Salam merdeka!
Halo Rek, Pasar Brantas pada bulan Agustus ini mengadakan acara Semangat Agustusan dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-80. Acara diadakan pagi hari sebelum gelaran Pasar Brantas lainnya dimulai. Ini adalah pertama kalinya digelar upacara di Pasar Brantas dan menandakan rasa bangga serta dukungan atas kemerdekaan negeri ini. Acara ini juga menjadi simbol keakraban dan keguyuban dari warga yang ada di sekitar Pasar Brantas.
“Suasana Upacara Bendera di Pasar Brantas”
Seperti halnya upacara-upacara lainnya, upacara pagi itu terbuka untuk umum dan diikuti sekitar 40an orang. Upacara berjalan dengan khidmat dan sakral. Adapun petugas upacara adalah sebagai berikut:
Pembina upacara : Bu Tutuk
Pemimpin upacara : Mas Jaka
Pembawa Acara/ MC : Mbak Ninik
Pembaca doa : Pak Supardi
Ajudan : Pak Giman
Dirijen : Mbak Fitri
Pemimpin Pasukan : Rotul
Dokumentasi : Cak Sunari
Dalam sambutan pembina upacara, pembina upacara menekankan pentingnya untuk terus bekerja, bersabar, dan berkontribusi dalam kehidupan ini sesuai dengan perannya masing-masing. Berikut ini adalah isi lengkap sambutan Pembina upacara:
Assalamu’alaikum wr. wb dan salam sejahtera untuk kita semua
Bapak-Ibu, dulur semua yang terhormat
Senang dan bersyukur sekali kita semua pada Minggu Legi, 17 Agustus 2025 ini bisa berkumpul di Pasar Brantas dalam rangka upacara bendera memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke-80. Tentunya kita ucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena kita semua diberikan kesehatan dan berkah sampai hari ini. Amin Ya Robbal Alamin
Ini adalah upacara pertama yang diadakan di Pasar Brantas yang dilahirkan oleh masyarakat sendiri. Tentunya penghargaan sebesar-besarnya untuk Bapak-Ibu semua yang telah berperan dalam penyelenggaraan upacara yang menjadi rangkaian event Semangat Agustusan di Pasar Brantas ini. Upacara ini tidak hanya bersifat simbolik atau seremonial semata namun menjadi bukti bagaimana masyarakat bisa melahirkan, menggerakkan, dan mewujudkan inisiatif bersama untuk kemanfaatan atau kebaikan bersama.
Bapak-Ibu yang saya hormati
Kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidak didapatkan dengan mudah. Ada banyak perjuangan dan pengorbanan baik dari pahlawan maupun orang-orang terdahulu entah mereka yang kita kenal seperti saudara atau teman atau orang lain yang punya dedikasi dan semangat perjuangan yang tidak pernah padam. Marilah kita menghormati jasa-jasa mereka dan mendoakan agar mereka bisa beristirahat dengan tenang dan damai di sisi Yang Maha Kuasa. Amin Ya Robbal Alamin.
Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Bapak Proklamator Indonesia, Presiden Soekarno yang berbunyi Jas Merah atau Jangan Sekali-Kali Melupakan Sejarah.
Melalui sejarah ini kita belajar banyak nilai-nilai seperti kebaikan, keikhlasan, kesabaran, serta kontribusi yang tiada batas.
Bapak-Ibu yang saya hargai
Saat ini dalam kehidupan sehari-hari kita menghadapi tantangan yang sangat besar. Di bidang ekonomi misalnya, saat ini terbilang tidak mudah: petani menghadapi panen yang tidak menentu, anak muda kesulitan mendapatkan akses pekerjaan, dan biaya hidup semakin meningkat. Di bidang politik dan pemerintahan, kita sering menjumpai kebijakan yang kurang pro rakyat dan pemimpin yang tidak memihak pada rakyat. Di bidang lingkungan, masih banyak masyarakat yang kurang sadar akan kebersihan dan pengelolaan sampah yang baik. Begitu pula Sungai Brantas yang menghadapi tantangan berupa polusi, penurunan debit air, hilangnya ikan lokal, dan lainnya. Tantangan ini nyata dan mau tidak mau memang harus dihadapi bersama. Peringatan kemerdekaan ini memberikan inspirasi bagi kita semua untuk bisa bergerak dan berkolaborasi bersama. Kita juga perlu saling menyemangati dan mendukung dalam situasi yang serba sulit ini untuk kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Bapak-Ibu semua yang terus semangat
Tema peringatan kemerdekaan tahun ini adalah Bersatu Berdaulat . Rakyat Sejahtera . Indonesia Maju. Ini bisa kita pahami bahwa kita semua harus bersatu agar bisa meraih kesejahteraan dan kemajuan bersama. Tentu tidak mudah namun mungkin dicapai atau diwujudkan jika kita bisa dan mau memainkan peran masing-masing. Pasar Brantas dan Ekosistem Kreatif Brantas adalah contoh dari wujud persatuan ini. Tentu tidak mudah membuat dan mempertahankan inisiatif yang baik ini, agar terus berjalan. Namun karena jasa dan peran Bapak-Ibu semuanya, kegiatan-kegiatan itu terus hidup dan berjalan sampai sekarang. Semoga apa-apa yang Bapak-Ibu telah lakukan dan berikan menjadi ladang pahala yang terus mengalir sampai kapanpun. Amin Ya Robbal Alamin.
Setelah upacara ini akan aneka lomba seru dalam event Semangat Agustusan di Pasar Brantas ini. Semoga lomba-lomba ini membuat semua warga yang ikut serta makin kompak dan guyub.
Sekali lagi, mari kita merayakan kemerdekaan ini dengan suka cita, persatuan, dan kekompakan untuk hidup yang lebih baik dan berkelanjutan. Merdeka, merdeka, merdeka!
Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr wb
Pasar Brantas mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga baik yang menjadi petugas upacara maupun peserta upacara. Semoga semangat kemerdekaan ini terus mendorong kita untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik. Baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat sekitar, maupun Bangsa dan Negara Indonesia.
Merdeka, merdeka, merdeka! Sekali merdeka tetap merdeka!
