SURYA.co.id | JOMBANG – Haul mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-8 di Ponpes Tebuireng Jombang menjadi ajang berbagi cerita menggelitik oleh tiga mantan menteri era Presiden Gus Dur, Kamis (18/12/2017) malam hingga Jumat (29/12/2017) dini hari.
Ketiga mantan menteri era Gus Dur itu Menko Ekuin Rizal Ramli, mantan Menhan Mahfud MD, dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Khofifah Indar Parawansa, yang kini Menteri Sosial
Banyak hal menarik dan lucu disampaikan selama ketiganya membina hubungan dengan cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari tersebut, yang belum banyak diketahui masyarakat.
Mahfud MD misalnya, menceritakan saat ditunjuk sebagai menteri pertahanan oleh Gus Dur.
Mahfud berkisah, ia dipanggil Presiden Gus Dur di sebuah rumah di Jalan Irian Nomor 7, Jakarta Pusat.
Rumah ini memang tempat bertemunya Gus Dur dengan tamu-tamu di luar jam kerja.
Setelah bertemu, Gus Dur mengatakan di kabinetnya dibutuhkan tiga ahli tata negara yang tegas untuk jabatan menteri.
“Saya sudah punya dua. Marsillam Simanjuntak dan Yusril Ihza Mahendra. Satunya lagi saya minta Antum (Anda) di kabinet,” kata Gus Dur.
Mahfud yang saat itu Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) pun bertanya, menteri apa yang ditawarkan. Gus Dur cepat menjawab, “Menteri pertahanan”.
Mahfud pun kaget karena tidak menduga dan percaya. Bahkan merasa salah dengar.
Ia mengira yang dimaksud Gus Dur menteri pertanahan.
Namun, Gus Dur menegaskan jabatan untuk Mahfud menteri pertahanan.
Mahfud pun menyatakan kepada Gus Dur ia tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang militer dan pertahanan sehingga kurang tepat mengisi pos itu.
“‘Antum’ bisa tanya pada Pak Yudhoyono (Susilo Bambang Yudhoyono). Sebab yang penting otoritas dan arah kebijakan, bukan teknis kemiliterannya. Saya jadi presiden juga tidak punya pengalaman kok,” ucap Mahfud menirukan Gus Dur, disambut tawa hadirin.
Rizal Ramli juga menyampaikan pengalaman ketika dia diminta menjadi Kepala Bulog, guna menstabilkan harga beras yang dipasaran terus dipermainkan.
“Pertama saya mencoba menolak karena saya pernah mengritik dan menyaranan Bulog dibubarkan. Tapi Gus Dur ngotot, dan akhirnya saya bersedi. Pada era Gus Dur, harga beras stabil tanpa impor. Kalau impor beras mah, tentu stabil,” ucap Rizal.
Ada lagi yang unik dialami Rizal Raml. Yakni saat dirinya diminta membenahi manajemen Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang dipimpin Habibie, karena terlalu boros dan tidak pernah profit.
“Semula juga karena saya ini Kepala Bulog kok diminta membenahi industri pesawat. Tapi Gus Dur ‘memaksa’ saya membenahi. Akhirnya manajemen saya rombak, sehingga mulai efisien dan profit,” kata Rizal.
Lain lagi pengalaman Khofifah. Khofifah mengaku sebenarnya bukan dirinya yang diminta jadi menteri oleh Gus Dur.
Tapi Khofifah hanya diutus Gus Dur menemui Saparinah Sadli untuk jadi menteri peranan wanita.
“Tapi Bu Saparinah Sadli secara halus menolak dengan alasan usia sudah lanjut. Bu Saparinah Sadli justru mengajukan saya untuk menjadi menteri peranan wanita,” katanya.
Mendengar saran Saparinah Sadli, Gus Dur setuju, dan meminta Khofifah jadi menteri.
Khofifah mengaku juga sempat keberatan karena karena pernah mengusulkan kementerian peranan wanita dibubarkan saja.
“Tapi Gus Dur santai saja menjawab, ya ganti saja nama kementeriannya. Beliau juga bilang saya percaya Bu Saparinah Sadli, karena itu saya juga percaya kepada orang yang ditunjuknya. Jadilah saya menteri, namun nama saya ganti jadi Pemberdayaan Perempuan,” imbuh Khofifah yang kini menjadi Menteri Sosial itu.
Acara Haul Gus Dur ke-8 di Ponpes Tebuireng dihadiri ribuan warga. Mereka tak hanya datang dari Jombang, melainkan juga dari luar daerah.
Dari jajaran tamu penting adalah tiga menteri era Presiden Gus Dur.
Ketiganya mantan Menteri Pertahanan Mahfud MD, mantan Menko Ekuin Rizal Ramli dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempaun Khofifah Indarparawansa (yang sekarang menteri Sosial).
Dari jajaran keluarga Gus Dur, hadir tuan rumah KH Salahudin Wahid (Gus Solah) yang juga adik kandung Gus Dur.
Lalu adik perempuan Gus Dur Lily Khotidjah Wahid, dan putri Gus Dur, Alisa Qotrunada, serta istri Gus Solah Hj Farida Solah.