• info@njombangan.com

Yearly Archive2025

Momen Berbagi dalam Gayeng Nang Museum Spesial Ramadhan 1446 H

Halo Rek! Pada jum’at sore, 27 Maret 2025 Museum Brantas Jombang kembali menggelar acara Gayeng Nang Museum. Ini adalah gelaran serupa yang ketiga kalinya. Gayeng Nang Museum adalah acara rangkaian pertunjukan seni budaya yang dari grup seni budaya Njombangan. Acara ini bertujuan untuk memberikan waktu dan tempat bagi para pegiat seni budaya untuk mengekspresikan karya dan antusiasmenya. Selain itu tentunya adalah untuk memupuk kesetiakawanan sosial terutama bagi keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas dan masyarakat di sekitar Museum Brantas Jombang.

Do’a Bersama di Awal Acara

Pada penyelenggaraan acara di Ramadhan 1446 H, cuaca dari siang mendung lantas hujan. Panitia sempat khawatir bahwa acara akan dibatalkan atau setidaknya dijadwalkan ulang. Padahal aneka makanan dan minuman sudah dipesan juga disiapkan untuk kebutuhan buka bersama. Alhamdulillah, jelang sore cuaca berangsur cerah. Walau sedikit gerimis, namun tidak mengurangi antusiasme pengisi acara serta penonton yang mayoritas adalah warga sekitar. Namun memang kondisi gerimis menyebabkan mulainya acara tertunda dan telat sekitar 1 jam.

Sebelum acara inti dimulai, ada pertunjukan jaran dor. Musik jaran dor yang keras membuat suasana makin semangat dan hidup. Acara dibuka dengan bacaan doa serta sambutan dari Mas Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar, penggagas dan pemilik Museum Brantas Jombang. Setelah itu, dilanjutkan dengan penampilan dari anak-anak grup terbangan SDN Ngogri 1. Mereka menampilkan dua lagu Islami. Ini adalah pertama kalinya mereka tampil di Museum Brantas Jombang. Acara dilanjutkan dengan games berhadiah dimana beberapa penonton maju dan diberi pertanyaan. Bagi yang berhasil menjawab dengan benar, mendapatkan hadiah menarik. Acara lantas makin meriah dengan penampilan grup musik akustik Suara Brantas. Grup akustik ini adalah grup seni budaya terakhir yang dibentuk di bawah naungan Njombangan. Berbagai lagu dinyanyikan termasuk dua lagu ciptaan sendiri yakni Mlaku-Mlaku Nang Megaluh dan Jombang Kota Toleransi.

Grup Terbangan Anak-Anak SDN Ngogri 1 yang Ikut Tampil

“Saya senang bisa ikut tampil menjadi penyanyi grup akustik Suara Brantas. Saya sangat berterima kasih atas adanya acara ini karena bisa mendekatkan warga satu sama lain serta merayakan gelaran Ramadhan 1446 H.” kata Fitri, vokalis grup akustik Suara Brantas. Sebenarnya ada juga penampilan grup lain yang dijadwalkan seperti Wayang Brantas dan Dhagelan Kembang Anggrek. Namun karena terkendala waktu, sudah maghrib, akhirnya penampilan mereka dibatalkan.

Tanya Jawab Berhadiah dengan Peserta

Berbuka Bersama dan Aneka Doorprize

Sebagai momen berbagi, juga diadakan buka bersama dengan para pengisi acara dan penonton. Ada 3 menu makanan yang disajikan yakni rawon, lodeh, dan pecel. Selain itu aneka gorengan, buah-buahan, serta minuman segar juga tersaji. Para peserta (pengisi acara dan penonton) terlihat sangat antusias menikmati kudapan tersebut, yang mana kala itu adalah momen akhir di Ramadhan 1446 H ini. “Ini adalah Gayeng Nang Museum yang pertama kali diadakan pada bulan suci Ramadhan. Walau terkendala cuaca namun acara ini akhirnya berjalan ramai dan meriah di tengah segala keterbatasan. Tidak mudah untuk menyelenggarakan suatu acara, dengan demikian segala partisipasi dan kontribusi sekecil apapun layak untuk diapresiasi.” ujar Johar.

