Jombang – Berawal dari coba-coba mengolah limbah kain perca, kini Ike Norawati bisa mulai merasakan kerja kerasnya. Ike yang memulai usaha kerajinan sejak akhir 2014 lalu, hingga kini terus berkembang.
Saat Jawa Pos Radar Jombang berkunjung, sejumlah ibu-ibu tampak serius mengerjakan beberapa kerajinan tangan di sebuah teras rumah sederhana Dusun Kemambang, Desa/Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Mulai dari bross, tas berbahan dasar pandan hingga dekorasi rumah.
Ya, di rumah Ike inilah setiap harinya diproduksi kerajinan tangan ciamik dengan model yang kekinian. Ike memulai usahanya sejak 2014. Ia awalnya adalah seorang penjahit baju dengan omzet pas-pasan. Namun kala itu, dia mencoba memutar otaknya dengan memanfaatkan kain perca sisa dari potongan kain.
”Lalu saya coba buat bross dari kain perca,” ujar dia kemarin sembari membuat kerajinan. Lambat laun, ia terus berjuang menekuni apa yang sudah dirintis. Pertama memang rintangan berat, mulai dari pemasaran hingga beberapa bahan yang harganya saat itu cukup mahal.
Namun dengan ulet dia terus mengembangkan usahanya. ”Saya dari awal fokusnya ke pemanfaatan kain perca. Karena saya kuwalahan mengerjakan sendiri, makanya saya ajak ibu-ibu di RT sini,” sambung perempuan 36 tahun tersebut.
Dengan memberdayakan ibu-ibu, beban Ike sedikit berkurang. Mulai saat itulah dia perlahan-lahan mengembangkan pemasaran. Mulai membuat beberapa akun di media sosial, hingga mengenalkan ke ibu-ibu yang notabene istri pejabat.
Mulai dari jajaran ibu-ibu PKK Jombang, jajaran ibu-ibu Persid (istri tentara), Forsid (istri anggota DPRD) hingga Bhayangkari (istri polisi). ”Bahkan saya tak percaya jika tas buatan saya pernah diborong sama Ibu Iriana (istri Presiden Jokowi),” tandasnya dengan wajah sumringah.
Singkat cerita, tas bikinan Ike dibawa oleh Dewi Agung Marliyanto, istri mantan Kapolres Jombang Agung Marlianto untuk mengikuti kegiatan pameran di Cibodas, Bandung pada 2016 silam. Ternyata hiasan unik di sebuah tas pandan buatan Ike memikat hati istri Presiden Jokowi kala itu.
Tak banyak yang diucapkan, ibu Iriana langsung memborong 30 tas bikinannya. ”Awalnya saya ditelepon sama bu kapolres, dipesan 200 dengan waktu seminggu. Saya ngomong saya tidak bisa karena keterbatasan karyawan. Akhirnya yang dibawa itu cuma 30 tas saja,” beber dia.
Meski begitu dia mengaku bangga, sebab, kerajinan berbahan kain perca asal Jombang ternyata mampu bersaing di tingkat nasional.
Dalam memproduksi tas dan sejumlah kerajinan lainnya, Ike memang tidak membuat sendiri. Untuk tas pandannya dia memesan dari sentra kerajinan tas pandan di Ngusikan sedangkan untuk bross dan dekorasi rumah dia memanfaatkan tetangganya.
Namun tentunya dengan pelatihan yang dilakukannya. ”Dan Alhamdulilah produk saya digemari,” jelas dia. Kini penjualannya terus merambah ke berbagai penjuru di Indonesia, apalagi harga yang ditawarkan cukup terjangkau.
Mulai bross dengan harga Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu. Per bulan, omset ibu satu anak ini mencapai Rp 20 juta. ”Bross saya juga pernah dipesan hingga ke luar negeri, seperti Australia, Singapura, Brunei Darusslam,” pungkasnya. (*)
(jo/ang/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com