Jombang, Radar Jombang – Keuletan Tajudin, 60, membikin miniatur mobil-mobilan klasik berbahan dasar kayu triplek patut diacungi jempol. Selain bernilai jual tinggi, minatur mobil buatannya ini juga tembus hingga Singapura.
Jemari Tajudin terlihat begitu ulet memotong kayu triplek sebagai bahan dasar miniatur mobil-mobilan klasik. Satu per satu balok triplek disulap menjadi mobil klasik apik yang memiliki nilai jual tinggi.
Tajudin merupakan warga asli Desa Sumberagung, Kecamatan Perak yang sudah delapan tahun menekuni kerajinan kayu membuat miniatur mobil-mobilan klasik. Semua bahan dasarnya menggunakan kayu, misalnya untuk bagian bodi mobil, Tajudin memakai triplek, lalu untuk roda Tajudin menggunakan kayu mahoni yang sudah dibubut.
Beberapa jenis mobil klasik buatan Tajudin yang sering dijual diantaranya, Chevrolet Deluxe keluaran tahun 1950-an, Chevrolet Master, Toyota Hardtop, Jeep hingga Volkswagen Beetle atau yang lebih umum disebut VW kodok. “Saya sejak dulu suka dengan mobil klasik, makanya hal itu saya ekspresikan dalam bentuk miniatur mobil-mobilan ini,”’ ungkap dia.
Tajudin sejak muda memang memiliki keahlian di bidang arsitektur. Dia sering membikin perabotan rumah tangga seperti kursi dan meja. Namun dia menilai membuat miniatur mobil-mobilan jauh lebih menguntungkan daripada membikin perabotan. “Apalagi, membuat mobil-mobilan klasik mengingatkan zaman dulu,” tambahnya.
Bapak lima anak ini mengaku sudah delapan tahun menggeluti miniatur mobil mobilan klasik. Karyanya sudah dipasarkan kemana-mana mulai pasar lokal, luar Jawa seperti Bali, Bangka Belitung hingga Singapura. “Kebetulan ada orang yang sering pesan ke sini, kalau pesan langsung 10 unit dan katanya dijual lagi ke Singapura,”’ tambah dia.
Untuk menyelesaikan satu mobil ukuran 50×10 cm, Tajudin membutuhkan waktu paling cepat sekitar lima hari. Itupun jika bagiannya tidak terlalu rumit seperti mobil jenis Buick Super yang dulu dipakai Presiden RI Soekarno. “Paling cepat memang lima hari. tapi kalau mobilnya minta detail ya bisa molor hingga 12 hari,” terangnya.
Satuan mobil klasik dijual dengan harga Rp 350 ribu. namun terkadang, pembeli masih menawar dengan harga jauh di bawahnya. “Saya jualnya 350 ribu. tapi biasanya ditawar hingga 275 ribu,” terangnya.
Tajudin tak bisa memproduksi dalam jumlah banyak sekaligus, selain terkendala alat di rumah, Tajudin juga terkendala dengan modal. ”Kalau alatnya memang terbatas tidak semua alat saya punya. Misalnya untuk bubut kayu itu saya pesankan ke tetangga,” pungkasnya. (ang)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com