Pemenang Doorprize Produk

Pengundian doorprize menarik menutup acara yang dihadiri oleh lebih dari 50 orang ini. Peserta tampak antusias mendengar pengumuman nomor undian mana yang memenangkan doorprize tersebut. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Sampai jumpa di acara Gayeng Nang Museum berikutnya!

Semarak Ramadhan 1446 H di Pasar Brantas

Halo Rek! Teman-teman semua, semoga Ramadhan tahun ini memberi banyak keberkahan untuk kita semua. Dalam rangka menyemarakkan bulan suci ini, keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas menggelar berbagai kegiatan seru. Kegiata ini tentunya bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan kohesi sosial antara masyarakat, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berlomba dan menyalurkan bakat, serta memberikan apresiasi atau penghargaan kepada sesama sebagai wujud rasa syukur atas segala berkat dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Penampilan Salah Satu Peserta

Rangkaian acara pertama tentunya adalah Pasar Brantas edisi Ramadhan 1446 H. Pasar Brantas kali ini diadakan 2 kali yakni pada 9 Maret dan 23 Maret 2025. Pada penyelenggaraan pertama, diadakan lomba tartil Al Qur’an yang dimana hampir 50 anak-anak usia SD/ MI/ sederajat mendaftar. Peserta berasal dari berbagai kecamatan di Jombang mulai dari Megaluh, Ngoro, Diwek, dan Mojowarno. Tema lomba ini adalah “Al Qur’an sebagai Cahaya Hidup” yang mengandung makna Al Qur’an merupakan pedoman dan pegangan hidup bagi muslim dan muslimah. Dalam lomba ini, peserta boleh memilih surat Al Qur’an yang akan dibacakan ketika lomba yakni Surat Adh Dhuha, Surat Al Humazah, Surat Al Kafirun, Surat Al Qoriah, Surat Al Zalzalah. Penjurian dilakukan atas beberapa kriteria seperti kejelasan dan kemerduan suara (30%),  ketepatan tajwid (40%), sikap dan penjiwaan (15%), dan kerapihan busana (15%).

Penampilan Peserta Lainnya

Setelah melalui proses penjurian yang adil dan transparan, akhirnya terpilih juara 1, 2, dan 3 sebagai berikut:

Juara 1

Nadzira Qurbah Sholihah
Dusun Paritan, Desa Sudimoro, Kec. Megaluh
SDIT Al Adzkia Sentul

Juara 2

Ziyadatul Hamidah
Dusun Sono, Desa Ngogri, Kec. Megaluh
SDN Ngogri 1

Juara 3

M. Ubaid Fawas Al Fatih
Dusun Dempok, Desa Sidomulyo, Kec. Megaluh
MI Miftahul Ulum Pacar Peluk

Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang serta tentunya terima kasih kepada seluruh peserta dan orang tua atau guru yang mendampingi adek-adek peserta. Semoga lomba ini bermanfaat dan mendatangkan berkah. Amin.

Pasar Brantas juga makin meriah siang ke sore itu karena adanya hiburan dari grup hadroh dan samroh Rahmatan Lil Alamin. Mereka menampilkan beberapa lagu bernafaskan Islami baik yang berbahasa Jawa maupun berbahasa Arab.

Pada penyelenggaran Pasar Brantas di hari Minggu, 23 Maret 2025, dilakukan pembagian takjil berupa minuman es dan jajan kepada masyarakat yang lewat di sekitar Pasar Brantas. Kegiatan ini merupakan bentuk berbagi syukur dan nikmat kepada warga sekitar. Selain itu, grup akustik Suara Brantas juga hadir memeriahkan suasana. Grup ini menyanyikan beberapa lagu Islami termasuk lagu yang diciptakan sendiri yakni Mlaku-Mlaku Nang Megaluh.

Grup Hadroh & Samroh Rahmatan Lil Alamin Turut Memeriahkan Acara

Kami bersyukur bahwa di tengah keterbasan, Pasar Brantas tetap bisa bergiat dan memberikan dampak bagi masyarakat. Selamat menjalankan ibadah puasa dan rangkaian kegiatan ibadah lainnya. Semoga Ramadhan ini memberi berkah bagi kita semua dalam berbagai bentuk yang dirahmati Allah SWT.

Matur suwun.

