Jombang, Radar Jombang – Wilayah utara Brantas sejak dulu memang dikenal sebagai tempatnya kuliner ekstrim. Selain belalang, bekicot, dan katak hijau yang banyak dijual di berbagai warung. Ada pula menu kuliner ekstrim lain yaitu rica-rica biawak.
Menu ini bisa didapatkan di warung milik Sesta Linggara, 25, di Jalan Raya Kabuh-Tapen, Dusun Panemon, Desa Bakalanrayung, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang. Rasa utamanya adalah pedas gurih, dan tak hanya digandrungi warga utara Brantas namun juga dari luar daerah.
Biawak yang diolah menjadi rica-rica adalah dagingnya, sedangkan kulit diolah menjadi keripik. Harga makanan ini cukup terjangkau. Satu porsi rica-rica biawak ditambah nasi dan es teh, hanya Rp 20 ribu. “Daging biawak dikirim dari Ngimbang Lamongan, disana ada pengepul daging biawak yang sudah siap olah,” kata Sesta kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Setiap dua hari sekali, ia mendapat kiriman sebanyak 10 kilo daging biawak siap olah. “Jadi yang datang bukan biawak hidup, tapi sudah potongan dan siap masak. 10 kilogram itu rata-rata habis dalam dua hari,” imbuhnya. Dalam proses memasak, daging biawah diracik dengan bumbu tradisional yang kaya rempah.
“Bumbunya mulai dari bawang merah, bawang putih, serai, kunyit, daun jeruk, dan rempah lainnya,” lanjutnya. Lama memasak kurang lebih 30 menit, lumayan lama karena daging biawak harus benar-benar matang agar lunak saat dimakan. Karena dimasak rica-rica, kuahnya tak begitu banyak. Jika dilihat dari fisiknya, biawak memang terlihat menjijikkan.
Bentuk reptil penunggu sungai ini memiliki nama latin ‘Varanus Albigularis’. Sepintas agak mirip kadal, hanya saja warnanya hitam kelam dengan bintik putih. Namun meksi begitu, ternyata pelanggan rica-rica biawak cukup banyak dan beragam profesi. Mulai dari aparatur pemerintah, sopir truk, petani, hingga kalangan muda mudi.
Rica-rica biawak buatan Sesta bahkan pernah dibawa beberapa pelanggan ke Sulawesi untuk merantau. Ia sendiri menekuni usahanya kurang lebih 5 tahun lalu, bersama kedua orang tuanya. ”Dulu memang niatnya buka usaha warung, dengan menu makanan ekstrim,” imbuhnya.
Tak hanya olahan biawak, warungnya juga menjual berbagai macam olahan bekicot, katak hijau, mentok, belut, dan ikan gabus. Namun yang bertahan hingga saat ini, adalah menu olahan biawak, bekicot, dan mentok. (*)
(jo/mar/bin/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Zero Hunger
Oleh Efi Nur Tiatin
Pernahkah anda membayangkan bagaimana rasanya mendapatkan keuntungan dalam waktu yang bersamaan? Dalam peribahasa Indonesia, “sekali dayung dua pulau terlampaui”. Pembahasan kali ini akan dikhususkan untuk masyarakat yang memiliki passion dalam bidang bercocok tanam, dan untuk pemula yang masih bingung untuk mencari dan membuka peluang bisnis.
Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia mempunyai iklim tropis yang memberikan dampak luar biasa untuk para petani. Keuntungan itu berupa curah hujan yang tinggi dan penyinaran matahari sepanjang tahun. Lahan pertanian sangat memerlukan dan bergantung pada kondisi curah hujan dan penyinaran matahari. Jika kedua unsur tersebut berjalan dengan seimbang maka akan memberikan kesuburan pada lahan pertanian.
Akan tetapi dengan kondisi yang strategis, tidak menjamin akan pertanian yang ada. Banyak beras yang beredar di pasaran merupakan beras impor yang didatangkan langsung dari negara lain untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal ini menjadi tanda tanya besar dan sebagai cambukan yang cukup keras bagi masyarakat mengenai keadaan pertanian pada saat ini. Negara yang seharusnya menjadi swasembada beras dan bisa mengekspor hasil pertaniannya, kini kondisinya harus berbalik arah.
Salah satu faktor pemicunya adalah generasi muda yang hampir tidak mau menoleh ke dunia pertanian. Mereka lebih senang bekerja di perindustrian dan di kantoran. Banyak alasan yang dikemukakan oleh mereka seperti, karena panasnya terik matahari, hasil yang didapatkan tidak begitu menjamin apalagi kalau sedang gagal panen. Mindset yang seperti itu sebenarnya harus diubah. Karena kegagalan dalam suatu usaha disebabkan oleh kekurangpekaan tehadap apa yang sedang dikerjakan. Upaya untuk mengenali objek masih sangat minim, bahkan sebagian dari mereka tidak melakukan pengenalan terlebih dahulu. Asal mereka mengerti dan mendapat iming-iming yang cukup menggiurkan, dengan gampang mereka meniru dan mengasumsikan bahwa apapun yang mereka tiru, hasilnya juga akan sama. Padahal hasil itu bergantung pada proses yang baik dan usaha yang maksimal.
Proses penanaman padi yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal harus memperhatikan cara serta prosedur yang benar. Mulai dari pemilihan bibit, persiapan lahan, penaburan benih, penggarapan lahan, penanaman, perawatan, dan memanen hasilnya. Proses pemilihan benih tidak boleh dilakukan dengan cara asal-asalan, karena dipengaruhi oleh penggunaan sumber tanam dan penggunaan lahan. Jika tidak sesuai padi kesulitan tumbuh dan hasil bibit padi tidak akan sesui harapan. Demikian pula dengan persiapan lahan. Tanah yang subur dan mengandung banyak unsur hara menjadi prioritas utama karena pertumbuhan padi dari setelah penanaman bibit hingga panen terjadi di atas lahan tersebut.