Suwun Rek!
Halo Rek!
Pada gelaran Pasar Brantas edisi Juli 2025 lalu, Pasar Brantas menyelenggarakan peringatan Hari Anak Nasional. Kalian tahu gak Rek, apa itu Hari Anak Nasional? Yuk kita pahami lebih lanjut.
Mengutip dari laman Metro TV News, disebutkan bahwa tujuan dari Hari Anak Nasional adalah sebagai berikut:
Adapun secara makna dari peringatan Hari Anak Nasional antara lain menjadi momen untuk mengingat bahwa anak-anak merupakan pondasi masa depan bangsa. Anak-anak adalah harta yang tak terkira nilainya dan perlu untuk terus dilindungi, dijaga, dibimbing, dan dipenuhi hak-haknya. Peringatan Hari Anak Nasional adalah berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.
Pada tahun 2025 ini, Hari Anak Nasional bertema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”. Adapun tagline inspiratifnya adalah “Anak Indonesia Bersaudara.” Adapun fokus sub temanya mencakup generasi emas bebas stunting, pendidikan inklusif untuk semua, anak cerdas digital, stop perkawinan anak, dan hentikan kekerasan pada anak.
Dari Lomba Layangan sampai Bermain Bersama Jombang Book Party
Pasar Brantas terus menekankan komitmennya sebagai tempat baik anak-anak yang aman dan nyaman untuk bermain dan belajar. Dalam dua tahun penyelenggaraannya, Pasar Brantas menyediakan berbagai fasilitas bagi anak-anak untuk bisa bermain, belajar berbagai hal baru, serta juga menyalurkan bakat dan minatnya. Pasar Brantas telah menyelenggarakan berbagai lomba untuk anak-anak sebagai bentuk apresiasi bagi bakat dan potensi mereka. Lomba-lomba tersebut antara lain lomba menggambar, lomba mewarnai, lomba tartil Al Qur’an, lomba membaca puisi, lomba agustusan, dan lomba adzan. Selain itu juga Pasar Brantas menjadi tempat sejenis “panggung anak-anak” dimana mereka bisa menampilkan kemampuan seni budaya mereka di depan umum. Tidak hanya itu, kami juga konsisten menyelenggarakan berbagai kegiatan bermain dan belajar bersama anak-anak di momen-momen tertentu.
Pada Juli 2025 ini dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional, kami menyelenggarakan Lomba Layang-Layang Museum Brantas Jombang. Lomba ini terdiri dari 2 sesi yakni sesi membuat layang-layang dan sesi menerbangkan layang-layang. Layang-layang atau dalam bahasa setempat disebut layangan adalah salah satu olahraga tradisional yang populer terutama untuk anak-anak. Layangan ini biasanya dimainkan saat musim angin, biasanya di musim kemarau. Biasanya dari siang sampai sore, anak-anak di daerah kami bermain layangan dari siang ke sore hari. Lomba ini diikuti oleh beberapa anak-anak dan pemenangnya mendapat hadiah berupa uang tunai, piala, piagam, dan suvenir Museum Brantas Jombang.
Acara semakin meriah dengan hadirnya teman-teman Jombang Book Party, komunitas pecinta buku yang berasal dari berbagai daerah di Jombang. Jombang Book Party mengadakan sesi bermain dan belajar dengan anak-anak. Berbagai permainan menarik bisa dicoba dan ada hadiah untuk para pemenangnya. Tidak hanya anak-anak, ternyata orang dewasa juga bisa mencoba beberapa permainan itu. Pasar Brantas ditutup dengan pagelaran mini Dhagelan Kembang Anggrek (Kempal Bareng, Ayo Ngguyu Ruk!) yang membawa lakon Ande-Ande Lumut. Ande-Ande Lumut adalah cerita rakyat Jawa yang bertutur tentang adanya satu keluarga dengan ibu dan beberapa anak perempuan yang bernama Klenting Kuning, Klenting Biru, Klenting Hijau, dan Klenting Merah. Klenting Kuning sering mendapat perlakukan yang tidak baik dari para saudara dan ibunya. Di daerah seberang hidup seorang pemuda tampan rupawan beserta ibunya, Mbok Rondho Dadapan. Kabar adanya pemuda ini terdengar sampai berbagai penjuru dan banyak perempuan yang ingin menjadi kekasih dari pemuda itu. Singkat cerita, di akhir ternyata Klenting Kuning yang akhirnya menjadi pendamping dari Ande-Ande Lumut tersebut. Cerita rakyat ini memberikan pitutur yang mendalam antara lain:
Pasar Brantas mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung gelaran edisi Juli 2025 ini seperti para panitia, Jombang Book Party, Grup Dhagelan Kembang Anggrek, Grup Opyak Adem Panas, para pedagang, dan tentunya seluruh anak-anak peserta lomba layang-layang dan sesi bermain juga belajar. Sampai jumpa pada perayaan Hari Anak Nasional tahun berikutnya! Matur suwun, Rek!
Ekosistem Kreatif Bratas kembali membuat terobosan inovasi dengan meluncurkan Brantas Shuttle Car. Ini adalah moda transportasi hasil modifikasi yang dibuat untuk memfasilitasi berbagai kegiatan dari ekosistem kreatif ini juga tentunya untuk menjadi moda transportasi penghubung atau connector atas berbagai daya tarik pariwisata di Megaluh Raya. Mobil ini berkapasitas 7 orang penumpang termasuk supir, berupa bak terbuka dilengkapi dengan atap sehingga pengalaman menaiki mobil ini akan berbeda naik mobil-mobil pada umumnya. “Inspirasi pembuatan mobil ini kami dapatkan ketika kami melakukan kunjungan studi banding pengelolaan pariwisata di Kecamatan Trowulan, Mojokerto di awal tahun ini. Saat itu kami berkesempatan keliling beberapa lokasi situs bersejarah Trowulan dengan naik Satria Antawulan yang dikelola oleh para pegiat pariwisata setempat.” ujar Mas Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar, penggagas Ekosistem Kreatif Brantas.