Dukung Pengembangan Megaluh Raya, Grup Opyak Adem Ayem Ciptakan Lagu “Mlaku-Mlaku Nang Megaluh”

Halo Rek! Semoga kabarnya selalu baik dan sehat. Pasca kunjungan dari Plt Camat Megaluh beberapa waktu lalu, keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas menyambut baik rencana dari Pemerintah Kecamatan untuk mewujudkan interkoneksi pengembangan pariwisata, seni, dan budaya yang ada di Kecamatan Megaluh. Kecamatan Megaluh adalah kecamatan di sisi barat Kabupaten Jombang yang terdiri dari 13 desa yakni Kedung Rejo, Pacarpeluk, Sumberagung, Dukungarum, Balonggemek, Sidomulyo, Ngogri, Sudimoro, Sumbersari, Megaluh, Balongsari, Gongseng, dan Turipinggir.

Faktanya memang Kecamatan Megaluh memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Potensi alam seperti aliran Sungai Brantas dan beberapa sungai kecil lainnya serta hamparan sawah dataran rendah yang menjadi landskap alam paling dominan di kecamatan ini. Potensi seni budaya seperti keberadaan grup seni budaya jaran kepang atau kuda lumping, dhagelan, karawitan dan campursari, gejok lesung, hadroh dan samroh, opyak, dan wayang serta keberadaan rumah-rumah tradisional khas Jawa Timur yang disebut dara gepak. Potensi sejarah dengan keberadaan beberapa situs bersejarah seperti Damar Wulan dan Candi Mireng. Potensi kuliner dengan adanya banyak warung yang menjual makanan khas Jawa Timur seperti rawon, soto, lodeh, pecel, rujak, tahu thek dan tentunya aneka sambelan ikan sungai atau iwak kali.

Proses Penciptaan Lagu

Selain itu di kecamatan ini juga berkembang berbagai usaha kecil menengah (UKM) dengan produk yang beragam mulai dari makanan atau minuman seperti olahan salak, aneka kue, dan aneka keripik; produk fashion dan rajutan; produk berbasis bambu misalnya kurungan burung, dan masih banyak lagi. Tentu tidak ketinggalan bahwa kecamatan ini merupakan lumbung padi sekaligus penghasil semangka, melon, dan timun suri yang sudah terkenal. Aliran Sungai Brantas juga memberikan berkah berupa ikan lokal khas Sungai Brantas seperti rengkik, jendil, dan aneka kerang sungai seperti kremis dan kijing. Dengan demikian, kecamatan ini menjadi penting dan strategis dalam mendukung adanya ketahanan pangan dari tingkat desa sampai kecamatan.

Grup opyak Adem Ayem adalah satu dari tujuh grup seni budaya yang ada di Desa Ngogri. Terdiri dari belasan anggota baik laki-laki dan perempuan. Kali ini grup ini membuat lagu terkait dengan Kecamatan Megaluh. Lagu ini berisi cerita tentang pertemanan dan silaturahmi yang mulai merenggang karena jarangnya bertemu serta berkomunikasi. Padahal menyambung silaturahmi dengan teman dan pastinya adalah hal yang penting. Rasa kangen untuk bertemu menjadi harapan. Nah ide bertemu ini ternyata akan lebih seru jika sambil jalan-jalan di Kecamatan Megaluh. Ternyata kecamatan ini punya banyak atraksi wisata yang menarik untuk dijelajahi. “Kami berharap bahwa lagu yang berjudul Mlaku-Mlaku Nang Megaluh ini bisa menjadi salah satu media untuk promosi pariwisata, seni, dan budaya yang ada di Kecamatan Megaluh.” ujar Fitri, anggota grup opyak Adem Ayem.

Proses Penciptaan Lagu

Lagu ini bisa diakses di youtube Ekosistem Kreatif Brantas dan nantinya grup opyak ini berharap bisa melakukan syuting video klip lagu tersebut. Ekosistem Kreatif Brantas juga akan mengadakan kegiatan promosi untuk memperkenalkan lagu ini ke masyarakat luas khususnya Megaluh dan Kabupaten Jombang lainnya. Berikut ini adalah lirik dari lagu Mlaku-Mlaku Nang Megaluh.

Halo Rek pie koe kabar e?

Wes suwi ra tau ketemu rasane

Mugo becik, sehat, tentrem atine

Opo koe ra kangen awak dhewe

.

Ayo ndang pisan-pisan ketemu

Guyon jagongan bareng podho ngguyu

Malah penak disambi mlaku-mlaku

Nang Megaluh daerah e mesti seru!

