Jombang – Puncak acara apresiasi penyerahan hadiah Tryout Unas 2019 di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang terasa istimewa. Sebab pembawa acaranya adalah lawakan kondang cak Besut dan Rusmini.
Lantunan gamelan terdengar dari gedung sebelah timur di kantor Disdikbud Jombang kemarin pagi (13/3). Sejumlah pemain panggung yang notabene anak-anak ini mulai merias diri mereka dengan bedak dan rias wajah seadanya.
Tampak beberapa pemain gamelan juga menyelaraskan nada dengan pemain gamelan lain. Ya, dalam puncak acara apresiasi penyerahan hadiah Tryout Unas 2019 kemarin, dihibur oleh grup besutan khas Jombang yang berasal dari SMPN 1 Mojowarno.
Namanya adalah Grup Besutan Langen Budoyo. Grup yang memiliki enam personel diantaranya, pemain kendang, gong, peking, saron serta dua pembawa acara yakni Rusmini dan Besut. Ini merupakan pertama kali manggung di acara yang besar. Sebelumnya mereka hanya tampil sekali saat acara pisah kenal kepala sekolah dua bulan yang lalu.
”Kalau acara yang besar dan tampil di panggung. Ini memang yang pertama kali,” ungkap Martha Kristianingrum pelatih grup tersebut. Meski baru pertama tampil, penampilan mereka kemarin cukup memukau. Lantunan gamelan serta joke yang dibawakan cukup apik dan enak di dengar.
Tak pelak, jika Bupati Mundjidah Wahab dan beberapa tamu undangan sempat tertawa dengan penampilan Besut dan Rusmini yang menghibur. Selain menggunakan bahasa Jawa campuran, mereka juga terlihat menjiwai sosok rusmini dan besut yang selalu humoris. ”Memang jokenya atau guyonan itu yang menjadi pelengkapnya,” sambung perempuan yang juga guru seni budaya di SMPN 1 Mojowarno ini.
Dalam penampilan pertama kemarin, ada satu kejutan yang membuat grup besutannya kaget. Ini setelah susunan acara yang semula sudah ditata rapi tiba tiba diubah, karena padatnya agenda bupati hari itu. Sehingga mau tidak mau mereka yang harus menyesuaikan diri.
”Jadi kemarin ada yang dibolak balik susunan acaranya. Otomatis kami yang dari gamelan kan kebingugan menyesuaikan ritme MC. Tapi kami sudah bulatkan tekat, saya yakin anak anak mampu untuk tampil maksimal,” jelas dia.
Untuk mempersiapkan penampilan kemarin, perjuangan grup besutan ini cukup maksimal. Mereka sudah berkali-kali latihan sepulang sekolah. Apalagi mendekati event, mereka kerap bertemu untuk menyeleraskan penampilan. ”Kami latihannya setelah kegiatan KBM. Kebetulan di dekat sekolah kami ada grup gamelan jadi kami pinjam latihan di sana,” jelas dia.
Berbicara soal alat, memang grup ini mengakui tidak punya alat sendiri. Di penampilan perdana mereka kemarin, semua alat mulai dari gong, kendang hingga saron pimjam milik grup gamelan yang ada di desanya. ”Ya otomatis kami nanti kembalikan. Karena alat ini pinjam,” pungkasnya.
Sementara, Yoni Trijoko Kurnianto selaku kepala SMPN 1 Mojowarno mengakui jika kemampuan murid-muridnya dalam bidang seni musik tradisional cukup potensial. Namun selama ini belum terfasilitasi dengan peralatan yang memadai. ”Selama ini kami memimjam mas. Ya memang tidak punya alat sendiri,” papar dia kepada Jawa Pos Radar Jombang.
Ke depan, dia berharap Disdikbud Jombang mau memperhatikan grup-grup kesenian di sekolah. Apalagi, pengembangan kesenian uri uri budaya Jombang perlu dilestarikan oleh murid-murid yang kebanyakan sekarang jarang diminati. ”Kami berharap dinas pendidikan dan kebudayaan lebih memperhatikan dengan memberikan kami peralatan yang layak,” pungkasnya. (*)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com