• info@njombangan.com

Monthly ArchiveJuly 2025

Brantas Shuttle Car Diluncurkan, Hubungkan Daya Tarik Wisata di Megaluh Raya

Ekosistem Kreatif Bratas kembali membuat terobosan inovasi dengan meluncurkan Brantas Shuttle Car. Ini adalah moda transportasi hasil modifikasi yang dibuat untuk memfasilitasi berbagai kegiatan dari ekosistem kreatif ini juga tentunya untuk menjadi moda transportasi penghubung atau connector atas berbagai daya tarik pariwisata di Megaluh Raya. Mobil ini berkapasitas 7 orang penumpang termasuk supir, berupa bak terbuka dilengkapi dengan atap sehingga pengalaman menaiki mobil ini akan berbeda naik mobil-mobil pada umumnya. “Inspirasi pembuatan mobil ini kami dapatkan ketika kami melakukan kunjungan studi banding pengelolaan pariwisata di Kecamatan Trowulan, Mojokerto di awal tahun ini. Saat itu kami berkesempatan keliling beberapa lokasi situs bersejarah Trowulan dengan naik Satria Antawulan yang dikelola oleh para pegiat pariwisata setempat.” ujar Mas Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar, penggagas Ekosistem Kreatif Brantas.

UMKM Kayu-Kayu di Desa Ngogri

Megaluh Raya sendiri, yang merupakan sebutan lain dari 13 desa yang ada di Kecamatan Megaluh, punya berbagai daya tarik wisata. Daya tarik wisata itu baik alam, sejarah, seni budaya, dan minat khusus. Desa Kedungrejo mempunyai sentra oleh-oleh berbasis salak dengan merek Kunara. Selain itu, ada juga Melonponik yang merupakan inovasi pertanian dengan pemanfaatan teknologi dalam pembudidayaan aneka jenis melon. Di Desa Pacarpeluk terdapat sentra industri genteng yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu serta pendopo desa yang bersejarah dengan arsitektur yang unik. Dari sisi sejarah, ada reruntuhan Candi Mireng yang konon merupakan peninggalan Kerajaan Medang di Desa Sumberagung. Beralih ke desa sebelahnya yakni Ngogri, ada Pasar Brantas dan Museum Brantas Jombang. Desa Sudimoro terdapat situs peninggalan Majapahit yakni Damar Wulan serta bendungan Jatimlerek. Menikmati pemandangan Sungai Brantas tidak lengkap jika tidak mencoba angkutan penyeberangan sungai berupa perahu kayu bermotor yang ada di Desa Megaluh. Di desa ini juga ada pasar tradisional satu-satunya di kecamatan ini. Lanjut ke Desa Gongseng, terdapat monumen perjuangan patung R. Kertarto yang pernah berjuang di daerah Jombang. Sedang di Desa Turipinggir ada Taman Turipinggir dan wahana perahu ban wisata terusan Kali Gudhe. Desa-desa lainnya seperti Sumbersari, Balongsari, Dukuharum, dan Balonggemek juga menyimpan daya tariknya yang lain.

Reruntuhan Candi Mireng di Desa Sumberagung

Megaluh Raya juga menawarkan berbagai kuliner tradisional, yang mana paling terkenal adalah sambelan iwak kali Brantas. Kali Brantas sendiri merupakan habitat dari berbagai ikan lokal seperti jendhil, kotok, bader, aneka kerang-kerangan sungai seperti kremis dan kijing serta jenis ikan lainnya. Ada beberapa warung yang memang menyajikan olahan ikan lokal ini baik dalam bentuk goreng maupun dibuat pepes atau bothok.

Keindahan di Tangkis Kali Brantas Saat Senja

Brantas Shuttle Car ini menawarkan berbagai servis mulai dari one time service yakni naik mobil shuttle sekali dan pengguna layanan akan diajak keliling beberapa daerah di Megaluh. Selain itu, ada juga rent service atau sewa yang mana pengguna layanan bisa menggunakan mobil shuttle ini untuk berbagai keperluan. Namun memang secara operasional terbatas penggunaannya hanya untuk di Megaluh Raya saja. Pengguna layanan juga berkesempatan untuk berkeliling Megaluh ditemani dengan pemandu wisata yang akan bercerita tentang seluk beluk daerah yang dikunjungi.

