• info@njombangan.com

Cerita Sukses Keluarga di Jombang 10 Tahun Tekuni Miniatur Bus-Truk

Cerita Sukses Keluarga di Jombang 10 Tahun Tekuni Miniatur Bus-Truk

Spread the love

Jombang – Lelah mengayuh becak di usianya yang senja, Mochamad Basunie (68) memilih menekuni bisnis yang bisa dikerjakannya dengan santai di rumah. Bisnis yang dipilihnya adalah kerajinan miniatur bus dan truk.

Ditemui detikcom di rumahnya, Dusun Subentoro, Desa Sumber Mulyo, Jogoroto, Jombang, Basunie nampak sibuk mengerjakan karya-karyanya. Ia juga dibantu beberapa orang karyawan.

Namun karyawan Basunie sebenarnya adalah anak dan istrinya sendiri. Ya, suami Sofa (65) ini mempunyai 7 anak. Semuanya diberdayakan oleh Basunie untuk membantu menekuni bisnisnya itu.

“Saya dulunya tukang becak, tapi sudah lelah di jalanan. Akhirnya beralih ke bisnis ini,” kisahnya, Rabu (1/8/2018).

Inspirasi untuk memulai bisnis pun didapat Basunie ketika masih menjadi tukang becak. Ditambah lagi semasa kecil ia bercita-cita menjadi supir bus, namun tak tercapai.

Saat menjalankan bisnisnya, Basunie mengaku tak pernah belajar khusus tentang cara membuat miniatur bus maupun truk. Model bus dan truk dipelajarinya selama menjadi tukang becak. Hal itu ditunjang dengan keterampilannya yang pernah menjadi tukang kayu untuk rumah.

“Saya hanya melihat bus dan truk yang banyak lewat saat saya masih tukang becak,” ujarnya.

 

Untuk bahan baku, Basunie menggunakan kayu jati, wadang dan bambu. Sementara bahan lainnya berupa lem dan pewarna kayu. Oleh sebab itu, waktu yang dibutuhkannya untuk membuat miniatur cukup lama.

Ambil contoh sebuah miniatur truk dengan panjang 62 cm dan lebar 28,5 cm menghabiskan waktu 3 hari. Sementara miniatur bus dengan panjang 106 cm dan lebar 28,5 cm membutuhkan waktu paling cepat selesai dalam 11 hari.

Agar mirip dengan aslinya, Basunie juga mengecat bus dengan warna dan tulisan nama bus yang banyak dijumpainya di jalan, mulai dari Sugeng Rahayu, Harapan Jaya, Sumber Selamat, Eka, Restu, dan nama bus lainnya.

“Yang membuat lama itu kalau truk bikin detil bagian kemudinya. Kalau bus bikin detil deretan kursi penumpang dan kemudinya,” ungkap Basunie.
Setiap miniatur truk dan bus, lanjut Basunie, dijual dengan harga bervariasi, tergantung ukuran dan tingkat kerumitannya. Khusus miniatur truk, ia mematok harga Rp 150-350 ribu/unit.

“Kalau bus ukuran besar, saya jual Rp 1,4 juta. Karena modalnya hampir Rp 1 juta,” terangnya.

Kenekatan Basunie mengadu nasib dengan menekuni bisnis miniatur bus dan truk, kini berbuah manis. Ia mengaku kerap menerima pesanan dari luar kota. Bermodal ketelitian, bisnis Basunie pun bisa bertahan hingga 10 tahun lamanya.

“Alhamdulillah sekarang sudah mulai dikenal. Pemesannya ada yang dari Pasuruan, Kediri, Malang hingga Bali,” pungkasnya.
(lll/lll)

 

 

Penulis: –
Article courtesy: detik.com
Photo courtesy: detik.com
admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message