Harapan petani dari hasil tanam padi sangatlah besar. Ditambah lagi jika mata pencahariannya hanya disentralkan sebagai petani saja. Maka dari itu dalam menyiapkan penanaman padi haruslah maksimal agar hasilnya bisa sesuai target. Namun, tidak menutup kemungkinan juga jika hasil tanam tidak sesuai harapan. Perlu adanya alternaltif lain untuk menutupi kegagalan tersebut. Tujuannya supaya ketika musim panen padi berkualitas rendah, petani bisa menikmati dari hasil panen yang lainnya.
Sistem kolam lingkar bisa menjadi pilihan alternatif untuk mengoptimalkan fungsi lahan pertanian. Dalam pelaksanaan teknis, sistem ini cocok untuk musim tanam padi, karena sama-sama bergantung pada jumlah air yang tersedia. Sistem kolam lingkar merupakan pembuatan kolam di sekeliling tepi tanggul sawah yang memiliki lebar kurang lebih 1 – 1,25 m dengan kedalaman 75 – 100 cm. Adanya sistem ini, fungsi sawah untuk bercocok tanam pun masih dapat terlaksana seperti pada umumnya.
Proses pembuatan dan perawatan kolam lingkar juga tidak terlalu sulit. Bisa dikatakan mudah, karena cukup dengan menggali tanah di sekeliling tanggul sesuai ukuran yang diinginkan. Kemudian dialiri air untuk mengisi kolam sekaligus persiapan penggarapan lahan. Kolam ini akan kita jadikan untuk budidaya jenis ikan yang dapat hidup di air tawar. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah waktu ikan untuk siap panen. Sistem kolam lingkar ini berperan secara sekunder, jadi masa berlakunya harus disesuaikan dengan waktu penanaman padi hingga padi siap panen. Kegiatan penanaman padi dari penyemaian benih hingga musim panen berkisar 3,5 – 4 bulan. Otomatis jenis ikan yang akan dibudidayakan juga harus siap panen dengan waktu yang sama.
Jenis ikan yang dapat menjadi pilihan adalah ikan lele, ikan mas, ikan nila dll. Selain bibit spesies ini mudah untuk ditemukan, perawatan untuk ikan juga tergolong mudah. Cukup memberi makan tiga kali sehari. Jumlahnya menyesuaikan dengan umur ikan pada saat itu. Didukung tempat budidaya yang menyerupai dengan habitat asli, hal ini akan mempercepat dan menyempurnakan perkembangannya karena terdapat zooplankton sebagai makanan suplemen bagi ikan. Sesekali dapat diberikan vitamin agar menjaga dan menunjang pertumbuhan.
Kendala dalam menjalankan sistem kolam lingkar terletak pada ketepatan dalam penanaman bibit ikan. Jika tidak diperhitungkan dengan benar, akan menyebabkan keterlambatan dan ketidaksesuaian dalam panen padi dan ikan. Akibatnya hasil panen tidak sempurna bahkan mengalami kegagalan. Jumlah air yang tersedia juga menjadi faktor pemicu. Selain itu, yang menjadi faktor pendukung yaitu kesibukan dan aktivias lainnya. Misal pada saat musim tanam padi, seharusnya kita sudah menyiapkan untuk bibit ikan namun karena kesibukan lain yang menuntut untuk dikerjakan juga sehingga harus menunda atau mengundur penanam bibit ikan. Tapi hal itu bisa disiasati dengan pemilihan umur bibit ikan yang akan dibudidaya. Penjual bibit ikan menyediakan berbagai macam umur, tergantung minat pembeli.
Prospek ke depan dari sistem kolam lingkar ini cukup menjamin. Dalam satu kali masa panen, kita bisa mendapatkan hasil dari dua objek panen. Harapannya para petani bisa menjalankan sistem tanam lingkar sebagaimana yang sudah dipaparkan sebelumnya. Namun, tak lepas juga peran pemerintah, harus mendukung adanya program tersebut untuk memajukan kualitas pertanian di Indonesia. Upaya itu dapat diwujudkan dalam bentuk melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada petani. Khususya petani yang masih belum bisa mengikuti kemajuan IPTEK.
Dilaksanakannya sistem kolam lingkar ini dapat memberikan dan mengembangkan pengalaman baru untuk petani. Petani bisa menyalurkan ide kreatifnya, dan memiliki daya saing yang lebih tinggi untuk persiapan menghadapi pasaran global yang kian memanas. Jika dilakukan kerja sama antara pihak masyarakat dan pemerintah, akan semakin sukses target yang ditujukan. Pemerintah akan kaya dengan potensi lokal yang terdapat di wilayahnya. Sekaligus ini dapat menopang kesejahteraan masyarakat untuk membebaskan dari kelaparan. Dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang berpotensial, mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup.
Kondisi Indonesia yang beriklim tropis sangat menguntungkan bagi petani. Lebih lagi Indonesia dijuluki sebagai negara agraris. Sehingga perlu ada pengembangan dan peningkatan kualitas pertanian dan potensi lokal pada wilayah tertentu. Sistem kolam lingkar merupakan alternatif untuk masyarakat dalam mengembangkan pertanian dan meningkatkan potensi lokal. Dampak lain dari sistim kolam lingkar dapat menciptakan lapangan kerja, menjalin hubungan antara masyarakat dan pemerintah, dan membuka peluang usaha baru. Secara transparan penerapan sistem ini dapat menunjang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan kekurangan yang selama ini menjadi permasalahan yang berkelanjutan.