.

Reff 1:

Megaluh kecamatan nang Jombang

Pisan-pisan ayo kabeh ndang sambang

Cakut kenal bakal gae kebimbang

Suwe-suwe mesti tresno lan sayang

.

Taman Turipinggir karyane wargo

Situs Damar Wulan nang Sudimoro

Pasar Megaluh dodolan werno-werno

Olahan salak onok nang Kedung Rejo

.

Pacarpeluk pusat usaha genteng

Monumen perjuangan nang Desa

Gongseng

Situs Candi Mireng nang Sumberagung

Kabeh deso ndue kebanggaan luhung

.

Reff 2:

Megaluh wonge blater ramah-ramah

Gotong royong mesti ra bakal bubrah

Sugih karo werno seni budoyo

Terkenal dadi penghasil semongko

.

Kali Brantas ojo koe sampek lali

Mangan enak penyetan iwak kali

Dijogo bareng supoyo lestari

Museum e ono nang Deso Ngogri

.

Balonggemek, Sidomulyo, Sumbersari

Disyukuri kabeh berkah e ilahi

Dukuharum lan Deso Balongsari

Mugo kabeh podho lancar rejeki

.

Balik ke Reff 1

Balik ke Reff 2

.

Reff 3:

Megaluh kebanggaan Jawa Timur

Kerjo keras nganti kabeh podho makmur

Rawe rantas yo malang-malang putung

Silaturahmi yok terus disambung!

Lagu Sebagai Bukti Nyata Kreasi dan Dedikasi untuk Megaluh

Karya: Tim Ekosistem Kreatif Brantas – Grup Opyak Adem Ayem

Nada : Yoyok Budi Utomo

Lirik  : Muchdlir Johar Zauhariy

Tim Pengembang:

  • Faizatur Rochmah
  • Fitri Dwi Cahyani
  • Hidayat Pamujo
  • Lahir Jaka
  • Sudilah
  • Surami
  • Umbar

Plt Camat Megaluh Kunjungi Pasar Brantas, Dukung Interkoneksi Pariwisata di Megaluh Raya

Plt Camat Megaluh, Bapak Nurdin Purwoko, beserta jajaran melakukan kunjungan ke Pasar Brantas pada Minggu, 26 Januari 2025. Pasar Brantas yang berada di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Jombang adalah pasar tematik sebulan sekali yang sudah berjalan 2 tahun dan bertujuan untuk pengembangan ekonomi masyarakat sekitar, wadah promosi seni budaya, dan wadah penggalangan kepedulian lingkungan khususnya Sungai Brantas. Selama kunjungan, Bapak Camat melakukan dialog dengan warga, menyaksikan dan mencoba berbagai tampilan seni budaya seperti karawitan, gejok lesung, dan dhagelan serta berkunjung ke Museum Brantas Jombang yang ada di desa itu. “Kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan dukungan Bapak Camat beserta jajaran. Kami berharap geliat wisata, seni, dan budaya di desa kami makin berkembang melalui kolaborasi berbagai pihak termasuk Pemerintah Kecamatan Megaluh.” kata Agus Lishartitik, Kepala Desa Ngogri.

“Keseruan Tebak Lambe: Komunikata”

Acara pada pagi itu berjalan dengan gayeng dan meriah. Grup karawitan perempuan Purnama Laras dengan apik menampilkan berbagai gending-gending campursari lagu-lagu Jawa populer. Begitu juga dengan grup gejok lesung Guyub Rukun yang terlihat mengajak banyak pengunjung usia muda memainkan musik tradisional itu. Sebagai informasi, grup gejok lesung ini adalah yang satu-satunya ada di Kecamatan Megaluh. Acara makin dipenuhi dengan gelak tawa ketika grup dhagelan Kembang Anggrek (Kempal Bareng Ayo Ngguyu Rek) tampil dengan lakon dukun tiban. Lakon ini bercerita tentang seorang dukun yang kedatangan beberapa tamu/ kliennya. Ada yang minta hujan karena mau tanam/ tandur di sawah. Ada juga yang datang minta agar tidak turun hujan atau cuaca cerah karena yang bersangkutan akan ada tanggapan. Ada juga tamu lainnya yang datang protes karena ubo rampe yang diberikan oleh si dukun ternyata keliru. Tidak disangka ternyata kemudian para tamu/ klien tersebut mendatangi rumah dukun kembali bersama-sama. Seperti penyelenggaraan Pasar Brantas pada umumnya, juga diselenggarakan games berhadiah Tebak Lambe dalam format baru yakni Komunikata.