Megaluh Raya sendiri, yang merupakan sebutan lain dari 13 desa yang ada di Kecamatan Megaluh, punya berbagai daya tarik wisata. Daya tarik wisata itu baik alam, sejarah, seni budaya, dan minat khusus. Desa Kedungrejo mempunyai sentra oleh-oleh berbasis salak dengan merek Kunara. Selain itu, ada juga Melonponik yang merupakan inovasi pertanian dengan pemanfaatan teknologi dalam pembudidayaan aneka jenis melon. Di Desa Pacarpeluk terdapat sentra industri genteng yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu serta pendopo desa yang bersejarah dengan arsitektur yang unik. Dari sisi sejarah, ada reruntuhan Candi Mireng yang konon merupakan peninggalan Kerajaan Medang di Desa Sumberagung. Beralih ke desa sebelahnya yakni Ngogri, ada Pasar Brantas dan Museum Brantas Jombang. Desa Sudimoro terdapat situs peninggalan Majapahit yakni Damar Wulan serta bendungan Jatimlerek. Menikmati pemandangan Sungai Brantas tidak lengkap jika tidak mencoba angkutan penyeberangan sungai berupa perahu kayu bermotor yang ada di Desa Megaluh. Di desa ini juga ada pasar tradisional satu-satunya di kecamatan ini. Lanjut ke Desa Gongseng, terdapat monumen perjuangan patung R. Kertarto yang pernah berjuang di daerah Jombang. Sedang di Desa Turipinggir ada Taman Turipinggir dan wahana perahu ban wisata terusan Kali Gudhe. Desa-desa lainnya seperti Sumbersari, Balongsari, Dukuharum, dan Balonggemek juga menyimpan daya tariknya yang lain.
Megaluh Raya juga menawarkan berbagai kuliner tradisional, yang mana paling terkenal adalah sambelan iwak kali Brantas. Kali Brantas sendiri merupakan habitat dari berbagai ikan lokal seperti jendhil, kotok, bader, aneka kerang-kerangan sungai seperti kremis dan kijing serta jenis ikan lainnya. Ada beberapa warung yang memang menyajikan olahan ikan lokal ini baik dalam bentuk goreng maupun dibuat pepes atau bothok.
Brantas Shuttle Car ini menawarkan berbagai servis mulai dari one time service yakni naik mobil shuttle sekali dan pengguna layanan akan diajak keliling beberapa daerah di Megaluh. Selain itu, ada juga rent service atau sewa yang mana pengguna layanan bisa menggunakan mobil shuttle ini untuk berbagai keperluan. Namun memang secara operasional terbatas penggunaannya hanya untuk di Megaluh Raya saja. Pengguna layanan juga berkesempatan untuk berkeliling Megaluh ditemani dengan pemandu wisata yang akan bercerita tentang seluk beluk daerah yang dikunjungi.
Uji Coba Saat Ramadhan 1446 H
Resmi beroperasi pada Kamis, 27 Maret 2025, Brantas Shuttle Car ini sempat diujicoba pada gelaran Ramadhan 1446 H. Mobil ini digunakan untuk program Es Te Er atau Sahur on the Road dimana keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas berkeliling Megaluh Raya dalam rangka membangunkan penduduk untuk sahur. Kegiatan dimulai dari jam 02.00 WIB dan berakhir jam 04.00 WIB. Dalam kegiatan itu dibunyikan berbagai peralatan opyak dimana peserta sambil menyanyikan berbagai lagu Indonesia dan Jawa sambil mengingatkan warga untuk tidak lupa sahur. Selain itu, mobil ini juga digunakan untuk takbir keliling ke berbagai daerah di Megaluh Raya.
“Dari dulu kami memang memiliki Impian untuk bisa punya mobil shuttle sendiri. Alasannya karena kegiatan di Ekosistem Kreatis Brantas terbilang banyak dan membutuhkan mobil operasional untuk mobilitas manusia dan barang. Mobil ini juga akan kami gunakan untuk kebutuhan ledang yakni promosi jalanan kegiatan Ekosistem Kreatif Brantas melalui woro-woro pengumuman verbal dari mobil shuttle yang berjalan menyusuri Megaluh Raya.” pungkas Mas Johar.
Kami mengundang masyarakat untuk naik Brantas Shuttle Car dan mendapatkan pengalaman menarik yang berkesan. Matur suwun.
Halo Rek!
Semoga kabarnya terus baik dan semangat ya! Pada bulan Juni 2025 lalu, bulan dimana hari lingkungan hidup diperingati, Pasar Brantas juga merayakan bulan ini dengan menggelar beberapa agenda mulai dari upacara Ranu Ayu dan Lomba Menggambar Anak-Anak. Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Upacara Ranu Ayu dan Penghormatan untuk Air
Upacara Ranu Ayu digelar berkat kerjasama antara Komunitas Arboretum Art Movement bekerjasama dengan Ekosistem Kreatif Brantas – yang menaungi Pasar Brantas. Upacara ini adalah bentuk seni kejadian berdampak atau impactful happening art yakni bentuk seni yang menggabungkan aksi langsung (peristiwa/ kejadian) dengan tujuan sosial, ekologis, atau budaya tertentu. Ia juga tidak hanya bertujuan untuk dinikmati secara estetika, tetapi juga untuk menggugah kesadaran, mengintervensi realitas sosial, atau menghasilkan perubahan nyata yang penting untuk masyarakat dan lingkungan.
“Ranu Ayu ini adalah bentuk penghormatan kepada alam lingkungan terutama Sungai Brantas sebagai sumber air kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Di Kecamatan Megaluh, telah lama dipercaya ada kerajaan astral bernama Sengeran yang berlokasi di Sungai Brantas. Keberadaannya seperti menjaga hubungan antara manusia, alam khususnya Sungai Brantas, dan dunia tak kasat mata agar selalu berkelanjutan.”ujar Novan Ardiansyah, Ketua Arboretum Art Movement.