Uji Coba Saat Ramadhan 1446 H

Resmi beroperasi pada Kamis, 27 Maret 2025, Brantas Shuttle Car ini sempat diujicoba pada gelaran Ramadhan 1446 H. Mobil ini digunakan untuk program Es Te Er atau Sahur on the Road dimana keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas berkeliling Megaluh Raya dalam rangka membangunkan penduduk untuk sahur. Kegiatan dimulai dari jam 02.00 WIB dan berakhir jam 04.00 WIB. Dalam kegiatan itu dibunyikan berbagai peralatan opyak dimana peserta sambil menyanyikan berbagai lagu Indonesia dan Jawa sambil mengingatkan warga untuk tidak lupa sahur. Selain itu, mobil ini juga digunakan untuk takbir keliling ke berbagai daerah di Megaluh Raya.

Uji Coba Saat Sahur on the Road Ramadhan 1446 H

“Dari dulu kami memang memiliki Impian untuk bisa punya mobil shuttle sendiri. Alasannya karena kegiatan di Ekosistem Kreatis Brantas terbilang banyak dan membutuhkan mobil operasional untuk mobilitas manusia dan barang. Mobil ini juga akan kami gunakan untuk kebutuhan ledang yakni promosi jalanan kegiatan Ekosistem Kreatif Brantas melalui woro-woro pengumuman verbal dari mobil shuttle yang berjalan menyusuri Megaluh Raya.” pungkas Mas Johar.

Kami mengundang masyarakat untuk naik Brantas Shuttle Car dan mendapatkan pengalaman menarik yang berkesan. Matur suwun.

Serunya Pasar Brantas di Juni 2025: Dari Upacara Ranu Ayu sampai Lomba Menggambar Anak-Anak

Halo Rek!

Semoga kabarnya terus baik dan semangat ya! Pada bulan Juni 2025 lalu, bulan dimana hari lingkungan hidup diperingati, Pasar Brantas juga merayakan bulan ini dengan menggelar beberapa agenda mulai dari upacara Ranu Ayu dan Lomba Menggambar Anak-Anak. Yuk simak penjelasannya berikut ini.

Upacara Ranu Ayu dan Penghormatan untuk Air

Upacara Ranu Ayu digelar berkat kerjasama antara Komunitas Arboretum Art Movement bekerjasama dengan Ekosistem Kreatif Brantas – yang menaungi Pasar Brantas. Upacara ini adalah bentuk seni kejadian berdampak atau impactful happening art yakni bentuk seni yang menggabungkan aksi langsung (peristiwa/ kejadian) dengan tujuan sosial, ekologis, atau budaya tertentu. Ia juga tidak hanya bertujuan untuk dinikmati secara estetika, tetapi juga untuk menggugah kesadaran, mengintervensi realitas sosial, atau menghasilkan perubahan nyata yang penting untuk masyarakat dan lingkungan.

“Salah Satu Rangkaian dalam Upacara Ranu Ayu”

“Ranu Ayu ini adalah bentuk penghormatan kepada alam lingkungan terutama Sungai Brantas sebagai sumber air kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Di Kecamatan Megaluh, telah lama dipercaya ada kerajaan astral bernama Sengeran yang berlokasi di Sungai Brantas. Keberadaannya seperti menjaga hubungan antara manusia, alam khususnya Sungai Brantas, dan dunia tak kasat mata agar selalu berkelanjutan.”ujar Novan Ardiansyah, Ketua Arboretum Art Movement.

Rangkaian ini diawali dengan kegiatan Gayeng Nang Museum yang bertempat di Museum Brantas Jombang pada malam 1 suro, diwujudkan rasa syukur atas berkah Tuhan Yang Maha Esa lewat kendurenan dan penampilan seni budaya Njombangan termasuk pembacaan tembang Kidung Ranu Ayu Dandhanggulo Pada 1-4. Pada Acara Gayeng Nang Museum ini para penampil antara lain grup karawitan Purnama Laras, grup opyak Adem Panas, grup dhagelan Kembang Anggrek, pembacaan puisi oleh Perempuan Brantas serta tentunya acara makin meriah dengan games berhadiah.

Dan acara inti diadakan pada perhelatan Pasar Brantas. Upacara dimulai dengan pengambilan air dari Sungai Brantas tepatnya yang ada di sisi Sengeran. Rombongan yang terdiri dari sekitar 20 orang berjalan dari area Sengeran menuju ke area Pasar Brantas sambil membawa air dalam kendi. Memasuki pintu Pasar Brantas, dilakukan penyucian dimana peserta rombongan membasuh tangan dengan air dari sungai tersebut. Upacara dilanjut dengan pembacaan do’a serta Gawan Sabda Karma yang berisi banyak pitutur untuk menjaga alam lingkungan. Adapun Gawan Sabda Karma berbunyi sebagai berikut:

gawaning alam tumrap sasama

tenampen dening titising pandakwa

Sengeran, Malem 1 Sasi Sura Saka Kaping 1959

manungsa kang tan weruha

marang memayu hayuning ranu lan sasama

dadya sabda ningsun ya wasesa ningsun

kang awujud bebaya

kajaba manungsa kang sudi rumeksa

tegese rumeksa nggennya memay

hayuning ranu klawan sasama

tinemu mulyaning agesang

tinampa dana warih wujuding tirta amerta

Artinya:

pesan alam untuk sesama

diterima oleh titisan penutur

Sengeran, Malem 1 bulan Sura Tahun Saka yang ke 1959

manusia yang tidak mengetahui

caranya mempercantik air dan sesamanya

jadlah sabdaku atas kekuasaanku

yang berwujud mara bahaya.

kecuali manusia yang mau menjaga

artinya menjaga atas dirinya untuk mempercantik

kecantikan air dan sesama

ditemukanlah kemuliaan hidup

diterimanya hadiah air wujudnya air kehidupan

“Penampilan Grup Karawitan Perempuan Purnama Laras”

Upacara ditutup dengan penampilan tari khas Jawa Barat yang bernama Nyi Ronggeng oleh adek Ilmi dan adek Sisca yang merupakan murid dari sanggar ILJ Art. Serta tentunya acara purak an dimana para peserta ikut makan bersama sajian tumpeng yang dihidangkan. Upacara ini adalah pertama kalinya digelar di desa-desa yang ada di pinggiran Sungai Brantas dengan tujuan untuk merayakan seni budaya serta kearifan lokal masyarakat. Tentunya dengan batasan dan edukasi bahwa upacara ini tetap dilakukan dengan koridor atau batasan yang sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar.

“Kami berterima kasih dan bersyukur atas adanya acara ini. Peringatan Suroan kami menjadi lebih berkesan dan bermakna karena dikemas dengan apik dalam bingkai apresiasi untuk Sungai Brantas.” pungkas Leni Mada, salah satu warga Desa Ngogri peserta acara.

“Peserta Lomba Menggambar Museum Brantas Jombang”

Lomba Menggambar Museum Brantas Jombang

Lomba menggambar yang diadakan di Pasar Brantas kali ini adalah memang diselenggarakan spesial dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup. Adapun tema yang diangkat adalah “Sungai Brantasku Sayang, Sungai Brantasku Malang. Total ada belasan peserta yang mendaftar dengan sepuluh peserta yang datang di hari-H acara. Mereka berasal dari beberapa kecamatan yaitu Megaluh, Tembelang, Ploso, dan Diwek. Peserta terlihat antusias membuat karya terbaiknya dalam durasi sekitar 1,5 jam. Adapun karya peserta dinilai dari beberapa kriteria yakni keindahan dan kreativitas, kerapihan, dan kombinasi warna. Semua peserta mendapatkan sertifikat fisik atau cetak. Sedang pemenang yakni juara 1, 2, dan 3 mendapatkan piala, hadiah uang tunai, suvenir, serta sertifikat cetak.

Setelah melalui penilaian secara teliti, akhirnya lomba ini dimenangkan oleh berikut:

Juara 1: Alvian Nur Hidayat dari Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh

Juara 2: Erina Fela Novia dari Desa Sumberagung, Kecamatan Megaluh

Juara 3: Ghaly Sa’ad Rifai Utomo dari Desa Losari, Kecamatan Ploso

“Juara 1, Juara 2, dan Juara 3 Lomba Menggambar Museum Brantas Jombang”

“Kami semua mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan para orang tua atau keluarga yang mendapingi anak-anak selama lomba berlangsung. Kami senang sekali melihat karya-karya indah dari mereka. Karya ini akan kami simpan untuk kemudian kami pamerkan secara online.” Jelas Johar Zauhariy, pendiri Ekosistem Kreatif Brantas. Sebagai informasi bahwa sama halnya dengan tahun lalu, karya peserta akan dipamerkan secara virtual. Tahun lalu pameran virtual bertajuk “Imaji Bebas, Anak-Anak Daerah Aliran Sungai Brantas.”

Keluarga Besar Ekosistem Kreatif Brantas mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut memeriahkan gelaran Pasar Brantas bulan Juni 2025 ini termasuk Komunitas Arboretum Art Movement, ILJ Art, dan berbagai pihak lainnya. Semoga penyelenggaraan acara ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dalam berbagai bentuk yang memungkinkan. Sampai jumpa dalam gelaran Pasar Brantas di bulan-bulan berikutnya!