“Cak Jaka Menjelaskan tentang Museum Brantas Jombang” kepada Plt Camat Megaluh”

Saat berada di Museum Brantas Jombang, Muchdlir Zauhariy atau akrab disapa Johar yang merupakan pendiri Ekosistem Kreatif Brantas mengatakan bahwa Ekosistem Kreatif Brantas adalah inisiatif paying yang menaungi tiga klaster sub inisiatif yakni Njombangan, Pasar Brantas, dan Museum Brantas Jombang. “Inisiatif awal yang kami dirikan adalah Njombangan yang terdiri dari 7 grup seni budaya mulai dari jaranan, karawitan dan campursari, gejok lesung, opyak, hadroh dan samroh, dhagelan, dan wayang.” kata Johar. Di museum itu pula, Mas Jaka yang memandu kunjungan menjelaskan tentang Wayang Brantas, wayang klitik kreasi yang mengangkat cerita-cerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan. Saat ini ada ratusan kharakter Wayang Brantas baik itu manusia, flora, fauna, bahkan makhluk halus.

Kunjungan Plt Camat dan jajaran ini merupakan bagian dari upaya pemetaan, dokumentasi, dan promosi potensi wisata yang ada di Megaluh Raya, meliputi seluruh desa di Megaluh, yang totalnya ada 13 desa. Megaluh memiliki potensi alam berupa aliran Sungai Brantas dan beberapa anak sungainya, bentangan sawah luas yang menjadi garda ketahanan dan lumbung pangan di Jombang, serta kekayaan sejarah, seni, dan budaya termasuk keberadaan situs bersejarah Damar Wulan. “Kami mendorong adanya rencana pengembangan interkoneksi pariwisata di Megaluh karena potensinya yang banyak dan beragam. Ke depannya, kami akan terus mengagendakan berbagai diskusi bersama para pegiat wisata, seni, dan budaya Megaluh. Harapannya, pariwisata bisa memberikan berbagai dampak baik bagi masyarakat setempat” ujar Nurdin Purwoko.

“Foto Bersama Setelah Tampilan Remo dan Wayang di Situs Damar Wulan, Desa Sudimoro”

Wayang dan Tari di Situs Damar Wulan

Selepas santap siang, rombongan kemudian melanjutkan kunjungan ke situs Damar Wulan yang ada di Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh, Jombang. Desa ini adalah desa tetangga Desa Ngogri, yang mana lokasi situs tidak lebih dari dua menit dari lokasi Pasar Brantas. Untuk tujuan yang sama, tim Pemerintah Kecamatan Megaluh melakukan dokumentasi di situs tersebut. Keluarga Besar Njombangan yang merupakan bagian dari Ekosistem Kreatif Brantas ikut menjadi talent yakni untuk penampilan tari remo yang dibawakan oleh Ilmi, Ifa, dan Nadia serta wayang punokawan yang dibawakan oleh Cak Jaka. Wayang yang ditampilkan menampilkan cerita tentang Petruk dan Bagong yang berkelana dan akhirnya sampai di tempat yang indah yakni Situs Damar Wulan. Ternyata Bagong baru tahu ada situs Damar Wulan tersebut. Lantas muncul Semar yang memberikan penjelasan tentang siapa itu Damar Wulan juga pentingnya tahu dan menghargai sejarah.

“Generasi Muda Keluarga Besar Pasar Brantas Bersama Plt Camat Megaluh”

Lebih lanjut, keluarga besar Ekosistem Kreatif Brantas berkomitmen untuk ikut dalam proses membangun Megaluh sebagai pusat pariwisata, seni, dan budaya berbasis pesisir atau tepian sungai. Ekosistem Kreatif Brantas akan ikut serta dalam diskusi lintas pegiat wisata, seni, dan budaya se-Megaluh Raya yang difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan Megaluh, serta tentunya secara paralal akan tetap berproses dan bergiat dengan berbagai inisiatif yang sudah kami rencanakan.