Rangkaian ini diawali dengan kegiatan Gayeng Nang Museum yang bertempat di Museum Brantas Jombang pada malam 1 suro, diwujudkan rasa syukur atas berkah Tuhan Yang Maha Esa lewat kendurenan dan penampilan seni budaya Njombangan termasuk pembacaan tembang Kidung Ranu Ayu Dandhanggulo Pada 1-4. Pada Acara Gayeng Nang Museum ini para penampil antara lain grup karawitan Purnama Laras, grup opyak Adem Panas, grup dhagelan Kembang Anggrek, pembacaan puisi oleh Perempuan Brantas serta tentunya acara makin meriah dengan games berhadiah.
Dan acara inti diadakan pada perhelatan Pasar Brantas. Upacara dimulai dengan pengambilan air dari Sungai Brantas tepatnya yang ada di sisi Sengeran. Rombongan yang terdiri dari sekitar 20 orang berjalan dari area Sengeran menuju ke area Pasar Brantas sambil membawa air dalam kendi. Memasuki pintu Pasar Brantas, dilakukan penyucian dimana peserta rombongan membasuh tangan dengan air dari sungai tersebut. Upacara dilanjut dengan pembacaan do’a serta Gawan Sabda Karma yang berisi banyak pitutur untuk menjaga alam lingkungan. Adapun Gawan Sabda Karma berbunyi sebagai berikut:
gawaning alam tumrap sasama
tenampen dening titising pandakwa
Sengeran, Malem 1 Sasi Sura Saka Kaping 1959
manungsa kang tan weruha
marang memayu hayuning ranu lan sasama
dadya sabda ningsun ya wasesa ningsun
kang awujud bebaya
kajaba manungsa kang sudi rumeksa
tegese rumeksa nggennya memay
hayuning ranu klawan sasama
tinemu mulyaning agesang
tinampa dana warih wujuding tirta amerta
Artinya:
pesan alam untuk sesama
diterima oleh titisan penutur
Sengeran, Malem 1 bulan Sura Tahun Saka yang ke 1959
manusia yang tidak mengetahui
caranya mempercantik air dan sesamanya
jadlah sabdaku atas kekuasaanku
yang berwujud mara bahaya.
kecuali manusia yang mau menjaga
artinya menjaga atas dirinya untuk mempercantik
kecantikan air dan sesama
ditemukanlah kemuliaan hidup
diterimanya hadiah air wujudnya air kehidupan
Upacara ditutup dengan penampilan tari khas Jawa Barat yang bernama Nyi Ronggeng oleh adek Ilmi dan adek Sisca yang merupakan murid dari sanggar ILJ Art. Serta tentunya acara purak an dimana para peserta ikut makan bersama sajian tumpeng yang dihidangkan. Upacara ini adalah pertama kalinya digelar di desa-desa yang ada di pinggiran Sungai Brantas dengan tujuan untuk merayakan seni budaya serta kearifan lokal masyarakat. Tentunya dengan batasan dan edukasi bahwa upacara ini tetap dilakukan dengan koridor atau batasan yang sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar.
“Kami berterima kasih dan bersyukur atas adanya acara ini. Peringatan Suroan kami menjadi lebih berkesan dan bermakna karena dikemas dengan apik dalam bingkai apresiasi untuk Sungai Brantas.” pungkas Leni Mada, salah satu warga Desa Ngogri peserta acara.
Lomba Menggambar Museum Brantas Jombang
Lomba menggambar yang diadakan di Pasar Brantas kali ini adalah memang diselenggarakan spesial dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup. Adapun tema yang diangkat adalah “Sungai Brantasku Sayang, Sungai Brantasku Malang. Total ada belasan peserta yang mendaftar dengan sepuluh peserta yang datang di hari-H acara. Mereka berasal dari beberapa kecamatan yaitu Megaluh, Tembelang, Ploso, dan Diwek. Peserta terlihat antusias membuat karya terbaiknya dalam durasi sekitar 1,5 jam. Adapun karya peserta dinilai dari beberapa kriteria yakni keindahan dan kreativitas, kerapihan, dan kombinasi warna. Semua peserta mendapatkan sertifikat fisik atau cetak. Sedang pemenang yakni juara 1, 2, dan 3 mendapatkan piala, hadiah uang tunai, suvenir, serta sertifikat cetak.
Setelah melalui penilaian secara teliti, akhirnya lomba ini dimenangkan oleh berikut:
Juara 1: Alvian Nur Hidayat dari Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh
Juara 2: Erina Fela Novia dari Desa Sumberagung, Kecamatan Megaluh
Juara 3: Ghaly Sa’ad Rifai Utomo dari Desa Losari, Kecamatan Ploso
“Kami semua mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan para orang tua atau keluarga yang mendapingi anak-anak selama lomba berlangsung. Kami senang sekali melihat karya-karya indah dari mereka. Karya ini akan kami simpan untuk kemudian kami pamerkan secara online.” Jelas Johar Zauhariy, pendiri Ekosistem Kreatif Brantas. Sebagai informasi bahwa sama halnya dengan tahun lalu, karya peserta akan dipamerkan secara virtual. Tahun lalu pameran virtual bertajuk “Imaji Bebas, Anak-Anak Daerah Aliran Sungai Brantas.”
Keluarga Besar Ekosistem Kreatif Brantas mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut memeriahkan gelaran Pasar Brantas bulan Juni 2025 ini termasuk Komunitas Arboretum Art Movement, ILJ Art, dan berbagai pihak lainnya. Semoga penyelenggaraan acara ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dalam berbagai bentuk yang memungkinkan. Sampai jumpa dalam gelaran Pasar Brantas di bulan-bulan berikutnya!
Halo Rek! Ekosistem Kreatif Brantas menyapa kembali. Semoga kabar kalian semua baik dan sehat. Kami juga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H. Semoga kita selalu bisa menjadikan momen lebaran ini untuk terus mempekuat keikhlasan dan ketulusan akan pengorbanan yang kita lakukan. Seperti diketahui bersama bahwa Ekosistem Kreatif Brantas mengembangkan Njombangan sebagai payung besar pelestarian seni budaya. Salah satunya melalui pembentukan beberapa grup seni budaya. Tercatat lebih dari 9 grup seni budaya yang lahir dan berkembang. Paling terbaru adalah grup karawitan anak-anak yang bernama Satrya Purnama Damar Wulan.
