Pada Jum’at, 20 Desember 2024 diselenggarakan acara Jagongan Parikan Njombangan di Museum Brantas Jombang, yang berlokasi di Dusun Ngogri, Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Acara ini bertujuan untuk mengembangkan parikan aneka tema yang akan dikurasi lalu dipilih untuk menjadi buku Kompilasi Parikan Njombangan Tahun 2024. Parikan adalah pantun dalam Bahasa Jawa yang bisa menjadi media komunikasi dan berisi pesan, kritik, teguran, atau informasi tertentu. Parikan ini adalah kekayaan seni budaya tak benda yang sering dituturkan dalam pertunjukan ludruk, atau dituturkan dalam pementasan mandiri.
Njombang dalam beberapa tahun belakang ini secara aktif ikut melakukan berbagai upaya dalam mempromosikan dan melestarikan parikan ini. Beberapa program yang dilakukan antara lain:
Adapun Jagongan Parikan adalah sesi kumpul bersama ba’da isya yang terbuka untuk umum, yang mana peserta didorong untuk membuat parikan aneka tema. Tahun ini, tema parikan yang dibuat antara lain:
“Njombangan rencananya akan release Buku Kompilasi Parikan Njombangan Tahun 2024 pada awal Januari 2025 ini. Parikan yang dimuat pastinya adalah sudah pilihan dan representatif terhadap tema yang kami angkat. Mewakili Njombangan, saya mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dari semua pihak.” ujar Muchdlir Zauhariy atau kerap disapa Johar, founder Njombangan.
Acara Jagongan Parikan sendiri berjalan dengan seru. Diikuti oleh sekitar 12 orang, peserta menghabiskan sekitar 4 jam dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan. Aktivitas itu antara lain adalah pembuatan parikan sesuai dengan tema di atas. Selain itu ada juga monolog Wayang Brantas yang dibawakan oleh Cak Jaka dan Cak Toso. Monolog dalam hal ini adalah berupa percakapan dua tokoh kharakter wayang yang dibawakan oleh dua dalang di atas. Monolog yang dibawakan bercerita tentang berbagai hal mulai dari cerita pemuka agama yang menghina penjual es teh, seorang ponakan yang bercerita kepada pamannya tentang rencana perayaan tahun baru sampai cerita maling yang bertemu orang gila. Acara dilanjutkan dengan musik opyak, dimana peserta acara membunyikan berbagai instrumen opyak mulai dari kenthongan, galon, botol, kaleng besi, dan ecek-ecek atau tamborin. Lagu yang dibawakan mulai dari lagu-lagu Jawa sampai sholawatan.
“Acara Jagongan Parikan ini berjalan dengan gayeng dan hangat. Peserta terlihat menikmati jalannya acara dari awal sampai akhir. Selain itu juga disediakan konsumsi berupa jajan gorengan, makan malam, serta minuman sehingga acara makin seru.” tutur Faiturrohma atau Ifa, Community & Content Lead dari Njombangan.
Acara Jagongan Parikan ini rencananya akan diadakan rutin yakni dua kali dalam setahun. Semua orang bisa ikut serta secara gratis. Jadi Rek, nantikan ya jadwal Parikan Jagongan serta launching buku Kompilasi Parikan Njombangan di tahun 2025.
Matur suwun!