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Nadila Wulan Cahyani dalam prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek VII, tahun 2022 disebutkan bahwa Sungai Brantas tercemar dimana 80% nya disebabkan karena limbah rumah tangga atau limbah domestik, limbah industri, restoran dan hotel. Mereka melakukan penelitian di tiga lokasi yaitu anak sungai di belakang Makam Mbah Batu sebagai daerah hulu bagian atas, lokasi kedua adalah anak sungai dan kanal air yang terdapat di Dusun Kajar (bagian tengah), serta lokasi ketiga adalah sungai di bawah Jembatan Bumiaji dan air sumber di samping Jembatan Bumiaji sebagai area hulu bagian bawah. Pencemaran di bagian hulu ini tentu akan terbawa aliran air menuju ke daerah hilir. Pada tahun 2023, ECOTON menyampaikan hasil penelitiannya dimana Sungai Brantas memiliki ancaman mikroplastik dan juga limbah industri. 

Dikutip dari Kumparan, terkait dengan penelitian ECOTON tersebut bahwa “Sumber mikroplastik di sungai Brantas berasal dari aktivitas pembuangan limbah industri kertas, dan tekstil tanpa di olah di sepanjang DAS Brantas. Kondisi tersebut diperparah dengan perilaku masif masyarakat yang masih menjadikan sungai Brantas tempat sampah dengan membuang limbah domestik rumah tangga (detergen, sampah plastik dan popok bayi) ke sungai Brantas secara langsung,” jelas Lilik Maulidah, peneliti Mikroplastik dari Management Sumber Daya Perairan Universitas Trunojoyo Madura.

Terkait dengan pencemaran dari limbah industri, tercatat ada sekitar 130 an industri yang ada di daerah aliran sungai Brantas. Industri tersebut meliputi makanan, minuman, logam, manufaktur, kertas, dan lainnya. Adanya pencemaran ini menyebabkan berdampaknya kualitas air sungai serta dampak terhadap biota yang hidup di dalamnya. Adanya mikroplastik yang masuk ke dalam air dan ikan menyebabkannya tidak aman dikonsumsi. Selain itu juga mengancam keberlangsungan baik hewan maupun tumbuhan yang ada di Sungai Brantas.

Tentu diperlukan adanya dukungan kebijakan, inovasi penanganan masalah, keterlibatan dan kontribusi lintas pihak untuk bisa mengurai masalah sampah dan pencemaran di Sungai brantas bisa diurai dan diselesaikan satu per satu.

Mengaktifkan Kembali Resik-Resik Rek

Inisiatif Resik-Resik Rek sejatinya telah digagas oleh Brantas Lestari yang menjadi bagian dari Ekosistem Kreatif Brantas sejak tahun 2022 lalu. Kegiatan ini sejatinya adalah clean up atau kegiatan bersih-bersih yang terbuka dan melibatkan masyarakat. Kegiatan serupa sudah banyak dilakukan di berbagai tempat dimana tujuan dari Resik-Resik Rek juga sama yaitu:

  1. Menumbuhkan kesadaran dari berbagai pihak untuk ikut menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan
  2. Mengajak berbagai pihak untuk ikut aksi nyata yang sederhana yaitu kegiatan bersih-bersih
  3. Memberikan contoh bahwa aksi sederhana bisa memberikan dampak yang baik untuk lingkungan dan masyarakat
  4. Mendorong adanya aksi yang lebih besar dan didukung oleh lebih banyak pihak baik itu kegiatan Resik-Resik Rek sendiri maupun kegiatan serupa lainnya

Pada tahun-tahun sebelumnya kegiatan ini sudah sering dilakukan dan memang menyasar ke area tangkis dari Sungai Brantas yang ada di Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Pada Sabtu, 6 September 2025 diadakan Resik-Resik Rek kembali dalam rangka menuju perayaan 2 tahun Pasar Brantas. Kegiatan ini dilakukan di tangkis Sungai Brantas sisi dekat Pasar Megaluh. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan pastinya gratis. Dimulai dari jam 06.30 WIB sampai sekitar jam 08.00 WIB. Kegiatan ini memang diikuti oleh kurang dari 10 orang. Namun tidak mengurangi semangat dan juga niat baik dari para peserta dalam melakukan kegiatan. Aksi bersih-bersih dilakukan dengan memungut berbagai sampah non organik yang ada di area sekitar sana. Area tangkis ini memang menjadi salah satu tempat berkegiatan warga dalam bentuk:

  1. Lalu lalang menuju lokasi tambangan Sungai Brantas. Total ada 5 titik tambangan di sepanjang lokasi sungai
  2. Menjadi jujukan berwisata dimana pengunjung biasa menikmati pemandangan sungai sambil makan dan minum

Kurangnya kepedulian akan kebersihan dari sebagian warga serta tidak adanya tempat sampah membuat sampah bisa ditemukan bercecer dimana-mana. Sampah ini didominasi oleh tas kresek, kertas minyak, plastik pembungkus makanan, gelas plastik, sedotan, bungkus makanan kemasan, dan sampah serupa. 

“Tentu masalah sampah di sini adalah masalah yang terus terjadi dan perlu mendapatkan atensi serius dari para pihak terkait. Kegiatan Resik-Resik Rek bukan cuma kegiatan seremonial namun memberi contoh sederhana bahwa sampah itu masalah bersama. Kami meluangkan waktu untuk memastikan bahwa area itu menjadi bersih kembali agar nyaman dan enak dipandang bagi semua orang. Resik-Resik Rek tentu bukan menjadi solusi palugada yang menyelesaikan semua masalah sampah dari awal sampai akhir. Diperlukan tindakan lanjutan yang lebih terencana dan melibatkan banyak orang.” ujar Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar, yang merupakan pendiri Ekosistem Kreatif Brantas.

Sampah yang berhasil dikumpulkan kemudian dibuang ke lokasi tempat pembuangan sampah sementara yang ada di Kecamatan Megaluh. Kegiatan Resik-Resik Rek ini akan diadakan rutin setidaknya tiga bulan sekali untuk memastikan bahwa semangat menjaga lingkungan khususnya Sungai Brantas tetap hidup dan berkembang. 

“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta Resik-Resik Rek. Semoga kegiatan sederhana ini bisa berdampak dan juga bisa berkembang lebih lanjut.” kata Yoyok Budi Utomo yang menjadi bagian dari Ekosistem Kreatif Brantas dan peserta Resik-Resik Rek.

Kami akan menginfokan kegiatan Resik-Resik Rek berikutnya di media sosial. Kami tunggu keikutsertaanmu yo, Rek. Ayo terus lestarikan lingkungan dan tentunya Sungai Brantas. Matur suwun!

admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message