Grup karawitan ini dibentuk sebagai upaya untuk melakukan regenerasi pelestari gamelan Jawa khususnya anak-anak. Saat ini terdapat sekitar 17 anggota yang mereka adalah anak-anak usia sekolah dasar. Ide pengembangan grup karawitan anak-anak ini sebenarnya sudah digagas sejak lama namun karena keterbatasan sumber daya dan waktu, baru bisa direalisasikan pada Q2 tahun 2025.
Nama Satrya Purnama Damar Wulan diambil karena beberapa alasan. Purnama adalah terkait dengan grup seni budaya yang telah dibentuk sebelumnya yakni grup jaranan New Kuda Purnama dan grup karawitan perempuan Purnama Laras. Sedang Damar Wulan diambil dari cerita rakyat dari zaman Kerajaan Majapahit yang banyak dituturkan di Jawa Timur termasuk di daerah dimana Ekosistem Kreatif Brantas berada.
“Keluarga Besar Ekosistem Kreatif Brantas senang akhirnya ide grup karawitan anak-anak ini terwujud. Kami mengapresiasi para orang tua yang telah mendaftarkan anak-anak mereka dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengeksplor khasanah seni budaya Jawa. Kami juga sangat senang melihat antusiasme dan semangat anak-anak dalam berlatih gamelan.” ujar Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar, pendiri Ekosistem Kreatif Brantas.
“Perasaan saya senang karena bisa belajar gamelan. Sebelumnya belum pernah belajar sama sekali.” ujar Ilmiatus Sa’diah, salah satu anggota grup karawitan anak-anak.
Sudah Tampil Perdana Beberapa Kali
Walau masih berusia kurang dari dua bulan, grup karawitan anak-anak ini sudah pernah tampil di depan umum sebanyak dua kali. Pertama adalah saat acara Syukuran Wiwit Panen yang diadakan di Bulan Mei 2025 lalu. Selain itu mereka juga tampil di Pasar Brantas juga di edisi Mei 2025. Anak-anak ini memainkan beberapa lagu Jawa seperti Suwe Ora Jamu. Walau baru beberapa minggu berlatih, namun mereka tetap percaya diri dan bisa tampil dengan sangat baik.
“Dengan adanya grup karawitan ini, kami berharap bahwa nantinya akan terlahir bibit-bibit muda yang terus melestarikan gamelan Jawa. Jika tidak diajarkan dan dipromosikan ke generasi muda, gamelan Jawa ini dikhawatirkan akan makin tersisih oleh zaman.” kata Yoyok Budi Utomo, salah satu pengajar grup karawitan.
Keanggotaan grup ini terbuka untuk umum dan gratis. Ekosistem Kreatif Brantas membuat grup komunikasi whatsapp untuk koordinasi dengan para orang tua atau pendamping para anggota grup karawitan. Ekosistem Kreatif Brantas juga memberikan penghargaan berupa kaos untuk para anggota yang aktif berlatih bersama grup karawitan ini. Bagi masyarkaat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya, bisa menghubungi narahubung yakni Mas Yoyok Budi Utomo: 0815-1574-2203. Latihan biasanya dilakukan seminggu sekali atau frekuensi yang disepakati bersama dan berlangsung di Dusun Ngogri, Desa Ngogri, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Matur suwun.
Adanya publikasi membuat inisiatif Ekosistem Pasar Brantas baik itu Pasar Brantas, Museum Bratas Jombang, maupun berbagai grup seni budaya Njombangan bisa dikenal oleh masyarakat lebih luas. Pemberitaan ini baik yang melalui media massa cetak, media massa online atau yang dibantu oleh teman-teman content creator dan influencer.
Adapun beberapa pemberitaan dalam bentuk artikel di media massa online antara lain sebagai berikut:
Sinergi Gapoktan Desa Ngogri Jombang dengan Ekosistem Kreatif Brantas, Gelar Syukuran Wiwit Panen
20 April 2025
Ekosistem Kreatit Brantas Jombang Luncurkan BSC, Dukung Konektivitas Pariwisata di Megaluh Raya
7 April 2025
Plt Camat Megaluh Jombang Kunjungi Pasar Brantas, Dorong Interkoneksi Wisata
27 Januari 2025
Museum Brantas Jombang Raih Prestasi Lomba Literasi Budaya Desa
13 Oktober 2024
18 Juni 2024
18 Juni 2024
Upaya Promosikan Wisata, Perempuan Brantas Jombang Gelar Pentas Seni Budaya
23 Juli 2024
Pasar Brantas Ngogri Jombang Jadi Wadah Kreativitas dan Ekspresi Warga
21 Februari 2024
Begini Keseruan Lomba Tradisi Opyak Njombangan yang Digelar di Ngogri, Jombang
20 November 2023
26 September 2023
Ekosistem Kreatif Brantas terus aktif berkegiatan dan memberi manfaat bagi banyak orang. Semoga semua inisiatif kebaikan kita selalu mendapat kelancaran dan berkah selalu.
Halo Rek! Pada jum’at sore, 27 Maret 2025 Museum Brantas Jombang kembali menggelar acara Gayeng Nang Museum. Ini adalah gelaran serupa yang ketiga kalinya. Gayeng Nang Museum adalah acara rangkaian pertunjukan seni budaya yang dari grup seni budaya Njombangan. Acara ini bertujuan untuk memberikan waktu dan tempat bagi para pegiat seni budaya untuk mengekspresikan karya dan antusiasmenya. Selain itu tentunya adalah untuk memupuk kesetiakawanan sosial terutama bagi keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas dan masyarakat di sekitar Museum Brantas Jombang.
Pada penyelenggaraan acara di Ramadhan 1446 H, cuaca dari siang mendung lantas hujan. Panitia sempat khawatir bahwa acara akan dibatalkan atau setidaknya dijadwalkan ulang. Padahal aneka makanan dan minuman sudah dipesan juga disiapkan untuk kebutuhan buka bersama. Alhamdulillah, jelang sore cuaca berangsur cerah. Walau sedikit gerimis, namun tidak mengurangi antusiasme pengisi acara serta penonton yang mayoritas adalah warga sekitar. Namun memang kondisi gerimis menyebabkan mulainya acara tertunda dan telat sekitar 1 jam.
