• info@njombangan.com

Daily ArchiveAugust 4, 2019

Asosiasi Pemuda Jombang untuk Perubahan Iklim

Climate Action

Oleh Ahmad Nuril Mubtadiin

 

 

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki lebih kurang sebanyak 16.056 Pulau yang terverifikasi. Sedangkan, jumlah penduduk Indonesia tahun 2017 mencapai lebih dari 260 juta jiwa yang tersebar ke dalam 34 provinsi, atau 514 kota & kabupaten, atau 7.094 kecamatan, atau 74.093 desa dan 8.412 kelurahan. Indonesia juga sebagai salah satu negara yang memiliki hutan terbesar di dunia dan menjadi salah satu penyumbang oksigen terbesar ke-8 bagi bumi setelah Negara Republik Demokratik Kongo (http://m.kaskus.co.id, 2013). Akan tetapi, akhir-akhir ini, Indonesia mengalami deforestasi yang memprihatinkan. Menurut, Global Forest Watch, Indonesia menjadi penyumbang kerusakan bumi ke-5 karena hanya dalam kurun waktu 50 tahun dari tahun 1950an sebesar 40 persen hutan di Indonesia hilang, disebabkan karena penebangan liar dan kebakaran hutan yang mengakibatkan sistem iklim terganggu. Sehingga, World Resources Institute (WRI) menyatakan bahwa Indonesia menjadi penyumbang emisi Karbondioksida (CO2) atau Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar ke-6 di dunia dengan jumlah 2,053 miliar ton. Sehingga, jika dari keseluruhan sumbangan dari berbagai negara diakumulasikan, maka dapat meningkatkan konsentrasi CO2 di atmosfer.

 

Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi bumi yang harus segera ditangani. Hal ini sudah menjadi bahasan utama dalam setiap kerangka kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui konferensi perubahan iklim. Sebagai tujuan utamanya adalah untuk mengikat negara-negara di dunia melakukan aksi nyata dan ambisius dalam menjaga kenaikan suhu bumi rata-rata dibawah 2ºC. Indonesia menjadi salah satu negara yang terikat dengan hal tersebut, sebagai aksi nyata Indonesia berkomitmen kepada PBB akan menurunkan gas buang emisi CO2 dan Gas Rumah Kaca (GRK) dalam skala nasional sebesar 29 persen dan dengan bantuan internasional sebesar 41 persen.

 

Komitmen Indonesia tersebut tentu mengikat ke daerah-daerah yang berada di dalamnya. Sehingga, Jombang sebagai salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, harus memiliki andil besar dalam aksi nyata untuk climate action. Berdasarkan data di dinas kependudukan dan cacatan sipil (Disdukcakpil) Jombang, Kepala Disdukcapil menyatakan bahwa Kabupaten Jombang pada tahun 2016 jumlah penduduk sebanyak 1.311.403 Juta jiwa, serta setiap tahunnya jumlah penduduk di Jombang mengalami peningkatan (https://faktualnews.co, 2017). Hal tersebut tentu ikut menyumbangkan pengaruh yang cukup banyak terhadap perubahan iklim nasional. Hal tersebut ditandai dengan mulai banyaknya pengalih fungsian hutan menjadi lahan pertanian dan lahan pertanian beralih menjadi perumahan, serta banyaknya gas buang emisi CO2 pada kendaraan. Akibatnya tanpa disadari bumi ini terasa lebih panas dari tahun ke tahun, serta sering terjadinya perubahan cuaca yang tidak menentu dan sulit diprediksi. Hasil observasi yang dilakukan di Desa Kesamben Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang setidaknya banyak tanah yang dijual dengan sistem kavling, padahal tanah tersebut tergolong masih produktif. Selain itu, aktivitas kecil yang tanpa sengaja juga menyumbang perubahan iklim adalah penggunakan plastik/ kresek saat belanja baik di pasar tradisional atau modern. Jika hal tersebut dilakukan dalam tempo yang sering dan lama, maka akan memberikan efek pencemaran sampah. Maka dapat memicu perubahan iklim yang berpotensi terhadap munculnya bencana alam. Sebab, prinsip kerja bumi dipengaruhi oleh aktivitas yang manusia lakukan, yang tanpa disadari sebagai kausalitas dari aktivitas pola hidup yang tidak berwawasan lingkungan dan menjadikan manusia sebagai penyebab utama perubahan iklim.

