• info@njombangan.com

Spread the love

OMBANG – Komunitas relawan di Jombang terus berkembang. Terbaru, muncul relawan pengawal mobil ambulans bernama Indonesian Escorting Ambulance (IEA). Tak ubahnya jiwa relawan, semangatnya pun kemanusiaan.

Seperti yang terlihat kemarin (5/12) siang, suasana lalu lintas di Jalan KH Wahid Hasyim ramai lancar. Kurang lebih pukul 10.00 WIB, ambulans dengan sirine berbunyi berupaya menerobos antrean kendaraan di traffic light.

Upaya agar ambulan terhindar dari kemacetan juga dilakukan relawan IEA. Terlihat tiga pengendara mengenakan jaket khusus, dominan warna hijau. Masing-masing bergantian mengambil posisi guna membuka jalan ambulans agar terhindar dari hambatan.

”Fokus kami biasanya di titik traffic light, biasanya para pengendara tetap tidak mau mengalah. Meski tahu mobil ambulans lewat, kalau pasiennya kondisinya kritis, kan bisa bahaya kalau rujukannya tidak cepat,” beber Syarifuddin, 22, salah satu relawan IEA Jombang.

Pria asal Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek ini mengatakan, ambulan yang dikawal kemarin membawa pasien rujukan dari RSK Mojowarno ke RSUD Jombang.

Untuk aksi sosial ini, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan pihak RSUD Jombang. ”Semangatnya kepedulian, kebetulan fokus kita mengawal ambulans yang sedang merujuk pasien,” bebernya. Untuk mempermudah koordinasi, pihaknya membuat grup khusus dan mendaftarkan secara resmi ke pihak RSUD Jombang.

”Jadi begitu diperlukan jasa kami, tinggal menyampaikan di grup. Nanti teman-teman akan segera mengambil posisi sesuai rute tujuan rujukan, khususnya di titik-titik rawan macet,” bebernya. Ide awal dibentuknya komunitas ini, menurutnya bermula dari keprihatinan sulitnya ambulan menempuh perjalanan saat membawa pasien.

”Kesadaran masyarakat kita tentang tertib lalu lintas juga masih kurang. Kadang sirine dikeraskan pun, masih ada yang nekat menyerobot. Bahkan ada juga yang tidak mau mengalah memberi jalan,” imbuhnya.

Dengan pengawalan, waktu tempuh ambulans dari RSK Mojowarno sampai ke RSUD Jombang jadi lebih cepat. ”Kalau tanpa pengawalan mungkin bisa setengah jam. Ini tadi dari Mojowarno ke Jombang tidak sampai setengah jam sudah sampai. Pasien juga langsung ditangani tadi,” pungkasnya.

Ia menjelaskan, aksi relawan ini dilakukan tanpa pamrih. ”Sukarela saja, bensin beli sendiri, jaket juga kami buat sendiri. Bahkan kalau ada risiko di jalan, kami juga tanggung sendiri,” imbuhnya. Meski IEA Jombang baru dirintis, anggotanya sudah mencapai belasan orang.

”Namanya juga relawan, jadi semampunya. Jangan sampai terpaksa, tapi sewaktu-waktu kita dibutuhkan, anggota siap,” bebernya. Relawan yang bertugas mengawal ambulance, menurutnya juga tetap harus membawa surat-surat yang lengkap dan alat pengaman berkendara yang memenuhi standar. (*)

(jo/naz/mar/JPR)

 

 

Article courtesy: Radarjombang.jawapos.com

Photo courtesy: Radarjombang.jawapos.com

admin

Njombangan adalah inisiatif untuk melestarikan dan mempromosikan heritage Jombang berupa seni, budaya, bahasa, adat, sejarah, peninggalan bangunan atau bentuk fisik serta lainnya.

Leave your message