Sebelum acara inti dimulai, ada pertunjukan jaran dor. Musik jaran dor yang keras membuat suasana makin semangat dan hidup. Acara dibuka dengan bacaan doa serta sambutan dari Mas Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar, penggagas dan pemilik Museum Brantas Jombang. Setelah itu, dilanjutkan dengan penampilan dari anak-anak grup terbangan SDN Ngogri 1. Mereka menampilkan dua lagu Islami. Ini adalah pertama kalinya mereka tampil di Museum Brantas Jombang. Acara dilanjutkan dengan games berhadiah dimana beberapa penonton maju dan diberi pertanyaan. Bagi yang berhasil menjawab dengan benar, mendapatkan hadiah menarik. Acara lantas makin meriah dengan penampilan grup musik akustik Suara Brantas. Grup akustik ini adalah grup seni budaya terakhir yang dibentuk di bawah naungan Njombangan. Berbagai lagu dinyanyikan termasuk dua lagu ciptaan sendiri yakni Mlaku-Mlaku Nang Megaluh dan Jombang Kota Toleransi.
“Saya senang bisa ikut tampil menjadi penyanyi grup akustik Suara Brantas. Saya sangat berterima kasih atas adanya acara ini karena bisa mendekatkan warga satu sama lain serta merayakan gelaran Ramadhan 1446 H.” kata Fitri, vokalis grup akustik Suara Brantas. Sebenarnya ada juga penampilan grup lain yang dijadwalkan seperti Wayang Brantas dan Dhagelan Kembang Anggrek. Namun karena terkendala waktu, sudah maghrib, akhirnya penampilan mereka dibatalkan.
Berbuka Bersama dan Aneka Doorprize
Sebagai momen berbagi, juga diadakan buka bersama dengan para pengisi acara dan penonton. Ada 3 menu makanan yang disajikan yakni rawon, lodeh, dan pecel. Selain itu aneka gorengan, buah-buahan, serta minuman segar juga tersaji. Para peserta (pengisi acara dan penonton) terlihat sangat antusias menikmati kudapan tersebut, yang mana kala itu adalah momen akhir di Ramadhan 1446 H ini. “Ini adalah Gayeng Nang Museum yang pertama kali diadakan pada bulan suci Ramadhan. Walau terkendala cuaca namun acara ini akhirnya berjalan ramai dan meriah di tengah segala keterbatasan. Tidak mudah untuk menyelenggarakan suatu acara, dengan demikian segala partisipasi dan kontribusi sekecil apapun layak untuk diapresiasi.” ujar Johar.
Pengundian doorprize menarik menutup acara yang dihadiri oleh
lebih dari 50 orang ini. Peserta tampak antusias mendengar pengumuman nomor
undian mana yang memenangkan doorprize tersebut. Kami mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang terlibat. Sampai jumpa di acara Gayeng Nang Museum
berikutnya!
Halo Rek! Teman-teman semua, semoga Ramadhan tahun ini memberi banyak keberkahan untuk kita semua. Dalam rangka menyemarakkan bulan suci ini, keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas menggelar berbagai kegiatan seru. Kegiata ini tentunya bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan kohesi sosial antara masyarakat, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berlomba dan menyalurkan bakat, serta memberikan apresiasi atau penghargaan kepada sesama sebagai wujud rasa syukur atas segala berkat dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Rangkaian acara pertama tentunya adalah Pasar Brantas edisi Ramadhan 1446 H. Pasar Brantas kali ini diadakan 2 kali yakni pada 9 Maret dan 23 Maret 2025. Pada penyelenggaraan pertama, diadakan lomba tartil Al Qur’an yang dimana hampir 50 anak-anak usia SD/ MI/ sederajat mendaftar. Peserta berasal dari berbagai kecamatan di Jombang mulai dari Megaluh, Ngoro, Diwek, dan Mojowarno. Tema lomba ini adalah “Al Qur’an sebagai Cahaya Hidup” yang mengandung makna Al Qur’an merupakan pedoman dan pegangan hidup bagi muslim dan muslimah. Dalam lomba ini, peserta boleh memilih surat Al Qur’an yang akan dibacakan ketika lomba yakni Surat Adh Dhuha, Surat Al Humazah, Surat Al Kafirun, Surat Al Qoriah, Surat Al Zalzalah. Penjurian dilakukan atas beberapa kriteria seperti kejelasan dan kemerduan suara (30%), ketepatan tajwid (40%), sikap dan penjiwaan (15%), dan kerapihan busana (15%).
Setelah melalui proses penjurian yang adil dan transparan, akhirnya terpilih juara 1, 2, dan 3 sebagai berikut:
Juara 1
Nadzira
Qurbah Sholihah
Dusun Paritan, Desa Sudimoro, Kec. Megaluh
SDIT Al Adzkia Sentul
Juara 2
Ziyadatul
Hamidah
Dusun Sono, Desa Ngogri, Kec. Megaluh
SDN Ngogri 1
Juara 3
M. Ubaid
Fawas Al Fatih
Dusun Dempok, Desa Sidomulyo, Kec. Megaluh
MI Miftahul Ulum Pacar Peluk
Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang serta tentunya
terima kasih kepada seluruh peserta dan orang tua atau guru yang mendampingi
adek-adek peserta. Semoga lomba ini bermanfaat dan mendatangkan berkah. Amin.
Pasar Brantas juga makin meriah siang ke sore itu karena adanya hiburan dari
grup hadroh dan samroh Rahmatan Lil Alamin. Mereka menampilkan beberapa lagu
bernafaskan Islami baik yang berbahasa Jawa maupun berbahasa Arab.
Pada penyelenggaran Pasar Brantas di hari Minggu, 23 Maret 2025, dilakukan pembagian takjil berupa minuman es dan jajan kepada masyarakat yang lewat di sekitar Pasar Brantas. Kegiatan ini merupakan bentuk berbagi syukur dan nikmat kepada warga sekitar. Selain itu, grup akustik Suara Brantas juga hadir memeriahkan suasana. Grup ini menyanyikan beberapa lagu Islami termasuk lagu yang diciptakan sendiri yakni Mlaku-Mlaku Nang Megaluh.
