Njombangan bersama dengan Pemerintah Desa Ngogri sukses mengadakan Lomba Opyak Njombangan pada Sabtu, 18 November 2023 di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh. Opyak adalah tradisi masyarakat desa berupa aktivitas ronda malam dengan tujuan menjaga keamanan. Opyak atau di daerah lain dikenal dengan sebutan patrol, dilakukan dengan membunyikan alat seperti kentongan, instrumen gamelan, alat masak, botol atau alat sederhana lainnya.
Masyarakat desa biasanya mengadakan opyak setiap hari pada dini hari dengan berkeliling desa. Mereka membuat jadwal pembagian berdasarkan urutan RT atau pertimbangan lain. Opyak keliling wilayah desa ini selain dengan membunyikan berbagai peralatan itu juga disertai dengan lagu yang dinyanyikan oleh orang-orang yang melakukan opyak ini.
.“Opyak merupakan tradisi masyarakat desa sebagai bentuk nyata gotong royong dan kebersamaan dalam mewujudkan kondisi bersama yang lebih aman, adem ayem, dan rukun. Lomba yang kami adakan bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas warga dan melestarikan opyak.” Ujar Muchdlir Johar Zauhariy, pendiri Njombangan.
Acara dibuka dengan berbagai sambutan mulai dari Ketua Panitia (Mas Johan), Kepala Desa Ngogri, dan perwakilan Kecamatan Megaluh. Dilanjutkan dengan pemukulan gong oleh Kepala Desa Ngogri diikuti dengan pemukulan kenthongan oleh para dewan juri. Selain itu ada juga penampilan tari remo oleh mas Geta yang merupakan pemuda Ngogri serta penampilan grup gejok lesung Guyub Rukun yang menyanyikan empat lagu yakni Tombo Ati, Taman Jurug, Caping Gunung, dan Lali Janjine.
Peserta dinilai dari empat kriteria yakni keserasian gerakan, kostum kreatif, kualitas suara, dan ekspresi & semangat. Dewan juri terdiri Mas Johar Zauhariy selaku pendiri dan inisiator Njombangan, Guk Rezha dan Yuk Marchella selaku Duta Wisata Jombang, dan Mas Syechjord selaku pendiri Mojoagung Gamelan Heritage. Penilaian dilakukan berdasarkan empat kriteria yakni kreativitas kostum, semangat dan ekspresi, kekompakan gerakan, dan kualitas suara. Tiap kriteria memiliki pembototan masing-masing. Penilaian dilakukan dengan obyektif dan bebas dari adanya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Total ada 14 peserta yang terdaftar namun 3 tim akhirnya mengundurkan diri. 11 tim yang ikut serta adalah Barokah, Subur Makmur, Arjuno, Kejora, Mawar Merah, Besut, Purnama, Dewi Bulan, Panca Maheswari, Salasika, Gerabah. Setelah dilakukannya rangkaian penilaian akhirnya yang menjadi juara 1, 2, 3, dan favorit berturut-turut adalah grup Gerabah, Salasika, Panca Maheswari, dan Dewi Bulan.
“Pemerintah Desa Ngogri mengapresiasi diadakannya lomba opyak ini. Warga terlihat sangat semangat dan antusias mengikuti lomba ini. Semoga bisa menjadi event rutin tahunan.” Kata Agus Lishartitik, Kepala Desa Ngogri.
Penyelenggaraan lomba ini terbukti mendapat antusiasme yang luar biasa dari penduduk desa. Ratusan orang menonton ajang ini dari awal sampai akhir. Diharapkan ajang ini bisa menjadi flagship event tahunan Njombangan dan diselenggarakan lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang.
“Senang sekali menjadi juara 3 di lomba ini. Kami berusaha tampil maksimal dan membuat kostum yang menarik.” Kata Reni perwakilan grup Panca Maheswari. Mereka menggunakan kostum seragam dengan atasan warna hijau, bawahan warna kuning dan merah, serta topi dari daun mangga.
Selain itu ada juga undian doorprize untuk peserta yang ikut lomba. Ada 10 hadiah berupa produk UMKM khas Jombang.
Njombangan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini seperti panitia (Mas Johan, Mas Deni, Mbak Naning, Mbak Ayla, Cak So, dan lainnya), Pemerintah Desa Ngogri, seluruh warga desa baik peserta maupun penonton, serta seluruh pihak yang mendukung kelancaran acara ini, matur suwun.
Sampai jumpa di ajang Lomba Opyak Njombangan tahun depan!