 

Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, menyatakan bahwa “generasi saat ini merupakan generasi pertama yang dapat mengatasi masalah kemiskinan dan merupakan generasi terakhir yang harus melakukan aksi mengatasi perubahan iklim sebelum terlambat”. Pernyataan tersebut memiliki makna dan kebenaran yang cukup kuat. Oleh karena itu, jika kegagalan terjadi dalam melakukan aksi untuk mengatasi masalah tersebut maka dampak ke depan akan sangat berbahaya. Dampak yang terjadi di antaranya suhu global meningkat, es di kutub meleleh, permukaan air laut naik, cuaca sulit diprediksi, epidemi penyakit mewabah, pertanian gagal panen, kepunahan massal, dan lain sebagainya.

 

Manusia sebagai makhluk monodualis yang telah hidup dalam era kemajuan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK), menjadikannya bergerak mudah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap berbagai aspek. Sehingga, Solusi yang dapat diterapkan di Kabupaten Jombang untuk mendukung program nasional dan bahkan Internasional terkait perubahan iklim adalah membentuk wadah struktural dan kegiatan yang dapat menjadi ikatan dalam gerakan bersama bagi masyarakat khususnya bagi generasi muda di Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur yang akan mengalami perubahan iklim di masa depan. Mengingat generasi muda harus berada di barisan terdepan untuk memecahkan masalah dan mengambil tindakan atas nama perubahan iklim tersebut berdasarkan pemahanan yang komprehensif.

 

Wadah tersebut dapat diwujudkan dalam perkumpulan/ pergerakan pemuda yang peduli perubahan iklim yang keanggotaannya merupakan para generasi muda dari berbagai kecamatan/ desa yang ada di Kabupaten Jombang. Sedangkan, tujuan utama dibentuk perkumpulan/ pergerakan tersebut memiliki fokus utama mengajak generasi muda untuk bersama-sama mengurangi dampak perubahan iklim serta menjadi agent of change. Sehingga, adanya perkumpulan tersebut pergerakannya dapat masif dan efektif. Melalui perkumpulan/ pergerakan tersebut dapat terlahir generasi muda yang aktif dan bertanggung jawab untuk selalu melakukan aksi nyata. Aksi nyata tersebut dapat dikemas dalam bentuk seminar atau diskusi publik sebagai upaya peningkatan pemahaman tentang perubahan iklim secara komprehensif. Selain itu, ikut serta dalam pemulihan hutan/ taman kota, kampanye melalui media sosial dengan berbagai poster menarik, dan sebagainya. Semua aksi nyata tersebut dilakukan secara bersama-sama melalui wadah perkumpulan/ pergerakan tersebut dan dapat bekerja sama dengan dinas/ lembaga ke lingkungan terkait yang ada di Kabupaten Jombang. Karena tanpa adanya wadah yang terstruktur maka aksi nyata akan menjadi wacana belaka, dan tanpa adanya kerja sama maka aksi nyata akan menjadi sia-sia.

 

Sehingga, dengan membentuk perkumpulan/ pergerakan generasi muda yang peduli perubahan iklim dapat membuka jaringan yang luas ke berbagai lapisan baik masyarakat maupun lembaga-lembaga pemerintahan untuk bersama-sama ikut merubah kebiasaan yang tidak berwawasan lingkungan yang berakibat pada perubahan iklim, menjadi kebiasaan yang peduli terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, manusia di seluruh dunia tidak terkecuali Kabupaten Jombang sebagai bagian dari Negara Indonesia dan dunia harus proaktif mendukung hal tersebut. Jika manusia tidak mendukung dan tidak dapat merubah kebiasaannya maka iklimlah yang akan merubah manusia. Ketika iklim telah mengubah manusia maka kenyamanan akan hilang. Hal yang terpenting adalah setiap perubahan itu sangat memiliki pengaruh terhadap lingkungan, walaupun perubahan tersebut sekecil kutu.