• info@njombangan.com

Daily ArchiveMarch 6, 2020

Melihat Usaha Peternakan Kelinci ala Eko Krismianto Asal Wonosalam

Jombang – Cara berternak kelinci yang dilakukan Eko Krismianto, 25, warga Dusun Segunung, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang cukup menarik. Meski punya belasan indukan, ia ternyata tak punya kelinci pejantan untuk membuahi.

Di rumah yang berada di samping jalan utama dusun itu, terlihat ada sebuah kandang bambu. Kandang ini terletak di samping, beratap terpal dan lokasinya menempel dengan dinding rumah. Ada dua kandang berukuran besar di samping rumah tersebut. Andang berdinding bambu dan bertutup besi ram di bagian depan, berbentuk susun dua dengan masing-masing empat bagian.

Di dalamnya, terdapat sejumlah hewan kelinci yang terlihat berlarian. Di beberapa kandang, terlihat satu kelinci besar dan beberapa kelinci anakan. Namun di beberapa kandang lain, hanya terlihat kelinci besar tanpa anakan yang terlihat asyik mengunyah pakan yang telah disediakan. 

Begitulah kondisi peternakan milik Eko. Sejak tiga tahun terakhir ia mengaku fokus mengembangkan usaha sampingan peternakan kelinci. “Ya awalnya coba-coba saja karena hobi, tapi cukup menghasilkan ya diteruskan saja sampai sekarang, dan tambah banyak,” terangnya.

Di peternakan kelinci, ia menyebut punya 15 indukan dari berbagai jenis. Mulai kelinci rex, lokal, Australia, Holland Lop dan beberapa jenis lainnya. Kendati demikian, seluruh indukan kelinci ini adalah betina. “Seluruh indukan betina, saya tidak punya jantan,” lanjutnya.

Karena hanya punya indukan betina itulah Eko mengaku harus menumpang ketika akan mengawinkan kelincinya. “Ya, biasanya ke teman yang punya pejantan setiap kali kawin, kan setiap bulan harus kawin, dua minggu sekali biasanya,” lanjutnya lagi.

Kendati harus kawin dengan cara menumpang, produksi kelinci anakan di peternakannya ini cukup menggembirakan. Eko bisa menghasilkan 7 hingga 15 anakan kelinci setiap bulan. Hal ini bergantung dari siklus birahi masing-masing indukan.

Kelinci-kelinci anakan biasanya mulai bisa dipanen untuk dijual setelah berumur satu bulan. Eko, biasa menjualnya ke beberapa pengepul di sejumlah pasar sekitar Jombang. “Kalau menjual biasanya ke Pare, Mojokerto, Jombang, masih sekitar sini saja,” imbuh dia.

Anakan kelinci berumur sebulan itu punya harga jual lumayan, tergantung jenisnya. Untuk jeniz kelinci rex atua lokal, harganya memang sangat terjangkau, hanya Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per ekor. “Yang mahal itu jenis impor seperti Holland Lop juga Australia, harganya bisa sampai 10 kali lipat, umur sebulan sudah bisa sampai Rp 250 ribu,” pungkasnya. (*)

(jo/riz/mar/JPR)

Photo courtesy: Radar Jombang

Article courtesy: Radar Jombang