Seru-Seruan di Jagongan Parikan Njombangan Tahun 2024

Pada Jum’at, 20 Desember 2024 diselenggarakan acara Jagongan Parikan Njombangan di Museum Brantas Jombang, yang berlokasi di Dusun Ngogri, Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Acara ini bertujuan untuk mengembangkan parikan aneka tema yang akan dikurasi lalu dipilih untuk menjadi buku Kompilasi Parikan Njombangan Tahun 2024. Parikan adalah pantun dalam Bahasa Jawa yang bisa menjadi media komunikasi dan berisi pesan, kritik, teguran, atau informasi tertentu. Parikan ini adalah kekayaan seni budaya tak benda yang sering dituturkan dalam pertunjukan ludruk, atau dituturkan dalam pementasan mandiri.

Suasana guyub acara Jagongan Parikan Njombangan

Njombang dalam beberapa tahun belakang ini secara aktif ikut melakukan berbagai upaya dalam mempromosikan dan melestarikan parikan ini. Beberapa program yang dilakukan antara lain:

  1. Menyelenggakan Njombangan Giveaway berupa kontes membuat parikan tematik
  2. Membuat Buku Kompilasi Parikan Njombangan setiap tahun
  3. Mempublikasikan parikan aneka tema melalui media sosial dan website yang dimiliki Njombangan
  4. Mulai tahun 2024 ini, menyelenggarakan Jagongan Parikan

Penampilan musik opyak turut membuat suasana makin rame

Adapun Jagongan Parikan adalah sesi kumpul bersama ba’da isya yang terbuka untuk umum, yang mana peserta didorong untuk membuat parikan aneka tema. Tahun ini, tema parikan yang dibuat antara lain:

  1. Anti KKN (korupsi, kolusi, & nepotisme)
  2. Ekonomi & industri kreatif
  3. Kesehatan
  4. Lingkungan & pelestarian ekosistem
  5. Pariwisata
  6. Pendidikan & ilmu pengetahuan
  7. Pertanian & ketahanan pangan
  8. Politik, pemerintahan, & penegakan hukum
  9. Seni, budaya, tradisi, & sejarah
  10. Toleransi, keagamaan, & sosial kemasyarakatan

“Njombangan rencananya akan release Buku Kompilasi Parikan Njombangan Tahun 2024 pada awal Januari 2025 ini. Parikan yang dimuat pastinya adalah sudah pilihan dan representatif terhadap tema yang kami angkat. Mewakili Njombangan, saya mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dari semua pihak.” ujar Muchdlir Zauhariy atau kerap disapa Johar, founder Njombangan.

Ada juga monolog Wayang Brantas

Acara Jagongan Parikan sendiri berjalan dengan seru. Diikuti oleh sekitar 12 orang, peserta menghabiskan sekitar 4 jam dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan. Aktivitas itu antara lain adalah pembuatan parikan sesuai dengan tema di atas. Selain itu ada juga monolog Wayang Brantas yang dibawakan oleh Cak Jaka dan Cak Toso. Monolog dalam hal ini adalah berupa percakapan dua tokoh kharakter wayang yang dibawakan oleh dua dalang di atas. Monolog yang dibawakan bercerita tentang berbagai hal mulai dari cerita pemuka agama yang menghina penjual es teh, seorang ponakan yang bercerita kepada pamannya tentang rencana perayaan tahun baru sampai cerita maling yang bertemu orang gila. Acara dilanjutkan dengan musik opyak, dimana peserta acara membunyikan berbagai instrumen opyak mulai dari kenthongan, galon, botol, kaleng besi, dan ecek-ecek atau tamborin. Lagu yang dibawakan mulai dari lagu-lagu Jawa sampai sholawatan.

“Acara Jagongan Parikan ini berjalan dengan gayeng dan hangat. Peserta terlihat menikmati jalannya acara dari awal sampai akhir. Selain itu juga disediakan konsumsi berupa jajan gorengan, makan malam, serta minuman sehingga acara makin seru.” tutur Faiturrohma atau Ifa, Community & Content Lead dari Njombangan.

Acara Jagongan Parikan ini rencananya akan diadakan rutin yakni dua kali dalam setahun. Semua orang bisa ikut serta secara gratis. Jadi Rek, nantikan ya jadwal Parikan Jagongan serta launching buku Kompilasi Parikan Njombangan di tahun 2025.

Matur suwun!