JOMBANG – Seutas tali bisa dibentuk menjadi aksesoris yang menarik. Mardiyah Solekati, membuat aksesoris berbahan dasar xuping dan tali yang dirangkai menjadi gelang dan kalung.
Beberapa waktu lalu, Jawa Pos Radar Jombang berkunjung ke rumahnya. Suasana pagi yang begitu sejuk, setelah diguyur hujan, tak mebuat Mardiyah Solekati berdiam diri. Namun, tangannya terus bergerak merangkai seutas tali. Tangannya berkreasi dengan dua tali yang dirangkai menjadi sebuah karya seni berupa gelang.
“Saya memang hobi dan suka membuat aksesoris dari dulu, jadi ada saja yang dibuat, daripada santai tidak ada hasilnya lebih baik dimanfaatkan,” ujar Diah Sello panggilan akrabnya.
Di ruang tamu rumahnya di Dusun/Desa Senden, Kecamatan Peterongan ini, ada sebuah etalase yang penuh dengan manik-manik serta hasil karya yang sudah jadi. Tidak hanya gelang, tapi juga kalung, bros, giwang atau anting-anting, hingga toples hias juga dibuatnya.
Kali ini koleksinya yang paling banyak adalah gelang, alasan ia membuat gelang cukup simpel, yaitu mengikuti zaman. “Sekarang sedang musim gelang tali jadi saya buat itu, kalau nanti ganti musim lagi ya ganti lagi karyanya,” jelasnya.
Gelang dibuat memang berbahan dasar dua tali, bisa satu warna atau dua warna, di tengahnya diberi aksesoris berwarna emas atau manik-manik yang ia beli di Gudo. Tali sepanjang dua meter tersebut dirangkai menjadi berbagai macam motif dan bentuk. Ada tali simpul, ada tali kepang, ada sumpul A dasar dan ada parakot. Tali simpul membutuhkan tali dua kali lipat lebih panjang, sedangkan tali parakot yang paling banyak peminatnya.
“Saya menyesuaikan dengan pesanan saja. Tapi banyak yang pesan tali parakot,” imbuhnya. Tak butuh waktu lama tangan Diah untuk belajar membuat gelang dari tali. Ia hanya membutuhkan referensi youtube dan google, sisanya dikreasikan sesuai keinginannya sendiri. Seperti menambahkan manik-manik di tengah-tengah rangkaian talinya, atau membentuk tali yang tadinya gelang diperpanjang menjadi sebuah kalung.
Bahkan ada yang bisa memesan sesuai dengan model yang diinginkan. Seperti manik-manik diganti dengan emas sungguhan dan lain sebagainya. “Ada yabg bawa emas dari rumah minta dirangkaikan talinya, kalau kalung banyak juga peminatnya, karena fleksibel bisa dipanjang-pendekkan, bentuknya juga unik dan jarang ada yang punya,” tambah Diah.
Tidak hanya sebagai penyalur hobi saja, tapi asesoris yang dibuat juga dijual. Ia menggunakan media sosial untuk memasarkan karyanya. Kadang juga mengikuti sejumlah bazar seperti yang ia ikuti di Hotel Yusro Jombang pagi ini (23/3). Harga gelangnya juga lumayan, mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 135 ribu tergantung kerumitan gelang yang dibuat.
“Kalau saya ikut bazar tidak hanya menjual tapi juga belajar membuat karya lain dari orang lain, soalnya saya suka berkreasi jadi suka juga nambah ilmunya,” pungkasnya. (*)
(jo/wen/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com