Kami bersyukur bahwa di tengah keterbasan, Pasar Brantas tetap bisa bergiat dan memberikan dampak bagi masyarakat. Selamat menjalankan ibadah puasa dan rangkaian kegiatan ibadah lainnya. Semoga Ramadhan ini memberi berkah bagi kita semua dalam berbagai bentuk yang dirahmati Allah SWT.
Matur suwun.
Halo Rek! Semoga kabarnya selalu baik dan sehat. Pasca kunjungan dari Plt Camat Megaluh beberapa waktu lalu, keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas menyambut baik rencana dari Pemerintah Kecamatan untuk mewujudkan interkoneksi pengembangan pariwisata, seni, dan budaya yang ada di Kecamatan Megaluh. Kecamatan Megaluh adalah kecamatan di sisi barat Kabupaten Jombang yang terdiri dari 13 desa yakni Kedung Rejo, Pacarpeluk, Sumberagung, Dukungarum, Balonggemek, Sidomulyo, Ngogri, Sudimoro, Sumbersari, Megaluh, Balongsari, Gongseng, dan Turipinggir.
Faktanya memang Kecamatan Megaluh memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Potensi alam seperti aliran Sungai Brantas dan beberapa sungai kecil lainnya serta hamparan sawah dataran rendah yang menjadi landskap alam paling dominan di kecamatan ini. Potensi seni budaya seperti keberadaan grup seni budaya jaran kepang atau kuda lumping, dhagelan, karawitan dan campursari, gejok lesung, hadroh dan samroh, opyak, dan wayang serta keberadaan rumah-rumah tradisional khas Jawa Timur yang disebut dara gepak. Potensi sejarah dengan keberadaan beberapa situs bersejarah seperti Damar Wulan dan Candi Mireng. Potensi kuliner dengan adanya banyak warung yang menjual makanan khas Jawa Timur seperti rawon, soto, lodeh, pecel, rujak, tahu thek dan tentunya aneka sambelan ikan sungai atau iwak kali.
Selain itu di kecamatan ini juga berkembang berbagai usaha kecil menengah (UKM) dengan produk yang beragam mulai dari makanan atau minuman seperti olahan salak, aneka kue, dan aneka keripik; produk fashion dan rajutan; produk berbasis bambu misalnya kurungan burung, dan masih banyak lagi. Tentu tidak ketinggalan bahwa kecamatan ini merupakan lumbung padi sekaligus penghasil semangka, melon, dan timun suri yang sudah terkenal. Aliran Sungai Brantas juga memberikan berkah berupa ikan lokal khas Sungai Brantas seperti rengkik, jendil, dan aneka kerang sungai seperti kremis dan kijing. Dengan demikian, kecamatan ini menjadi penting dan strategis dalam mendukung adanya ketahanan pangan dari tingkat desa sampai kecamatan.
Grup opyak Adem Ayem adalah satu dari tujuh grup seni budaya yang ada di Desa Ngogri. Terdiri dari belasan anggota baik laki-laki dan perempuan. Kali ini grup ini membuat lagu terkait dengan Kecamatan Megaluh. Lagu ini berisi cerita tentang pertemanan dan silaturahmi yang mulai merenggang karena jarangnya bertemu serta berkomunikasi. Padahal menyambung silaturahmi dengan teman dan pastinya adalah hal yang penting. Rasa kangen untuk bertemu menjadi harapan. Nah ide bertemu ini ternyata akan lebih seru jika sambil jalan-jalan di Kecamatan Megaluh. Ternyata kecamatan ini punya banyak atraksi wisata yang menarik untuk dijelajahi. “Kami berharap bahwa lagu yang berjudul Mlaku-Mlaku Nang Megaluh ini bisa menjadi salah satu media untuk promosi pariwisata, seni, dan budaya yang ada di Kecamatan Megaluh.” ujar Fitri, anggota grup opyak Adem Ayem.
Lagu ini bisa diakses di youtube Ekosistem Kreatif Brantas dan nantinya grup opyak ini berharap bisa melakukan syuting video klip lagu tersebut. Ekosistem Kreatif Brantas juga akan mengadakan kegiatan promosi untuk memperkenalkan lagu ini ke masyarakat luas khususnya Megaluh dan Kabupaten Jombang lainnya. Berikut ini adalah lirik dari lagu Mlaku-Mlaku Nang Megaluh.
Halo Rek pie koe kabar e?
Wes suwi ra tau ketemu rasane
Mugo becik, sehat, tentrem atine
Opo koe ra kangen awak dhewe
.
Ayo ndang pisan-pisan ketemu
Guyon jagongan bareng podho ngguyu
Malah penak disambi mlaku-mlaku
Nang Megaluh daerah e mesti seru!
.
Reff 1:
Megaluh kecamatan nang Jombang
Pisan-pisan ayo kabeh ndang sambang
Cakut kenal bakal gae kebimbang
Suwe-suwe mesti tresno lan sayang
.
Taman Turipinggir karyane wargo
Situs Damar Wulan nang Sudimoro
Pasar Megaluh dodolan werno-werno
Olahan salak onok nang Kedung Rejo
.
Pacarpeluk pusat usaha genteng
Monumen perjuangan nang Desa
Gongseng
Situs Candi Mireng nang Sumberagung
Kabeh deso ndue kebanggaan luhung
.
Reff 2:
Megaluh wonge blater ramah-ramah
Gotong royong mesti ra bakal bubrah
Sugih karo werno seni budoyo
Terkenal dadi penghasil semongko
.
Kali Brantas ojo koe sampek lali
Mangan enak penyetan iwak kali
Dijogo bareng supoyo lestari
Museum e ono nang Deso Ngogri
.
Balonggemek, Sidomulyo, Sumbersari
Disyukuri kabeh berkah e ilahi
Dukuharum lan Deso Balongsari
Mugo kabeh podho lancar rejeki
.
Balik ke Reff 1
Balik ke Reff 2
.
Reff 3:
Megaluh kebanggaan Jawa Timur
Kerjo keras nganti kabeh podho makmur
Rawe rantas yo malang-malang putung
Silaturahmi yok terus disambung!
