JOMBANG – Pertunjukan seni budaya di Jombang makin tak terdengar. Salah satunya, kesenian jaranan atau yang paling sering dikenal kuda lumping dari Desa Kemambang, Kecamatan Diwek, semakin sepi tanggapan.
Kesenian jaranan dengan label jaranan dor di Desa Kemambang, Kecamatan Diwek, Jombang telah ada sejak 1925. Saat ini, kesenian ini masih cukup terawat. Sang pemilik saat ini Musman, 56, merupakan generasi ke empat.
Menurut Musman, kesenian ini sempat mati, kemudian oleh Musman, dicoba untuk dihidupkan lagi. ”Dulu sempat berhenti, kemudian saya mencoba untuk menghidupkan kembali, agar generasi penerus bisa mengetahui atau bahkan meneruskan jaranan ini nantinya,” ujarnya.
Musman berharap kepada pemerintah agar kesenian-kesenian asli Kabupaten Jombang seperti miliknya ini, lebih diperhatikan lagi ke depannnya. Sehingga, kesenian di Jombang tidak akan mati dan terus ada sampai nanti.
”Selama ini soal dana, dari dulu saya cari sendiri. Baru dua tahun ini diperhatikan, cuma ya itu, dana itu dibuat untuk acara 17-an. Terus yang kemarin itu, saya kan sudah nggak punya dana lagi, ada dana saya buat karnaval,” tutur Musman.
Menurutnya, ciri khas yang membedakan kesenian jaranan dor dengan jaranan lainnya adalah, digunakannya alat musik tanjidor. Sehingga muncul kata ‘dor’ di belakang jaranan..
”Tradisionalnya itu, kembangannya itu tidak sama, dornya itu tidak sama,” kata Musman. Selain memiliki atraksi jaranan yang biasanya dibawakan oleh empat orang, kesenian jaranan dor ini juga menampilkan jaranan dengan model kesurupan atau ndadi (Jawa) bersama celengan, atraksi ganongan, bantengan, dan atraksi naga.
Kesemuanya tampil secara berurutan, jika kesenian ini tampil full tim dengan 30 orang anggota. ”Kesenian ini asli Jombang, tahun 1925. Tapi kami adil (ketat, Red) mas, istilahnya kalau main itu cok bakal (sesaji, Red) nya kurang, saya tidak berani,” lanjutnya.
Ia juga berkeinginan untuk membesarkan jaranannya ke depan. “Untuk itu saya berharap pemerintah ke depan lebih peduli lagi dengan kesenian,” ujarnya lagi.(*)
(jo/yan/mar/JPR)
Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com
Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com