Karya: Tim Ekosistem Kreatif Brantas – Grup Opyak Adem Ayem
Nada : Yoyok Budi Utomo
Lirik : Muchdlir Johar Zauhariy
Tim Pengembang:
Plt Camat Megaluh, Bapak Nurdin Purwoko, beserta jajaran melakukan kunjungan ke Pasar Brantas pada Minggu, 26 Januari 2025. Pasar Brantas yang berada di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Jombang adalah pasar tematik sebulan sekali yang sudah berjalan 2 tahun dan bertujuan untuk pengembangan ekonomi masyarakat sekitar, wadah promosi seni budaya, dan wadah penggalangan kepedulian lingkungan khususnya Sungai Brantas. Selama kunjungan, Bapak Camat melakukan dialog dengan warga, menyaksikan dan mencoba berbagai tampilan seni budaya seperti karawitan, gejok lesung, dan dhagelan serta berkunjung ke Museum Brantas Jombang yang ada di desa itu. “Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan dukungan Bapak Camat beserta jajaran. Kami berharap geliat wisata, seni, dan budaya di desa kami makin berkembang melalui kolaborasi berbagai pihak termasuk Pemerintah Kecamatan Megaluh.” kata Agus Lishartitik, Kepala Desa Ngogri.
Acara pada pagi itu berjalan dengan gayeng dan meriah. Grup karawitan perempuan Purnama Laras dengan apik menampilkan berbagai gending-gending campursari lagu-lagu Jawa populer. Begitu juga dengan grup gejok lesung Guyub Rukun yang terlihat mengajak banyak pengunjung usia muda memainkan musik tradisional itu. Sebagai informasi, grup gejok lesung ini adalah yang satu-satunya ada di Kecamatan Megaluh. Acara makin dipenuhi dengan gelak tawa ketika grup dhagelan Kembang Anggrek (Kempal Bareng Ayo Ngguyu Rek) tampil dengan lakon dukun tiban. Lakon ini bercerita tentang seorang dukun yang kedatangan beberapa tamu/ kliennya. Ada yang minta hujan karena mau tanam/ tandur di sawah. Ada juga yang datang minta agar tidak turun hujan atau cuaca cerah karena yang bersangkutan akan ada tanggapan. Ada juga tamu lainnya yang datang protes karena ubo rampe yang diberikan oleh si dukun ternyata keliru. Tidak disangka ternyata kemudian para tamu/ klien tersebut mendatangi rumah dukun kembali bersama-sama. Seperti penyelenggaraan Pasar Brantas pada umumnya, juga diselenggarakan games berhadiah Tebak Lambe dalam format baru yakni Komunikata.
Saat berada di Museum Brantas Jombang, Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar yang merupakan pendiri Ekosistem Kreatif Brantas mengatakan bahwa Ekosistem Kreatif Brantas adalah inisiatif paying yang menaungi tiga klaster sub inisiatif yakni Njombangan, Pasar Brantas, dan Museum Brantas Jombang. “Inisiatif awal yang kami dirikan adalah Njombangan yang terdiri dari 7 grup seni budaya mulai dari jaranan, karawitan dan campursari, gejok lesung, opyak, hadroh dan samroh, dhagelan, dan wayang.” kata Johar. Di museum itu pula, Mas Jaka yang memandu kunjungan menjelaskan tentang Wayang Brantas, wayang klitik kreasi yang mengangkat cerita-cerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan. Saat ini ada ratusan kharakter Wayang Brantas baik itu manusia, flora, fauna, bahkan makhluk halus.
Kunjungan Plt Camat dan jajaran ini merupakan bagian dari upaya pemetaan, dokumentasi, dan promosi potensi wisata yang ada di Megaluh Raya, meliputi seluruh desa di Megaluh, yang totalnya ada 13 desa. Megaluh memiliki potensi alam berupa aliran Sungai Brantas dan beberapa anak sungainya, bentangan sawah luas yang menjadi garda ketahanan dan lumbung pangan di Jombang, serta kekayaan sejarah, seni, dan budaya termasuk keberadaan situs bersejarah Damar Wulan. “Kami mendorong adanya rencana pengembangan interkoneksi pariwisata di Megaluh karena potensinya yang banyak dan beragam. Ke depannya, kami akan terus mengagendakan berbagai diskusi bersama para pegiat wisata, seni, dan budaya Megaluh. Harapannya, pariwisata bisa memberikan berbagai dampak baik bagi masyarakat setempat” ujar Nurdin Purwoko.
Wayang dan Tari di Situs Damar Wulan
Selepas santap siang, rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke situs Damar Wulan yang ada di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, Jombang. Desa ini adalah desa tetangga Desa Ngogri, yang mana lokasi situs tidak lebih dari dua menit dari lokasi Pasar Brantas. Untuk tujuan yang sama, tim Pemerintah Kecamatan Megaluh melakukan dokumentasi di situs tersebut. Keluarga Besar Njombangan yang merupakan bagian dari Ekosistem Kreatif Brantas ikut menjadi talent yakni untuk penampilan tari remo yang dibawakan oleh Ilmi, Ifa, dan Nadia serta wayang punokawan yang dibawakan oleh Cak Jaka. Wayang yang ditampilkan menampilkan cerita tentang Petruk dan Bagong yang berkelana dan akhirnya sampai di tempat yang indah yakni Situs Damar Wulan. Ternyata Bagong baru tahu ada situs Damar Wulan tersebut. Lantas muncul Semar yang memberikan penjelasan tentang siapa itu Damar Wulan juga pentingnya tahu dan menghargai sejarah.
Lebih lanjut, keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas berkomitmen untuk ikut dalam proses membangun Megaluh sebagai pusat pariwisata, seni, dan budaya berbasis pesisir atau tepian sungai. Ekosistem Kreatif Brantas akan ikut serta dalam diskusi lintas pegiat wisata, seni, dan budaya se-Megaluh Raya yang difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan Megaluh, serta tentunya secara paralal akan tetap berproses dan bergiat dengan berbagai inisiatif yang sudah kami rencanakan.